10 September 2021
10:55 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Dian Kusumo Hapsari
JAKARTA – Kementerian Koperasi dan UKM mencatatkan per Juli 2021, sudah terdapat sekitar 15,3 juta unit UMKM yang terhubung dengan ekosistem digital atau sekitar 23,9% dari total UMKM yang ada di Indonesia.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meyakini capaian itu tak lepas dari peran berbagai kampanye, seperti Gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI) guna mengakselerasi digitalisasi UMKM. Kampanye-kampanye tersebut pun akan terus disuarakan guna mencapai target 30 juta UMKM go digital pada 2024 mendatang.
"Jadi selain untuk meningkatkan omzet para UMKM di tengah melemahnya daya beli masyarakat, kami juga ingin meningkatkan UMKM go digital serta penggunaan QRIS sebagai sistem pembayaran yang modern saat ini," ucapnya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (10/9).
Teten menambahkan bahwa berbagai riset telah membuktikan transformasi digital akan memberikan UMKM ketahanan yang lebih stabil, efisien, serta meningkatkan pendapatan usaha. Ia meyakini bahwa penggunaan adaptasi teknologi dan inovasi menjadi keniscayaan bagi UMKM di masa mendatang.
Lewat sinergi dan koordinasi aktif antara pemerintah pusat atau daerah, Bank Indonesia (BI), BUMN, swasta, hingga masyarakat, Teten optimis transformasi dan keterhubungan dengan akses digital akan menjadikan UMKM kokoh sehingga bisa meningkatkan kontribusi terhadap perekonomian nasional.
"Kolaborasi pemerintah, BI, BUMN, swasta, dan lain-lain harus menjadi gerakan bersama. Mari kita rawat optimisme demi perekonomian yang kokoh dan mandiri," kata Menteri Teten.
Sementara itu, Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni Primanto Joewono menjelaskan lewat proses digitalisasi, sebanyak 20% UMKM binaan BI mengalami peningkatan penjualan pada masa pandemi. Bahkan, lebih dari 50% UMKM itu telah berorientasi ekspor.
Program-program yang digencarkan BI, salah satunya ialah e-producing lewat digital farming, yakni pemanfaatan perkembangan teknologi dalam mendukung proses produksi pertanian.
Tak hanya itu, BI juga mendorong onboarding UMKM ke berbagai platform penjualan digital serta menerbitkan e-financing bagi para pelaku UMKM agar mendapatkan opsi pembiayaan yang salah satunya terdapat kolaborasi antara fintech dan perbankan.
Doni mengklaim program digitalisasi oleh Bank Indonesia dilakukan secara end to end dan turut menggandeng beberapa pihak terkait. Ia pun berkomitmen untuk terus menggelar program digitalisasi UMKM dari hulu hingga hilir.
"Terakhir yang paling penting digital payment melalui opsi alat pembayaran digital yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal yaitu QRIS. Beberapa program ini pada akhirnya kita harapkan dapat mencatatkan torehan positif bagi UMKM," tandas Doni.