04 Maret 2024
14:05 WIB
Penulis: Aurora K MÂ Simanjuntak
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong kinerja industri kecil menengah (IKM) kerajinan, terutama untuk mengekspor produknya, lantaran Indonesia memegang market share hingga 2% dari pangsa pasar produk kerajinan global.
Sebagai upaya mendukung IKM, Dirjen Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Reni Yanita menyampaikan pihaknya memberikan fasilitasi kepada 12 IKM binaan untuk berpartisipasi dalam pameran Inacraft 2024.
"Market share ekspor kerajinan Indonesia masih sangat mungkin untuk tumbuh, dengan potensi pasar dalam dan luar negeri yang cukup besar, serta didukung dengan kebijakan pengembangan sektor industri," ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (3/3).
Reni mengatakan Kemenperin konsisten mempermudah dan memperluas akses pasar bagi pelaku industri kecil dan menengah (IKM). Misalnya, memfasilitasi pelaku IKM kerajinan dan wastra bisa turut berpartisipasi dalam pameran bertaraf internasional.
Menurutnya, produk kerajinan tangan asli Indonesia memiliki daya saing tinggi di kancah global karena kemampuan dan keterampilan para perajinnya, serta didukung dengan sentuhan budaya nasional yang beragam.
Hal itu membuat produk kerajinan RU memiliki nilai tambah, bernilai jual tinggi, dan estetika.
"Kami memfasilitasi 12 IKM binaan ikut berpartisipasi pada Inacraft 2024 setelah lolos proses kurasi selama sebulan," ungkap Reni.
Dia menyebutkan 12 IKM yang mendapat fasilitasi di Inacraft 2024, yaitu Intan Songket, Loyang Loyang Batik Lasem (Pusaka Beruang), Ungga Creative, CV. Lion Keramik Industri, Sackai. Kemudian, Ayumu Gendout’s, PT Khyang Pari Agung, Bili Droe, PT. Mahagony Citra Selaras, UD Passteel Bali, Oniecraft, dan CV. Kirana Cipta Lestari.
Reni menjelaskan guna mendongkrak pangsa pasar industri kerajinan di tanah air, Kemenperin rutin memfasilitasi IKM binaan dalam Pameran Inacraft. Tahun ini, ajang diikuti sebanyak 1.500 pelaku UMKM atau IKM dari berbagai daerah.
"Pameran Inacraft berhasil menjadi ajang tampilnya produk-produk kerajinan unggulan Indonesia, baik
dari segi desain, inovasi, berciri khas, dan memiliki kearifan lokal daerah, serta berorientasi pasar global," tuturnya.
Dirjen IKMA mengatakan pameran kerajinan terbesar di Asia Tenggara ini menjadi wadah bagi perajin Indonesia untuk bertukar informasi, inovasi. Juga, mempromosikan produknya dan meraih peluang untuk meraup transaksi penjualan yang cukup besar.
"Kami harap melalui pameran ini para perajin dapat berkolaborasi sehingga mendorong munculnya produk-produk kerajinan unggulan Indonesia, baik dari segi desain, inovasi, berciri khas, dan memiliki kearifan lokal daerah di Indonesia serta berorientasi pasar," ucap Reni.
Kemenperin mencatat industri kerajinan berkontribusi terhadap kinerja ekspor nasional. Berdasarkan data TradeMap.org, total nilai ekspor kerajinan Indonesia ke dunia mencapai US$802,5 juta pada 2023 atau sekitar Rp12,6 triliun.