c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

06 Januari 2025

14:24 WIB

Kementan Pastikan Investasi Peternakan Sapi Libatkan Peternak Lokal

Kementan menegaskan investasi sektor peternakan sapi yang sedang berjalan saat ini akan melibatkan peternak sapi lokal. Hal ini sejalan upaya pemerintah meningkatkan kesejahteraan peternak Indonesia.

Editor: Khairul Kahfi

<p id="isPasted">Kementan Pastikan Investasi Peternakan Sapi Libatkan Peternak Lokal</p>
<p id="isPasted">Kementan Pastikan Investasi Peternakan Sapi Libatkan Peternak Lokal</p>

Suasana Pasar Hewan Jonggol, Bogor, Jawa Barat, Kamis (13/6/2024). Antara Foto/Yulius Satria Wijaya

BANYUWANGI - Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menegaskan, investasi sektor peternakan sapi yang sedang berjalan saat ini akan melibatkan peternak sapi lokal. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan peternak Indonesia, serta memastikan keberlanjutan dan ketahanan pasokan daging dalam negeri.

“Investasi besar yang dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan daging dalam negeri akan mengedepankan kemajuan peternak Indonesia. Kami akan mendukung mulai dari perizinan hingga penyerapan produk peternakan, baik untuk perusahaan besar, kecil, hingga koperasi,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jakarta, Senin (6/1).

Wamentan Sudaryono menambahkan, pemerintah telah memperkenalkan peraturan yang memudahkan investasi di sektor peternakan, termasuk untuk pengusaha lokal dan asing. 

Salah satu langkah penting untuk berinvestasi sektor peternakan adalah mendatangkan sapi dari luar negeri terutama dari Brasil, yang memiliki populasi sapi besar dan cocok dengan kondisi tropis Indonesia.

“Peraturan Pemerintah (PP) sudah memungkinkan untuk mendatangkan sapi dari Brasil, karena negara ini memiliki populasi sapi yang sangat besar, sekitar 200 ribu ekor. Sapi di Brasil juga memiliki sifat tropis yang lebih cocok dengan iklim Indonesia,” jelasnya.

Baca Juga: Temui Presiden, Mentan Laporkan Kesiapan Investor Vietnam Impor Sapi Perah

Selain itu, impor sapi hidup dari Brasil memiliki keunggulan tersendiri, yakni kepastian bahwa sapi yang diimpor bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), karena Brasil sudah menjadi zona bebas PMK.

“Brasil adalah negara yang siap mengekspor sapi (hidup) sehat, tanpa kekhawatiran terhadap penyebaran PMK,” tambahnya.

Pemerintah pun mengonfirmasi tidak memberikan kuota tertentu bagi investor yang hendak mendatangkan sapi hidup ke tanah air. Karena itu, semakin banyak keberadaan sapi hidup di dalam negeri akan menguntungkan buat Indonesia sendiri.

"Enggak ada (kuota), mau datangin 100 ribu (ekor) silahkan, karena makin banyak sapi hidup itu makin baik. Saya juga ingin menekankan kepada teman-teman semua, jangan sampai misleading seolah-olah pemerintah mengimpor  sapi, enggak ada," tegasnya.

Dia pun menjelaskan, pemerintah tidak melakukan importasi sapi, melainkan memberikan izin kepada investor peternakan untuk mendatangkan sapi hidup. Sekali lagi, upaya ini pun tidak dimaksudkan untuk menjegal perkembangan peternakan lokal.

Sudaryono mencontohkan, sementara ini perusahaan yang berinvetasi dengan mendatangkan sapi hidup di dalam negeri, juga ikut menitipkan sapi kepada peternak lokal. Dengan begitu, mendongkrak populasi sapi di peternak lokal, menambah pendapatan dan kesejahteraan peternak di desa, hingga penciptaan lapangan kerja.

Baca Juga: Pemerintah Bereskan Izin Investasi Sapi Dan Susu Untuk Makan Bergizi Gratis

Wamentan juga menekankan, langkah-langkah ini merupakan bagian dari kesiapan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan daging dalam negeri, termasuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang akan dimulai pada bulan ini.

Program MBG disinyalir membutuhkan bahan baku pangan dalam skala besar, yang salah satunya akan dipenuhi melalui peningkatan produksi peternakan sapi.

Dengan adanya kolaborasi antara pemerintah, peternak lokal, dan investasi swasta, Wamentan Sudaryono berharap sektor peternakan sapi Indonesia dapat berkembang pesat dan meningkatkan kesejahteraan peternak, sambil memastikan ketahanan pangan yang lebih baik bagi masyarakat.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar