c

Selamat

Kamis, 13 November 2025

EKONOMI

01 September 2022

10:42 WIB

Kemenperin Dukung Percepatan Hilirisasi Rumput Laut Di Maluku

Mutu rumput laut dipengaruhi tiga hal penting, yaitu teknik budidaya, umur panen, dan proses pengeringan.

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Fin Harini

Kemenperin Dukung Percepatan Hilirisasi Rumput Laut Di Maluku
Kemenperin Dukung Percepatan Hilirisasi Rumput Laut Di Maluku
Ilustrasi. Petani rumput laut mengangkat hasil panennya di Desa Sani Sani, Kolaka, Sulawesi Tenggara, Senin (22/8/2022). ANTARA FOTO/Jojon

JAKARTA – Kemenperin bertekad menjalankan hilirisasi komoditas potensial dari Indonesia, yakni rumput laut yang jadi kekayaan alam dan berlimpah di wilayah pesisir. Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Doddy Rahadi mengungkapkan, upaya ini dilakukan untuk memenuhi pasar ekspor rumput laut yang cukup tinggi.

“Budidaya rumput laut sudah menjadi pekerjaan utama bagi sebagian besar masyarakat pesisir, khususnya di Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku,” katanya dalam keterangan tertulis, Jakarta, Rabu (31/8).

Ia menyampaikan, total potensi lahan budidaya rumput laut di Provinsi Maluku mencapai 19.509,29 hektare. Namun, lahan yang baru dimanfaatkan di wilayah Seram Bagian Barat baru sekitar 929,9 hektare, kemudian Kabupaten Seram Bagian Timur (140 hektare), dan Kabupaten Kepulauan Aru (1.587 hektare).

Guna mengoptimalkan lahan tersebut, BSKJI Kemenperin melaksanakan program DAPATI 2022 untuk wilayah Maluku melalui pengembangan industri lokal pada komoditas rumput laut. 

“Di antaranya mereka tergabung dalam kelompok budidaya rumput laut Rurehe yang berada di Kabupaten Seram Bagian Barat, dengan kemampuan memproduksi rumput laut sebesar 8-9 ton/tahun,” tuturnya.

Menurutnya, komoditas rumput laut memiliki potensi pasar ekspor ke beberapa negara, antara lain Jepang, China, Taiwan, Australia, Amerika Serikat, dan Inggris. Ia menekankan, mutu rumput laut merupakan salah satu indikator yang sangat penting bagi produk hasil pertanian untuk pasar ekspor.

Adapun mutu rumput laut dipengaruhi tiga hal penting, yaitu teknik budidaya, umur panen, dan proses pengeringan. 

“Pengeringan sangat perlu mendapat perhatian, karena meskipun hasil panennya baik, akan tetapi bila penanganan pascapanennya kurang baik, maka akan mengurangi mutu rumput laut,” imbuhnya.

Doddy menyatakan, program DAPATI yang dikembangkan Kemenperin adalah pemberian jasa konsultasi industri untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh kelompok budidaya rumput laut Rurehe. Program ini bertujuan meningkatkan efisiensi, produktivitas, nilai tambah, daya saing dan kemandirian industri dalam negeri. 

Pengeringan Rumput Laut
Kepala Balai Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Ambon (BSPJI Ambon) Ransi Pasae menyampaikan, pihaknya melakukan program pendampingan dan bantuan teknologi kepada kelompok budidaya rumput laut Rurehe. 

Tujuannya untuk meningkatkan kualitas dalam upaya pengeringan rumput laut.

Sebelum mendapatkan pendampingan, kelompok tani di Desa Nuruwe, Kabupaten Seram Bagian Barat melakukan proses pengeringan secara manual dan menghasilkan kualitas yang kurang baik seperti kadar air masih tinggi di atas 35%. 

Proses pengeringan tradisional itu, sangat bergantung pada intensitas sinar matahari, sehingga memerlukan waktu pengeringan 6-7 hari. ”Sehingga produk dapat rusak karena terjadinya fermentasi yang menyebabkan tumbuhnya jamur pada produk rumput laut,” ungkap Ransi.

Untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas industri setempat, BSPJI Ambon melakukan pendampingan penerapan optimalisasi teknologi pengeringan rumput laut, dengan membangun rumah pengering dengan atap berbahan akrilik dan dinding menggunakan plastik ultra violet (UV).

Dengan inovasi alat pengering tenaga surya ini, proses pengeringan dapat dilakukan lebih cepat sekitar 2-3 hari pada suhu normal dan pada saat hujan rumput laut tetap terlindung. Kelebihan lain dari inovasi ini adalah produk rumput laut akan terlindungi dari debu dan serangga, sehingga terjaga higienitas dan keamanan hasilnya.

Menurutnya, hasil dari pemanfaatan optimalisasi teknologi pada Kelompok Budidaya Rumput Laut Rurehe dapat meningkatkan kualitas rumput laut kering yang diproduksi. 

“Sehingga kualitas rumput laut yang dihasilkan dapat memenuhi indikator SNI dan akhirnya dapat meningkatkan daya saing rumput laut Rurehe,” tandasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar