c

Selamat

Kamis, 28 Maret 2024

EKONOMI

07 Juni 2021

19:46 WIB

Kemenkop-UKM Ajak Hippindo Hadirkan Sentra Vaksinasi Baru

Agar penyelenggaraan vaksinasi di daerah kian massif. Ekonomi kembali bergerak.

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Fin Harini

Kemenkop-UKM Ajak Hippindo Hadirkan Sentra Vaksinasi Baru
Kemenkop-UKM Ajak Hippindo Hadirkan Sentra Vaksinasi Baru
Vaksinator menyuntikkan vaksin Covid-19 Sinovac kepelaku UMKM di GOR Benda, Kota Tangerang, Banten, Senin (31/5). ANTARAFOTO/Fauzan

JAKARTA – Menteri Koperasi-UKM Teten Masduki berharap penyelenggaraan vaksinasi kepada pelaku usaha bisa massif dilakukan, terutama untuk ritel dan UMKM. Dengan begitu, kegiatan bisnis bisa berangsur pulih sehingga percepatan pemulihan ekonomi bisa simultan terjadi.

Dirinya menilai, kerja sama upaya vaksinasi merupakan hal yang penting dilakukan saat ini. Ke depan, dirinya pun berencana mengajak Hippindo untuk membuat sentra vaksinasi di berbagai daerah di Tanah Air.

"Di berbagai Balai Pelatihan Koperasi kami di berbagai daerah, supaya ada percepatan. Kita harus optimis bahwa ekonomi bisa pulih dengan kita konfiden untuk melakukan kegiatan usaha setelah vaksinasi," jelasnya di Jakarta, Senin (7/6).

Selain itu, lanjutnya, pemerintah pusat juga akan mencoba mengoordinasikan upaya percepatan vaksinasi pelaku usaha di daerah dengan pemda. Nantinya, sentra vaksinasi bisa diupayakan terselenggara di gedung Badan Layanan Umum Daerah atau BLUD.

Pemerintah pun meyakini, vaksinasi yang dilakukan secara optimal mampu meningkatkan penjualan sehingga kegiatan bisnis bisa kembali mengalir lancar. Apalagi ritel dan usaha mikro-menengah, Teten yakini masih menjadi kunci penggerak ekonomi di masa sulit pandemi di Indonesia.

"Karena baik pegawai maupun para pembeli sudah merasa aman. Walau pun demikian, protokol kesehatan mesti tetap harus kita jaga," ucapnya.

Sejauh ini, Teten juga mengungkapkan, berdasarkan laporan bank Himbara telah terjadi peningkatan kegiatan usaha, tampak dari permintaan kredit usaha rakyat yang meningkat.

"Jadi memang yang menggerakkan ekonomi sekarang adalah UMKM, kalau yang besar-besar masih wait and see dulu," katanya.

Karena itu, tidak mengherankan, pemerintah merespons fenomena yang terjadi di lapangan dengan menambah porsi anggaran KUR menjadi Rp253 triliun.

Jumlah itu berhasil naik 33,15% dari tahun lalu yang berada di kisaran Rp190 triliun saja. Adapun insentif juga kembali diberikan dengan keputusan memberikan bunga 3% sampai akhir tahun ini.

"Saya kira stimulus yang diberikan bisa menggerakan ekonomi. Jadi vaksinasi ini penting bagi pelaku UMKM supaya ekonomi pulih," katanya.

Sebelumnya, BRI melaporkan aktivitas bisnis dan prospek pertumbuhan UMKM semakin membaik pada kuartal I/2021. Hal ini memberi sinyal positif semakin pulihnya kondisi ekonomi nasional yang sempat tertekan akibat pandemi.

Pada kuartal yang sama, BRI Micro & SME Index (BMSI) mencatat, adanya kenaikan signifikan Indeks Aktivitas Bisnis (IAB), Indeks Ekspektasi Aktivitas Bisnis (IEAB), dan Indeks Sentimen Bisnis (ISB) dibandingkan kuartal IV/2020. v

Spesifik, BMSI meningkat menjadi 93 poin, lebih tinggi dari penilaian kuartal sebelumnya di 81,5 poin. Selain itu, pelaku UMKM juga makin optimis terhadap prospek usahanya yang ditunjukkan oleh indeks ekspektasi BMSI yang naik signifikan ke 128 poin dari 105,4 di kuartal sebelumnya.

Sejalan dengan kenaikan BMSI dan ekspektasinya, persepsi pelaku UMKM juga meningkat terhadap perekonomian secara umum. Indeks Sentimen Bisnis (ISB) pelaku UMKM meningkat signifikan ke 115,5 dari 90,2 pada kuartal sebelumnya.

Empat Faktor
 Direktur Utama BRI Sunarso menjabarkan, optimisme yang tergambar melalui riset tersebut disebabkan sejumlah hal. Pertama, meningkatnya aktivitas masyarakat karena infeksi baru dan kasus aktif covid-19 terus menurun, di tengah vaksinasi yang makin meluas.

Kedua, kenaikan produksi sejumlah barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat saat Imlek pada Februari serta menjelang Idulfitri pada pertengahan Mei 2021.

Ketiga, terjadinya panen raya di sejumlah daerah yang mendorong kenaikan harga komoditas. Keempat, perbaikan kondisi terjadi akibat relaksasi dari pemerintah kepada pengusaha sektor properti dan relaksasi pembelian rumah baru.

"Kenaikan ketiga indeks, yaitu IAB, IEAB, dan ISB menunjukkan mulai berputarnya aktivitas UMKM di lapangan. Tingginya optimisme mereka atas kondisi yang lebih baik ke depannya, serta terjaganya pandangan positif pelaku usaha terhadap kebijakan pemerintah dan kondisi perekonomian secara umum," kata Minggu (16/5).

Ke depan, pihaknya pun menatap semakin optimis perbaikan kondisi ekonomi bisa semakin cepat terjadi dan status resesi akibat pandemi segera berakhir di Indonesia. BRI akan terus mendorong UMKM sebagai penggerak pada proses pemulihan ini.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentar Login atau Daftar





TERPOPULER