31 Maret 2022
19:16 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
BATAM - Dalam rangka menggarap potensi market global dan memaksimalkan kearifan lokal di Kepulauan Riau, Kementerian Koperasi dan UKM baru saja meresmikan Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi dan UMKM (PLUT-KUMKM) di Kota Batam.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut kehadiran PLUT di Kota Batam dimaksudkan untuk menyiapkan pelaku KUMKM di sana untuk menjadi bagian dari pengembangan bisnis berorientasi ekspor. Pasalnya, Kota Batam menjadi bagian dari ekosistem perdagangan dengan negara tetangga.
"Batam berpotensi untuk UMKM menjadi window menuju pasar global. Kami menjadikan Bali sebagai Hub Timur, dan di wilayah barat, ada di Kepulauan Riau, tepatnya di Batam dengan konsep yang tentunya berbeda," tuturnya dalam peresmian PLUT-KUMKM di Batam, Kamis (31/3).
Salah satu perbedaan dengan Hub Timur di Bali ialah penerapan konsep mirroring pada PLUT-KUMKM Kota Batam. Melalui konsep tersebut, event-event atau program yang ada di Singapura, turut dilakukan di Batam. Hal ini mengingat Singapura menjadi benchmark promosi produk UMKM.
Selain itu, Teten menjelaskan PLUT-KUMKM Kota Batam juga akan mengambil perannya dalam melakukan pendampingan, mengakses pembiayaan, pelatihan SDM, hingga pengembangan model bisnis pelaku UMKM.
"Termasuk (pelatihan) packaging, dimana Presiden secara detil menaruh perhatian pada aspek packaging produk UMKM," imbuh MenkopUKM Teten Masduki.
Sementara itu, Walikota Batam Muhammad Rudi berharap kehadiran PLUT-KUMKM di wilayahnya bisa memunculkan lebih banyak lagi UKM potensial dengan orientasi ekspor. Ia optimis dengan adanya PLUT-KUMKM, segala permasalahan KUMKM di Kota Batam dapat teratasi.
Di sisi lain, Rudi juga menyampaikan antusiasmenya terhadap pembukaan border Singapura dalam waktu dekat. Dengan pembukaan itu, Singapura akan membebaskan warga negaranya ke manapun dan sebaliknya. Artinya, hal tersebut menjadi peluang besar dalam upaya mendongkrak eksistensi UMKM Kota Batam yang notabene berdekatan dengan Singapura.
Kota Batam sendiri berhasil merengkuh pendapatan dari dua sumber, yakni industri dan pariwisata. Khusus untuk kunjungan ke wilayah itu, jumlah penumpang yang datang selama pandemi hanya sekitar 3 ribu orang per hari. Sedangkan saat ini, sudah tercatat di kisaran 10-11 ribu orang masuk ke Kota Batam.
"Apalagi kalau nantinya warga Singapura masuk, kunjungan mancanegara hampir 2 juta seperti sebelum pandemi dan (turis) nasional sebanyak 6 juta, sehingga ditargetkan lebih kurang 8 juta yang akan berkunjung ke PLUT-KUMKM," tandasnya.
Topang Perekonomian
Menteri Teten melanjutkan, kehadiran PLUT-KUMKM diharapkan bisa memperkuat posisi UMKM sebagai penopang perekonomian, baik lokal maupun nasional. Pasalnya, kekuatan ekonomi UMKM bisa mencapai porsi 99% dengan kontribusi lapangan pekerjaan hingga 97%.
Bahkan di beberapa negara maju, Teten menyebut yang paling banyak diserap ialah segmen usaha mikro. Namun di Indonesia, kekurangan produk usaha mikro ialah minimnya daya saing dan kualitasnya.
Ia mencontohkan pelaku UMKM di Jepang dan China tak berusaha sendirian, tetapi turut terlibat dalam rantai pasok global dan tergabung dalam ekosistem industri besar. Untuk itu dalam UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, pemerintah menyediakan insentif bagi usaha besar yang ingin berkolaborasi dengan UMKM.
"Jadi kepada Pak Walikota Batam, jika ada investor besar masuk, harus digandeng UMKM nya. Ini wajib dalam Undang-Undang Ciptaker," pesannya.
Menteri Teten turut menyinggung onboarding UMKM ke platform digital. Menurut dia, digitalisasi akan memperkokoh posisi UMKM pada perekonomian nasional. Untuk itu, pemerintah mematok target 30 juta UMKM go digital pada 2024 mendatang dengan capaian terbaru nyaris menyentuh 18 juta unit UMKM.
"Sisanya, 12 juta UMKM bisa didorong dari pelaku usaha yang ada di PLUT-KUMKM untuk masuk marketplace. Kami di KemenkopUKM juga sudah memiliki SMEsta.id dimana terdapat UMKM yang siap terjun ke pasar global dan disediakan investor untuk melakukan business matching," tegas MenkopUKM Teten Masduki.