17 Desember 2022
12:20 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
JAKARTA – Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) terus mendorong terjalinnya kemitraan antara pelaku UMKM dengan usaha besar. Kali ini, kerja sama ditandatangani dengan PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul guna memberdayakan usaha mikro dalam pengembangan rantai pasok bahan baku jamu.
Deputi Bidang Usaha Mikro Yulius mengatakan penandatanganan nota kesepahaman bersama Sido Muncul menjadi langkah awal dari kerja sama yang terjalin antarkedua pihak. Sebagai implementasi, KemenkopUKM dan Sido Muncul akan menggelar piloting project di Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Bondowoso.
"Pada 2023 nanti, akan dikembangkan pilot project kemitraan bahan bahan baku jamu di dua lokasi, yaitu Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Bondowoso yang akan melibatkan berbagai stakeholder," imbuh Yulius dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (16/12).
Untuk Kabupaten Pemalang, Yulius menerangkan pihaknya akan mengembangkan komoditas jahe, kencur, kapulaga, dan sereh di atas lahan seluas 14 hektare dengan keterlibatan sekitar 70 petani. Nantinya, piloting project di Kabupaten Pemalang akan dilakukan lewat kerja sama dengan Koperasi Nafi Berkah Jaya.
Sedangkan untuk Kabupaten Bondowoso, akan dikembangkan komoditas jahe dan kunyit di atas lahan seluas 50-70 hekatre. Pengembangan ini akan melibatkan sekitar 100 petani dalam naungan Koperasi Produsen Agro Farm Bondowoso.
Untuk itu, ia berharap pilot project kemitraan rantai pasok di kedua lokasi itu bisa memberi manfaat semaksimal mungkin, khususnya bagi para petani dan koperasi yang terlibat.
"Kami harapkan bisa memberi manfaat ekonomi dan tentunya akan terus dilakukan pengembangan kemitraan sejenis di wilayah lain," ujarnya.
Secara teknis, kegiatan yang akan dilakukan dalam kerja sama tersebut ialah koordinasi pembinaan dan pengembangan usaha mikro lewat pelatihan, pendampingan, dan penyaluran dukungan dalam bentuk fasilitas proses produksi pascapanen hingga distribusi pemasaran.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat meyakini kerja sama dengan KemenkopUKM akan membantu petani menghasilkan panen yang lebih baik ataupun melanjutkan proses pascapanen dengan basis kegiatan argoindustri dalam wadah koperasi.
"Kami tentu berharap kerja sama ini bisa membantu petani menghasilkan bahan-bahan jamu yang lebih baik sekaligus mendistribusikan bahan baku kepada Sido Muncul guna memotong rantai pasok supaya lebih efisien," kata Irwan.
UMKM Naik Kelas
Pada kesempatan itu, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki melayangkan apresiasi atas kesediaan Sido Muncul melibatkan usaha mikro masuk ke dalam rantai pasok mereka. Dengan begitu, UMKM tak lagi berusaha sendiri-sendiri melainkan menjadi bagian dari industri.
"Ini yang ingin kita bangun, dengan kemitraan antara UMKM dan usaha besar sehingga ada transfer pengetahuan dan manajemen bisnis," katanya.
Dengan bermitra bersama usaha besar, Teten meyakini UMKM bisa naik kelas dan berevolusi tak lagi memproduksi barang dan jasa kualitas rendah, tapi menciptakan produk berbasis kreativitas dan teknologi.
Sedangkan bagi pelaku usaha besar, kemitraan rantai pasok akan memberi manfaat dalam bentuk optimalisasi efisiensi biaya, kepastian bahan baku, menjaga kepuasan pelanggan, serta peningkatan keuntungan.
Untuk itu, ia mengimbau para pelaku usaha mikro yang nantinya terlibat dalam kemitraan bersama Sido Muncul agar selalu menjaga standard dan kualitas produk, mendongkrak produktivitas, serta mengoptimalkan penguasaan teknologi produksi.
"Kemitraan ini memberi peningkatan produktivitas bagi usaha mikro, transfer teknologi dan pengetahuan, kepastian pasar dengan harga jual stabil, hingga adanya nilai tambah dari produk mereka," ucap Teten.