c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

14 April 2022

13:58 WIB

KemenkopUKM Imbau Pelaku Usaha Tak Abaikan Pengelolaan Keuangan

Masih banyak pelaku UMKM yang tak memisahkan pengelolaan keuangan pribadi (rumah tangga) dengan keuangan bisnis, sehingga operasionalisasi menjadi tumpang tindih

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

KemenkopUKM Imbau Pelaku Usaha Tak Abaikan Pengelolaan Keuangan
KemenkopUKM Imbau Pelaku Usaha Tak Abaikan Pengelolaan Keuangan
Ilustrasi pelaku UMKM di Palu, Sulawesi Tengah. ANTARAFOTO/Basri Marzuki

JAKARTA - Pencatatan keuangan memegang peranan penting bagi setiap level usaha. Meski begitu, Sekretaris Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM A.H. Novieta mengakui para pelaku UMKM yang didominasi level mikro dan kecil masih mengabaikan pengelolaan keuangan.

Dalam Pelatihan Manajemen Keuangan Bagi Usaha Mikro, Novieta mengatakan pencatatan pemasukan dan pengeluaran bisnis merupakan hal yang esensial bagi pelaku usaha dalam kegiatan operasional mereka agar dapat terkontrol dengan baik.

"Setidaknya, setiap usaha wajib mengetahui berapa biaya operasional usahanya, berapa keuntungan yang diperoleh, dan berapa modal yang digunakan untuk usaha," ujarnya lewat siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis (14/4).

Dengan memerhatikan pengelolaan keuangan, Novieta meyakini para pemilik usaha juga bisa melakukan evaluasi kemampuan dan kapasitas bisnis mereka. Hal tersebut juga akan berdampak pada perencanaan pengembangan usaha yang ditetapkan berdasarkan pencatatan keuangan.

Merujuk pada jurnal penelitian bertajuk 'Kualitas Manajemen Keuangan UMKM', Novieta menuturkan bahwa sebanyak 77,5% UMKM tak memiliki laporan keuangan dan 22,5% sisanya sudah memiliki laporan keuangan sederhana. Dari UMKM yang sudah memiliki laporan keuangan itu, sebanyak 23,2% menyusun neraca, 34,3% menyusun laba-rugi, 34,4% menyusun arus kas, dan 30,9% telah menyusun persediaan barang.

"Walaupun relatif jauh dari yang diharapkan, sebanyak 53% hanya memiliki catatan uang masuk dan uang keluar," sambungnya.

Novieta pun juga menyorot terkait profesionalisme pengelolaan keuangan. Dalam hal ini, ia mengungkapkan mayoritas UMKM tak memisahkan keuangan pribadi (rumah tangga) dan keuangan perusahaan atau bisnis mereka yang mengakibatkan operasionalisasi menjadi tumpang tindih.

Oleh karena itu, Novieta berharap dengan pelatihan yang diberikan kepada pelaku usaha, mereka bisa lebih mudah dalam mengelola keuangan bisnis mereka. Menurut dia, pencatatan keuangan dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dan evaluasi kinerja usaha.

"Arus kas yang tercampur antara keuangan pribadi dan usaha dapat menyulitkan para pelaku UMKM dalam menentukan biaya operasional usaha," tandas Novieta.

Adanya pelatihan pencatatan keuangan pun, lanjutnya, akan memberi manfaat dalam rangka memonitor keuangan usaha yang sudah tercatat dengan baik serta mengukur secara akurat laba yang diraup oleh para pelaku UMKM.

"Sehingga mereka bisa menyisihkan sebagian laba ditahan untuk melindungi usaha dalam bentuk dana darurat dan asuransi. Dana darurat ini merupakan cadangan dana apabila kita mengalami hal-hal di luar rencana yang mengganggu kinerja usaha," pungkas Novieta.

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar