03 April 2024
20:45 WIB
Kereta Cepat TransBorneo Brunei-Malaysia-Indonesia Baru Sekadar Wacana
Perusahaan asal Brunei Darussalam, Brunergy Utama, dilaporkan tengah menggodok rencana pembangunan kereta cepat sepanjang 1.620 kilometer yang menghubungkan Sabah, Sarawak, Brunei, dan Indonesia
Penulis: Al Farizi Ahmad
| Ilustrasi. Rangkaian Electric Multiple Unit (EMU) Kereta Cepat Whoosh Bandung-Jakarta tiba di Stasiun Padalaran g, Jawa Barat, Kamis (30/11/2023). ValidNewsID/Darryl Ramadhan |
JAKARTA – Isu soal proyek pembangunan kereta cepat TransBorneo yang menghubungkan tiga negara, Brunei Darussalam, Malaysia dan Indonesia, tampaknya beklum akan terealisasi dalam waktu dekat. Meski sudah mendengar isu tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku belum ada komunikasi apapun untuk membicarakan proyek ini.
"Belum (ada komunikasi), " kata Jokowi di Pangkalan TNI AU Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Rabu (3/4) menjawab pertanyaan wrtawan.
Namun, Jokowi mengaku sudah mengetahui rencana tersebut. "Saya tahu itu sudah ada (rencana dari perusahaan Brunei). Itu perencanaan lama," ucapnya.
Sebagaimana pemberitaan Nikkei Asia, Selasa (2/4), perusahaan asal Brunei Darussalam, Brunergy Utama, dilaporkan tengah menggodok rencana pembangunan kereta cepat dengan Malaysia dan Indonesia. Kereta cepat ini sedianya akan menghubungkan Sabah, Sarawak, Brunei, dan Indonesia tepatnya di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.
Menurut kajian awal, proyek kereta cepat yang dinamakan Trans Borneo ini disebut akan membentang sejauh 1.620 kilometer melewati tiga negara dari barat hingga timur Pulau Kalimantan. Berdasarkan pengumuman Brunergy Utama yang dikutip Nikkei Asia, tahap pertama proyek kereta cepat akan menghubungkan Pontianak, Ibu Kota Kalimantan Barat, Kuching, Kinabalu, hingga distrik Tutong, Brunei.
Sementara itu, tahap kedua Trans Borneo akan melintasi daerah selatan dan timur Kalimantan, termasuk Samarinda dan Balikpapan. Proyek kereta cepat lintas negara ini disebut akan menelan dana sekitar US$70 miliar atau setara Rp1.117 triliun jika terealisasi.
Proyek ini sedainya akan dikerjakan dalam dua tahapan. “Tahap pertama akan menghubungkan kota-kota dari pesisir Barat hingga Pantai Timur, dimulai di Pontianak, Kalimantan Barat, dan berakhir di Kota Kinabalu, Sabah, yang merupakan kawasan fokus ekonomi,” kata Brunergy seperti dikutip dari Malay Mail, Rabu (3/4).
Lalu, untuk tahap kedua, jalur ini akan melintasi wilayah Indonesia, mulai Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dan terhubung dengan Samarinda dan Ibu Kota Nusantara (IKN). Brunergy menyebutkan, jarak rerata antarstasiun sekitar 150 kilometer, untuk kereta dengan kecepatan 300-350 kilometer per jam. Dengan demikian, perkiraan waktu tempuh antar stasiun nantinya sekitar 30 menit.
Kereta api Trans-Borneo akan melewati empat terminal yang berfungsi sebagai hub utama transportasi masal dan 24 stasiun yang tersebar di seluruh pulau Kalimantan. Hanya saja, Menteri Komunikasi dan Transportasi Brunei Shamhary Mustapha sendiri mengaku, pembahasan soal proyek transportasi lintas negara ini belum dilakukan secara resmi di tingkat pemerintah.