c

Selamat

Jumat, 10 Mei 2024

EKONOMI

27 Februari 2024

15:17 WIB

Kenaikan Anggaran Diharap Dorong Replanting Sawit

Pemerintah berencana meningkatkan dana 'replanting' dari Rp30 juta menjadi Rp60 juta per hektare. Hingga kini, replanting hanya mencapai 30% dari target.

Editor: Rikando Somba

Kenaikan Anggaran Diharap Dorong <i>Replanting</i> Sawit
Kenaikan Anggaran Diharap Dorong <i>Replanting</i> Sawit
Ilustrasi pekerja melakukan perawatan tanaman bibit kelapa sawit di lahan pembibitan. Antara Foto/Muhammad Arif Pribadi

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat bersama jajarannya guna membahas sejumlah isu penting terkait kebijakan sawit di Indonesia. Rapat tersebut digelar di Istana Negara, Jakarta pada Selasa (27/2). Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto memaparkan beberapa poin krusial dari rapat tersebut. Salah satunya adalah realisasi program penanaman kembali atau replanting sawit yang hanya mencapai 30% dari target 180 ribu hektare.

Pemerintah, lanjut Airlangga, berencana meningkatkan dana 'replanting' dari Rp30 juta menjadi Rp60 juta per hektare. Kenaikan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan hidup pekebun selama masa tanam baru yang memerlukan waktu hingga empat tahun untuk berbuah. 

"Tadi diminta untuk mengkaji ulang Peraturan Menteri Pertanian karena sawah, kebun rakyat tidak bisa 'replanting' karena diminta dua hal: satu, selain sertifikat, diminta juga rekomendasi dari KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan)," ujar Airlangga saat memberikan keterangan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (27/2). 

Airlangga berharap, dengan dana yang lebih besar pekebun dapat mengatasi kesulitan finansial selama menunggu tanaman baru berproduksi.

"Dari hasil kajian naskah akademik dan juga dari hasil komunikasi dari para pekebun itu untuk 'replanting' mereka baru bisa berbuah di tahun ke-4 sehingga kalau dananya Rp30 juta itu hanya cukup mereka hidup di tahun pertama beli bibit dan hidup di tahun pertama," tuturnya. 


Selain itu, dia juga menyoroti permasalahan ketelanjuran lahan yang masih menjadi hambatan bagi pekebun rakyat. Pemerintah berkomitmen untuk mempercepat penyelesaian masalah ini, yang sudah diatur dalam Undang-Undang Cipta Kerja tapi belum terlaksana dengan baik.

Dalam kesempatan itu, Airlangga menambahkan, bahwa rapat juga membahas rencana dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk memberikan beasiswa bagi keluarga pekebun.

"Ini sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan pekebun rakyat," tutupnya.

Serangan Jamur
Terkait sawit, kini serangan jamur Ganoderma menjadi ancaman bagi tanaman kelapa sawit. Serangan ini sudah terjadi di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) yang dapat merugikan petani kelapa sawit di daerah itu.

Serangan jamur Genoderma menyebabkan tanaman sawit patah secara tiba-tiba, kemudian mati.

"Penyakit ini diduga berasal dari jamur Ganoderma yang menyerang akar dan batang sawit secara tiba-tiba langsung patah," kata Ikhwan Alian, petani dan pemilik kebun sawit di Kecamatan Babahrot, Aceh Barat Daya, Sabtu.

Hampir seluruh kebun sawit di Kecamatan Babahrot dan Kuala Batee, kabupaten itu mengalami serangan penyakit jenis tersebut. Penyakit tersebut tidak bisa dianggap remeh. Laju infeksinya sangat cepat dan bisa menyebar ke tanaman lain sehingga menyebabkan kerugian besar bagi petani sawit.

“Penyakit batang sawit yang tiba-tiba patah, hampir seluruh kebun mengalami hal yang sama. Semoga dinas terkait bisa mencari solusinya,” kata Ikhwan dikutip dari Antara.

Dia menambahkan, tanaman sawit selain  di Kecamatan Babahrot juga banyak yang tumbang dan mati karena penyakit tersebut. “Sudah banyak yang mati, padahal daun pohon sawit itu tidak layu tapi tumbang secara tiba-tiba. Rata-rata dalam areal lahan satu hektare, ada dua sampai tiga pohon yang patah, malah ada yang lebih," ujarnya.

Keluhan serupa juga disampaikan Yusuf, petani kelapa sawit asal Kecamatan Tangan-Tangan, Aceh Barat Daya, yang memiliki kebun di kawasan lahan perkebunan sawit rakyat di Kecamatan Babahrot. Dia berharap Pemkab Aceh Barat Daya melalui dinas terkait segera mengambil langkah-langkah pengendalian secara komprehensif untuk mencegah semakin meluasnya serangan penyakit akibat jamur Ganoderma.

Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh mencatat luas perkebunan sawit di Provinsi Aceh mencapai sekitar 535.000 hektare. Seluas 235.400 hektare atau 44% dari total luas tersebut merupakan perkebunan sawit rakyat.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar