c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

25 Juni 2025

19:15 WIB

Kemenperin Klaim Faktor Eksternal Dominan Lemahkan Daya Saing Indonesia

Kemenperin menyebut faktor eksternal lebih banyak memengaruhi penurunan daya saing usaha di Indonesia saat ini. Sementara untuk faktor internal diklaim masih menunjukkan kinerja positif.

Penulis: Erlinda Puspita

Editor: Khairul Kahfi

<p>Kemenperin Klaim Faktor Eksternal Dominan Lemahkan Daya Saing Indonesia</p>
<p>Kemenperin Klaim Faktor Eksternal Dominan Lemahkan Daya Saing Indonesia</p>
Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Febri Hendri Antoni Arief saat ditemui di Kantor Kemenperin, Rabu (25/6). Validnews/Erlinda PW

JAKARTA - Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arief menyatakan, menurunnya daya saing Indonesia saat ini lebih didorong oleh faktor eksternal dibanding internal. Faktor eksternal tersebut, terkait perang tarif dagang yang membuat Indonesia menjadi target pasar alternatif bagi negara-negara yang terdampak tarif dagang tinggi oleh AS.

"Ya perang tarif itu membuat negara yang oversupply (produk) mencari pasar alternatif dan pasar alternatif itu ada di Indonesia. Artinya, daya saing turun itu karena faktor eksternal," kata Febri saat ditemui di Kantor Kemenperin, Jakarta, Rabu (25/6).

Baca Juga: IMD Sebut Daya Saing RI Anjlok 13 Peringkat Imbas Perang Tarif

Pada akhirnya, banjirnya berbagai produk impor murah mengerek turun daya saing di Indonesia menjadi lemah. Serangan produk impor murah ini bukan hanya berdampak pada industri tekstil, tetapi juga berdampak pada industri alas kaki, elektronik, baja, keramik, dan banyak lainnya.

Sementara untuk faktor internal atau dalam negeri, Febri menegaskan, kondisi ekonomi Indonesia masih cukup baik.

"Kalau faktor internal, kami lihat sih tidak (jelek). Kita masih cukup bagus ya, efisiensi industri kita masih cukup bagus, bahan baku juga sebagian besar masih bagus, meskipun ada beberapa yang kesulitan," jelas dia.

Pernyataan Febri tersebut menanggapi laporan Institut Internasional untuk Pengembangan Manajemen (IMD) yang menyebut bahwa daya saing Indonesia 'terpaksa' turun 13 peringkat ke posisi ke-40 secara global dalam riset World Competitiveness Ranking (WCR) 2025 imbas perang tarif.

Sebelumnya, Indonesia berhasil memperbaiki posisi daya saingnya dari peringkat ke-44 pada 2022 menjadi peringkat ke-34 di 2023, dan naik lagi ke posisi ke-27 pada 2024. Namun, dalam laporan terbaru, daya saing Indonesia malah tercatat melorot lagi ke posisi ke-40.

Baca Juga: Ini Jurus Kemenperin Kerek Daya Saing Kawasan Industri

Perlu diketahui, riset WCR 2025 ini mengukur tingkat daya saing 9 negara di dunia dengan menggunakan data keras dan hasil survei. 

World Competitive Center (WCC) yang melakukan riset WCR memperhitungkan 262 informasi berupa 170 data eksternal dan 92 respon survei terhadap 6.162 responden eksekutif di tiap negara.

Berdasarkan survei, 66,1% eksekutif Indonesia menganggap kurangnya peluang ekonomi menjadi pendorong polarisasi. Artinya, masalah ekonomi mendasar seperti infrastruktur yang tidak memadai, kelembagaan yang lemah, dan keterbatasan talenta SDM mesti mendapat porsi perhatian yang besar.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar