c

Selamat

Jumat, 7 November 2025

EKONOMI

06 Januari 2025

08:13 WIB

Kementan Dorong Petani Milenial Ikut Capai Target Impor Pangan

Pemerintah menargetkan tahun ini tak lagi impor empat komoditas pangan. Petani milenial didorong untuk meningkatkan produksi dan mencapai target tersebut.

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Kementan Dorong Petani Milenial Ikut Capai Target Impor Pangan</p>
<p id="isPasted">Kementan Dorong Petani Milenial Ikut Capai Target Impor Pangan</p>

Ilustrasi petani milenial. Shutterstock/Heru Anggara

BANYUWANGI - Kementerian Pertanian (Kementan) memasang target tak mengimpor empat komoditas pangan pada 2025, yakni beras, jagung, garam konsumsi dan gula konsumsi. Pemerintah mendorong keterlibatan petani milenial untuk meningkatkan produksi pangan dan mencapai target.

"Banyuwangi merupakan daerah agraris dengan hasil pertanian yang besar. Banyuwangi juga dikenal memiliki inovasi di sektor pertanian, apalagi kini pelakunya banyak anak muda," kata Wakil Menteri Pertanian Sudaryono saat kunjungan kerja ke Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (5/1), dikutip dari Antara.

Wamentan Sudaryono mengapresiasi akselerasi program pertanian yang dilakukan Pemkab Banyuwangi, sehingga mendorong munculnya banyak anak muda yang tertarik berkecimpung di dunia pertanian.

Dia juga menyatakan siap mendukung program-program pertanian yang ada di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.

Baca Juga: Pemerintah Naikkan Lagi HPP Gabah dan HAP Jagung, Segini Besarannya

Sudaryono mengaku senang banyak anak-anak muda Banyuwangi yang terjun ke dunia pertanian. Itu terlihat dengan banyaknya anak muda Banyuwangi yang masuk dalam program Youth Entrepreneur and Employment Support Services (YESS) Kementerian Pertanian.

Tercatat sekitar 9.000 anak muda di Banyuwangi yang terlibat dari total 200 ribu anak muda telah tergabung dalam program tersebut.

Dalam kunjungan kerjanya, Wamentan Sudaryono mengunjungi langsung produksi dan pengemasan beras organik Banyuwangi, Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) di Desa Kemiri, Kecamatan Singojuruh.

Selain melihat langsung produksi beras organik, Sudaryono juga bertemu dengan para petani muda Banyuwangi dan menyemangati para petani muda untuk terus memajukan dunia pertanian.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyampaikan terima kasih kepada Wakil Menteri Pertanian Sudaryono karena telah mendukung dan menyemangati para petani muda di Banyuwangi.

"Banyuwangi sudah memulai itu dengan program Jagoan Tani, yang merupakan program inkubasi bagi para petani muda. Kami berharap ke depan akan ada lebih banyak pilihan bagi anak muda untuk mengembangkan dunia pertanian," ujarnya.

Bupati Ipuk menyampaikan bahwa Banyuwangi terus mendorong petani menerapkan sistem pertanian terintegrasi dengan budi daya secara organik.

"Sudah terbukti bahwa produk organik saat ini sangat diminati. Dari segi ekonomi, juga lebih menguntungkan. Oleh karena itu, kami terus mendorong para petani untuk menerapkan sistem pertanian terintegrasi," katanya.

Petani Milenial
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor 4 Tahun 2019 tentang Pedoman Gerakan Pembangunan Sumber Daya Manusia Pertanian Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045, Petani Milenial adalah petani berusia 19 tahun sampai 39 tahun, dan/atau petani yang adaptif terhadap teknologi digital.

Teknologi digital ini mencakup penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) modern, penggunaan internet/telepon pintar/teknologi informasi, penggunaan drone, dan/atau penggunaan kecerdasan buatan.

Baca Juga: Mencari Solusi Atas Krisis Petani Muda

Sensus Pertanian 2023 yang diadakan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah petani milenial yang berumur 19-39 tahun mencapai 6.183.009 orang, atau sekutar 21,93% dari petani di Indonesia yang mencapai 28.192.693 orang.

Lebih rinci, petani milenial yang menggunakan teknologi digital sebanyak 2.603.609 orang, sedangkan yang tidak menggunakan teknologi digital mencapai 3.579.400 orang.

Provinsi dengan petani milenial umur 19–39 tahun terbanyak di Indonesia adalah Provinsi Jawa Timur sebanyak 971.102 orang atau sekitar 15,71% dari keseluruhan petani milenial umur 19–39 tahun di Indonesia.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar