31 Oktober 2025
10:09 WIB
Kemenperin Buka Suara Soal PHK Karyawan Pabrik Sepatu Nike Di Tangerang
Terjadinya PHK di kawasan produksi khususnya di wilayah barat Jawa, termasuk pabrik sepatu Nike di Tangerang, bukan berarti perusahaan menghentikan produksinya
Penulis: Ahmad Farhan Faris
Editor: Fin Harini
Seorang pekerja membuat sepatu di salah satu pabrik sepatu Nike di Bitung, Banten, Kamis. AntaraFoto /Jefri Aries
JAKARTA - Direktur Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki Kementerian Perindustrian, Rizky Aditya Wijaya buka suara soal informasi pemutusan hubungan kerja (PHK) di PT. Victory Chingluh Indonesia yang berlokasi di Pasar Kemis, Tangerang, Banten. Menurut dia, pabrik sepatu tersebut memindahkan operasi ke Cirebon, Jawa Barat.
“Untuk konteks yang di Tangerang, itu infonya mereka pindah ke Cirebon. Baru dari asosiasi (informasinya), dari perusahaannya belum. Nanti coba kita kawal,” kata Rizky di Kantor Kementerian Perindustrian pada Kamis (30/10).
Rizky mengungkap alasan pemindahan perusahaan sepatu PT. Victory Chingluh Indonesia dari Tangerang ke Cirebon, di antaranya terkait upah yang lebih rendah. Ia menegaskan terjadinya PHK di kawasan produksi khususnya di wilayah barat Jawa, bukan berarti mereka menghentikan produksinya. Umumnya, perusahaan-perusahaan tersebut pindah daerah ke area tengah Jawa saja.
Baca Juga: Apindo: 33 Pabrik Relokasi dari Jabar ke Jateng dan Timbulkan PHK
“Mereka pindah ke daerah tengah yang upahnya jauh lebih murah. Ini kan alas kaki itu padat karya, komponen biaya yang terbesar itu tenaga kerja. Jadi bukan berarti mereka PHK terus mereka stop produksi, enggak,” ujarnya.
Kata dia, kondisi industri alas kaki atau sepatu di Indonesia saat ini masih sangat baik, dengan pertumbuhan sekitar 8%. Kondisi ini didukung kualitas produksi alas kaki yang bagus dan memiliki daya saing. Bahkan, Indonesia masih menjadi basis produksi alas kaki bermerek.
“Jadi artinya untuk alas kaki saat ini masih bagus, kita masih jadi basis produksi merk-merk terkenal. Kita masih oke. Persaingan oke. Memang pasar agak-agak turun naik,” tegas dia.
Baca Juga: Kemnaker Ungkap Sektor Manufaktur Masih Jadi Penyumbang Terbesar PHK
Sekali lagi ia menegaskan, fenomena PHK bukan lantaran perusahaan industri alas kaki ke luar dari Indonesia. Akan tetapi perusahaan memindahkan lokasi produksi ke Kawasan yang upahnya lebih rendah.
“Fenomena PHK yang terjadi di Banten ataupun Jawa Barat, itu terjadi karena adanya shifting lokasi ke tempat-tempat yang upahnya lebih rendah. Saya enggak dapat informasi itu (layoff untuk keluar). Biasanya mereka pindah ke arah tengah,” imbuhnya.