c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

01 Agustus 2022

13:34 WIB

Kementan-ID Food Revitalisasi Pabrik Gula Demi Swasembada Gula

Kementerian Pertanian bersinergi dengan BUMN Holding pangan ID Food merevitalisasi pabrik gula PT PG Rajawali II untuk mewujudkan swasembada gula.

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Fin Harini

Kementan-ID Food Revitalisasi Pabrik Gula Demi Swasembada Gula
Kementan-ID Food Revitalisasi Pabrik Gula Demi Swasembada Gula
Ilustrasi proses produksi gula. Antarafoto/Dok

JAKARTA – Kementerian Pertanian bersinergi dengan BUMN Holding pangan melalui peningkatan kinerja on farm dan off farm untuk swasembada gula. Salah satunya, dengan merevitalisasi pabrik gula yang dikelola anak usaha ID FOOD, PT PG Rajawali II.

Pemerintah meyakini, sinergi tersebut merupakan langkah untuk mewujudkan swasembada gula, melalui kontribusi peningkatan produksi gula ID FOOD Group. Mentan Syahrul Yasin Limpo dalam kunjungan ke PT PG Rajawali mengatakan, petani tebu adalah pelaku utama swasembada gula. 

Oleh karenanya, program yang dijalankan Kementan dalam pencapaian swasembada gula berfokus pada peningkatan kapasitas petani, guna meningkatkan produktivitas tebu dan rendemennya. 

“Langkah untuk prioritas swasembada gula, salah satunya melalui revitalisasi pabrik gula dan peningkatan kemitraan petani. Pabrik gula dapat berperan dalam menentukan dan mengkoordinir kapan petani harus memupuk, bibit yang dipakai, menanam, tebang, muat, angkut,” jelas Mentan dalam keterangannya, Jakarta, Senin (1/8).

Ia melanjutkan, saat ini Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan sedang menggenjot pengembangan benih-benih unggul untuk komoditas prioritas swasembada, seperti tanaman tebu. 

Selain itu, dalam rangka peningkatan produktivitas tebu, Kementan melalui Ditjen Perkebunan melaksanakan sejumlah strategi. Di antaranya pemantapan areal, rehabilitasi tanaman, penyediaan agro input berupa pupuk dan benih unggul, penyediaan sarana dan prasarana. 

Kemudian, peningkatan produktivitas lahan melalui penerapan standar teknis budidaya dan manajemen Tebang Muat dan Angkut (TMA), antisipasi perubahan iklim, serta penetapan harga. 

Sementara itu, Dirut Holding Pangan ID FOOD Frans Marganda Tambunan menambahkan, untuk menggenjot kontribusi terhadap produksi gula nasional, ID FOOD siap bersinergi dengan Kementan untuk melakukan revitalisasi pabrik gula. 

“Strategi ID FOOD dalam mendukung swasembada gula adalah dengan peningkatan kinerja off farm, melalui revitalisasi pabrik gula secara selektif, agar overall recovery minimal 86%,” terang Frans. 

Selain itu, Frans melanjutkan selain mengoptimalkan enam pabrik gula, ia juga akan mengoperasikan kembali pabrik gula Subang dengan perluasan lahan sekitar 5.000 ha. 

“Di on-farm, juga akan dilakukan peningkatan kinerja salah satunya dengan pemberdayaan petani dan kemitraan petani,” sebut Frans.

Jaminan Kesejahteraan Petani 
Menurutnya, sebagaimana disampaikan Mentan Syahrul untuk peningkatan kemitraan dan kesejahteraan petani, pihaknya telah melakukan upaya- upaya untuk kesejahteraan petani tebu. Seperti mengikutsertakan mitra petani tebu rakyat dalam program Makmur agar mendapatkan jaminan ketersediaan pupuk dan jaminan harga. 

Lalu, membantu petani tebu saat pembukaan lahan dengan membantu pengolahan lahan dengan harga terjangkau atau di bawah harga pasar, hingga petani diberikan fasilitas bantuan peralatan tebang dan angkut seperti traktor tarik, traktor gendong, trailer tebu. 

Selain itu, untuk kesejahteraan petani, Frans juga menyatakan, pada aspek pendanaan untuk petani pihaknya akan membantu petani tebu ke lembaga pembiayaan untuk pendanaan KUR, serta melakukan off take gula petani tebu dengan harga minimal Rp.11.500/kg. 

Dari aspek teknologi, pihaknya juga tengah mempersiapkan implementasi penerapan teknologi pertanian berupa IT dan mekanisasi dalam budidaya pertanian.

"Langkah ID FOOD dalam dukungan swasembada gula juga dilakukan sinergi BUMN melalui perluasan luas areal, serta melakukan kerjasama kemitraan dan Agroforestry Tebu Mandiri (ATM) dengan Perhutani," pungkasnya.

Informasi tambahan, pemerintah memperkirakan, kebutuhan gula nasional mencapai 7,3 juta ton; terdiri atas gula konsumsi sebanyak 3,2 juta ton dan gula industri sebesar 4,1 juta ton. Sementara itu, pemerintah juga mengakui produksi gula nasional masih sangat rendah. 

Untuk diketahui, produksi gula nasional di 2021 mencapai 2,35 juta ton atau naik 10,3% dibandingkan produksi tahun sebelumnya yang sebesar 2,13 juta ton. 

Pemerintah mengungkapkan, produksi tersebut berasal dari produksi giling tebu dalam negeri oleh pabrik gula dan dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan gula konsumsi sebesar 3,2 juta ton. Sehingga masih dibutuhkan tambahan produksi untuk swasembada sebesar 850 ribu ton Gula Kristal Putih (GKP).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar