c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

05 Agustus 2025

16:25 WIB

Kementerian UMKM Ungkap Tantangan Utama Pengembangan Kakao

Sulteng memiliki sekitar 300 ribu hektare perkebunan kakao, sekitar 65% tanaman tersebut berusia di atas 25 tahun atau sudah tua, sehingga perlu peremajaan supaya produktivitas lebih meningkat.

Penulis: Al Farizi Ahmad

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Kementerian UMKM Ungkap Tantangan Utama Pengembangan Kakao</p>
<p id="isPasted">Kementerian UMKM Ungkap Tantangan Utama Pengembangan Kakao</p>

Petani memetik buah kakao di Kebun Coklat Desa Ekasari, Jembrana, Bali, Rabu (23/2/2022). Antara Foto/Fikri Yusuf

JAKARTA - Deputi Bidang Usaha Menengah Kementerian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), Bagus Rachman mengungkap salah satu tantangan utama dalam pengembangan kakao saat ini adalah usia tanaman yang sudah tua. Oleh karena itu, kata dia, diperlukan replanting atau peremajaan, intensifikasi, dan ekstensifikasi, yang membutuhkan sinergi antarlembaga.

Untuk itu, Bagus mengatakan Kementerian UMKM bersinergi dengan Bank Indonesia (BI) perwakilan Sulawesi Tengah (Sulteng), Badan Bank Tanah, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, serta Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) dalam membangun ekosistem tersebut.

“Kolaborasi antara Badan Bank Tanah, Bank Indonesia dan Pemerintah Daerah sangat penting untuk membangun kembali kejayaan kakao di Sulawesi Tengah, karena daerah ini merupakan salah satu penghasil kakao terbesar di Indonesia dan kontribusinya juga cukup besar," kata Bagus dilansir Antara pada Selasa (5/8).

Berdasarkan data Bank Indonesia, Sulawesi Tengah merupakan salah satu provinsi penghasil kakao terbesar di Indonesia. Indonesia memproduksi sekitar 641 ribu ton kakao per tahun, dengan 146 ribu ton atau 22,77% berasal dari Sulawesi Tengah. Jika dibandingkan dunia, produksi kakao Sulawesi Tengah berkisar 2,9% dari total produksi dunia.

Adapun nilai perdagangan kakao global saat ini sekitar Rp162,2 triliun, sedangkan nilai pasarnya Rp236 triliun.

Namun, Sulteng memiliki sekitar 300 ribu hektare perkebunan kakao, sekitar 65% tanaman tersebut berusia di atas 25 tahun atau sudah tua, sehingga perlu peremajaan supaya produktivitas lebih meningkat.

Baca Juga: Dukung Industri, Kemenperin Pacu Produksi Kakao

Selanjutnya, Bagus mengatakan pihaknya mendorong penguatan ekosistem kakao di Sulawesi Tengah melalui program Holding UMKM sebagai langkah membangun kemitraan bisnis UMKM berbasis klaster dari hulu hingga hilir.

“Program Holding UMKM ini adalah ekosistem kemitraan bisnis UMKM berbasis klaster. Salah satu sektor yang kami fokuskan adalah sektor pangan, khususnya komoditas kakao,” ujarnya.

Tentunya, Bagus menyampaikan Kementerian UMKM berharap Sulawesi Tengah dapat menjadi model pengembangan ekosistem komoditas unggulan berbasis UMKM yang berkelanjutan, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam industri kakao global.

Di samping itu, Bagus menyampaikan pentingnya mengembalikan lahan-lahan potensial kepada masyarakat agar dapat dimanfaatkan secara produktif dengan dukungan kelembagaan yang diperkuat. Karena itu, lanjut dia, Kementerian UMKM akan hadir dengan berbagai intervensi termasuk penguatan koperasi dan kelompok tani (poktan) agar lembaga di sektor kakao semakin kuat.

"Intinya, bagaimana lahan itu kembali ke masyarakat, dan dimanfaatkan secara produktif. Kalau kita ingin kemandirian, budidaya kakao harus kita lakukan sendiri, dan itu membutuhkan lahan," imbuhnya.

Baca Juga: Pasokan Kakao Untuk Industri Terus Turun, Kemenperin Didik Dokter Kakao

Sebelumnya diberitakan, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan RI, Zulkifli Hasan mengatakan pemerintah berencana membangun perkebunan rakyat guna mendorong produksi kakao pata petani.

Zulkifli Hasan mengatakan, keinginan membangun perkebunan rakyat muncul karena nilainya sangat tinggi di saat harga kakao saat ini juga sangat bagus. Menurut dia, hal pertama yang harus dilakukan dalam waktu dekat ini adalah replanting karena pohon kakao rata-rata sudah mulai tua, dan kurang produktif.

“Kita harus melakukan replanting yang artinya melakukan peremajaan. Jadi, nanti kami akan siapkan bibitnya dan akan dibagikan kepada petani-petani di Indonesia, dan tentu melakukan riset, cocoknya di daerah yang mana," jelas Zulkifli.

Ia menyampaikan, pemerintah juga mempersiapkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk UMKM dan para petani yang ingin mengembangkan usahanya. Hal ini sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar