c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

15 Agustus 2024

19:15 WIB

Kementerian Investasi: Butuh US$25,2 M Untuk Pengembangan Hidrogen Hijau 2031-2060

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengatakan diperlukan investasi sebanyak US$25,2 miliar untuk pengembangan hidrogen hijau untuk tahun 2031-2060.

<p>Kementerian Investasi: Butuh US$25,2 M Untuk Pengembangan Hidrogen Hijau 2031-2060</p>
<p>Kementerian Investasi: Butuh US$25,2 M Untuk Pengembangan Hidrogen Hijau 2031-2060</p>

Ilustrasi penggunaan amonia dan hidrogen pada PLTU. Dok. Shutterstock

JAKARTA - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengatakan diperlukan investasi sebanyak US$25,2 miliar untuk pengembangan hidrogen yang berasal dari energi terbarukan (green hydrogen) pada periode 2031-2060.

"Kita memiliki target 2030 itu 43% pengurangan karbon, sehingga target ini juga memerlukan investasi dari sektor swasta minimal US$25,2 miliar, dan ini yang kita kejar," kata Direktur Deregulasi Penanaman Modal BKPM Dendy Apriandi di Jakarta, Kamis (15/8) seperti dilansir Antara.

Dirinya mengatakan, salah satu perusahaan yang telah berinvestasi dalam pengembangan hidrogen hijau adalah Pertamina yang menginvestasikan US$11 miliar sebagai bagian dari target pemajuan energi hijau.

Baca Juga: Gunakan Hidrogen Dan Amonia, PLTU Jawa 9&10 Layak Ditiru PLTU Lain

Selain itu, ia mengatakan perusahaan asing seperti The Global Green Growth Institute (GGGI) juga telah bekerja sama dengan Samsung dan Hyundai dalam sebuah proyek seharga US$1,2 miliar di Blok Sarulla, Sumatera Utara guna memproduksi hidrogen hijau.

Dirinya mengatakan potensi bisnis dari pengembangan hidrogen hijau lebih besar dibandingkan hidrogen konvensional yang berasal dari gas alam (grey hydrogen), namun saat ini biaya produksi untuk hidrogen hijau masih cukup tinggi.

Meski demikian dirinya berargumen, harga produksi yang pada 2023 sebesar US$6,4 per kilogram tersebut, diperkirakan bisa terus dipangkas.

"Ini ada kemungkinan biaya produksi itu bisa dipangkas di bawah US$2," katanya.

Baca Juga: Jawa 9&10 Akan Jadi Pembangkit Listrik Hybrid Pertama Di RI 

Sebelumnya Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan pengembangan hidrogen bisa menjadi upaya untuk mencegah krisis energi di sektor industri, sekaligus membantu terwujudnya penurunan emisi karbon dioksida (CO2) sesuai Enhanced-Nationally Determined Contribution (E-NDC) sebanyak 912 juta ton pada tahun 2030.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi Dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Reni Yanita dalam forum diskusi di Jakarta, Kamis mengatakan, hidrogen merupakan alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan dan media penyimpan energi yang ideal, hal itu karena unsur hidrogen menjadi penghubung rantai energi yang berkelanjutan dan bebas emisi dari awal hingga akhir.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar