c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

09 Oktober 2025

16:02 WIB

Kemenkeu: Penyaluran Dana Kredit Rp200 T Himbara Lampaui 50%

Perbankan lebih dulu menyalurkan kredit menggunakan dana Rp200 triliun lantaran biaya atau bunga yang murah.

Penulis: Siti Nur Arifa

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Kemenkeu: Penyaluran Dana Kredit Rp200 T Himbara Lampaui 50%</p>
<p id="isPasted">Kemenkeu: Penyaluran Dana Kredit Rp200 T Himbara Lampaui 50%</p>

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu memberikan sambutan dalam acara Seminar on Energy Transition Mechanism: ASEAN Country Updates di Jakarta, Rabu (23/8/2023). ANTARA/Imamatul Silfia/am.

JAKARTA – Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengungkap, realisasi penyaluran kredit dari dana Rp200 triliun yang digelontorkan pemerintah kepada Himbara sudah melampaui 50% per 9 Oktober 2025.

Detailnya, Bank Mandiri telah menyalurkan 74% dari bagian Rp55 triliun; Bank BRI menyalurkan 62% dari Rp55 triliun; Bank BNI menyalurkan 50% dari Rp55 triliun; BTN telah menyalurkan 19% dari Rp25 triliun dan BSI yang menyalurkan 55% dari Rp10 triliun.

Menurut Febrio, realisasi yang terjadi sesuai dengan harapan pemerintah didukung perbankan yang lebih memprioritaskan penggunaan dana Rp200 triliun dalam menyalurkan kredit, lantaran bunga yang lebih murah.

Baca Juga: BSI: Suntikan Dana Rp10 T Sudah Terserap Lebih Dari 50%

“Ini kita harapkan akan terus berlanjut, karena kita bukan hanya kita memindahkan cash (dari BI ke perbankan), tetapi bunganya lebih murah sehingga mereka tentu akan memprioritaskan  menggunakan uang ini untuk disalurkan ke sektor riill dan ini memang apa yang kita harapkan terjadi,” ujar Febrio dalam Media Briefing di Jakarta, Kamis (9/10).

Penyaluran yang sesuai harapan, menurut Febrio juga diproyeksi dapat mendorong pertumbuhan kredit yang pada bulan Agustus berada di level 7% menjadi 10% pada akhir tahun 2025, diikuti pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di kuartal VI yang diproyeksi bisa melampaui angka 5,5%.

“Kita berharap di akhir tahun (pertumbuhan kredit) bisa menuju ke 10%, sehingga itu akan cukup riill nanti di kredit modal kerja, kredit konsumsi, kredit investasi dan sebagian akan langsung berdampak pada performance dari PDB kita di Q4, sehingga kalau di perhitungan kami Q4 itu bisa akan mencapai sekitar pertumbuhannya 5,5%,” ujarnya.

Permintaan dari Bank Lain
Lebih lanjut, Febrio mengungkap realisasi penyaluran kredit yang signifikan memberikan dampak positif. Selain Himbara yang menurutnya meminta tambahan dana, lembaga serupa seperti Bank Pembangunan Daerah (BPD) juga mengajukan penyuntikan dana, salah satunya Bank Jatim dan Bank Jakarta.

Menurut Dirjen SEF, kondisi tersebut bertolak belakang dengan respons perbankan saat pertama kali pemerintah mengumumkan rencana pemindahan dana, yang saat itu cenderung pesimis lantaran minimnya permintaan atas kredit.

Baca Juga: Menkeu Siap Alirkan SAL Sampai Rp10 T Ke Bank DKI dan Bank Jatim

Sebagai catatan, dana undisbursed loan atau kredit yang belum dicairkan per Agustus 2025 mencapai Rp2.372,11 triliun, dengan suku bunga acuan 4,75%. Sementara itu suku bunga yang ditetapkan pemerintah untuk dana kredit Rp200 triliun kepada perbankan berada di kisaran 3,7-3,8%.

“Waktu pertama ide Rp200 triliun itu keluar respon perbankan ‘kami jangan dipaksa’ ya kan ragu, ternyata setelah dikasih sekarang malah minta tambah, terus BPD juga pengen makanya kemarin Bank Jatim Bank Jakarta juga minta, jadi kan bagus juga itu pengen menyalurkan, karena murah,” ujar Febrio.

Ke depan, Febrio menyebut pemerintah sedang mempertimbangkan untuk menempatkan dana ke bank lainnya dengan lebih dulu melakukan beberapa evaluasi, mulai dari segi pengelolaan kas perbankan hingga komitmen untuk menyalurkan dana kredit yang diberikan ke sektor riil.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar