13 Juni 2024
20:41 WIB
Kemenparekraf: Bali Sumbang 80% Kunjungan Wisman Di Indonesia
Bali masih menjadi magnet utama wisatawan yang datang ke Indonesia. Wisatawan asing memiliki animo yang tinggi berwisata di Pulau Dewata karena alam, budaya dan tersedia ragam atraksi pariwisata
Wisatawan mancanegara (wisman) duduk di tepi Pantai Double Six di kawasan Seminyak, Badung, Bali, Ra bu (5/6/2024). Sumber: AntaraFoto/Fikri Yusuf
NUSA DUA, BALI - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyebutkan, Provinsi Bali berkontribusi sekitar 80% pada kunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia. Proyeksi ini didasari dihitung dari target tahun 2024 ini yang mencapai 17 juta orang.
“Bali masih menjadi magnet utama wisatawan yang datang ke Indonesia,” kata Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenparekraf Dwi Marhen Yono di sela pameran pariwisata BALI & BEYOND TRAVEL FAIR (BBTF) ke-10 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (13/6).
Menurut dia, wisatawan asing memiliki animo yang tinggi berwisata di Pulau Dewata karena alam, budaya dan tersedia ragam atraksi pariwisata. Untuk mendongkrak kunjungan wisman di Indonesia, Marhen menilai, ajang promosi pariwisata salah satunya BBTF menjadi sarana strategis mendukung target kedatangan turis asing.
Pada pelaksanaan pameran tahun ini sebanyak 370 pembeli dari 45 negara ikut berpartisipasi, di antaranya dari negara-negara di Eropa, Afrika, Australia, dan Amerika Serikat. Sedangkan, penjual paket pariwisata mencapai 282, termasuk pelaku usaha dari delapan negara.
Di antaranya Nepal, Timor Leste, China, Amerika Serikat, Malaysia, Afrika Selatan, Iran serta Indonesia. Dutargetkan, total transaksi diperkirakan tembus Rp7,61 triliun atau lebih tinggi dari realisasi 2023 sebesar Rp6,7 triliun.
Seperti diketahui, target kedatangan wisman tahun ini di Indonesia dinaikkan, dari awalnya 14,3 juta menjadi 17 juta karena mencermati realisasi pada 2023. Pada 2023, kunjungan wisman di tanah air mencapai 11,68 juta atau melampaui target sebesar 8,5 juta orang.
Malaysia menjadi negara pertama sebagai penyumbang wisman terbesar ke Indonesia pada 2023 dengan persentase sebesar 16,28%, disusul Australia sebesar 12,26%, kemudian Singapura 12,11%, China sebesar 6,75%, dan Timor Leste sebesar 6,24%. Khusus untuk Bali, kunjungan wisatawan asing pada 2023 mencapai 5,2 juta orang dan pada 2024 ditargetkan mencapai 7 juta orang.
Sementara dari sisi konektivitas jalur udara menuju Bali, hingga Mei 2024, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali terhubung dengan 19 rute domestik oleh 13 maskapai dan 33 rute internasional oleh 36 maskapai penerbangan. Dalam waktu dekat akan ada penerbangan perdana dari maskapai asing Abu Dhabi dan dua maskapai dari Korea Selatan, juga berencana menambah penerbangan ke Pulau Dewata.

Perekonomian Daerah
Penjabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya menilai, ajang promosi pariwisata melalui Bali Beyond and Travel Fair (BBTF) berkontribusi menumbuhkan ekonomi daerah setelah perlahan lepas dari dampak pandemi covid-19.
“Pertumbuhan ekonomi Bali semester satu 2024 itu 5,98 % dan itu bisa tercapai karena kunjungan wisatawan, investasi dan agenda (BBTF) ini,” kata Mahendra Jaya di sela membuka pameran pariwisata BBTF di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Kamis.
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi di Bali pada 2023 juga tergolong tinggi mencapai 5,71%, atau melampaui pada 2019 atau sebelum pandemi sebesar 5,6%. Selain penjual dan pembeli dari mancanegara, ada juga para pelaku usaha pariwisata dari 11 provinsi di tanah air yang ikut berpartisipasi sebagai penjual.
Di antaranya dari DKI Jakarta, NTB, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kepulauan Riau, Yogyakarta, NTT, Bangka Belitung, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Timur.
Pelaku usaha itu tidak hanya perusahaan perjalanan wisata, tetapi juga ragam usaha lainnya, di antaranya yang bergelut di bidang pertemuan/konferensi (MICE), penyelenggaraan kegiatan (EO), usaha pernikahan (WO) dan segmentasi korporasi. Mengingat dampaknya yang besar terhadap ekonomi daerah, dia pun mengharapkan BBTF diadakan berkelanjutan.
“Saya berharap acara seperti ini terus berlanjut. Bali bisa seperti ini karena salah satunya kegiatan ini juga,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga berharap semua pihak termasuk pelaku pariwisata menjaga alam dan lingkungan Bali. Pasalnya, alam, kearifan lokal, budaya Bali yang menyatu dengan kehidupan masyarakatnya menjadi modal besar menumbuhkan sektor pariwisata Pulau Dewata.
“Itu potensi yang tidak bisa dinilai, tidak ada bandingannya, jadi potensinya luar biasa,” tuturnya.