01 Juli 2023
08:06 WIB
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengungkapkan bahwa tidak aka nada kuota harian untuk Surat Berharga Negara (SBN) Ritel jenis Obligasi Negara Ritel (ORI) seri terbaru, yakni seri ORI023.
"Untuk ORI023 ini kita berencana tidak akan ada kuota harian. Jadi kita akan lepas. Kita akan mengadopsi konsep 'first come first serving'. Yang paling datang duluan, yang kita layani," kata Deni dalam Mabar ORI023, Jumat (30/6).
Dengan konsep yang dianut tersebut, menurutnya, ada kemungkinan kalau kuotanya habis dan tidak bisa ditambah, maka akan tutup warung lebih cepat.
"Nah, jadi untuk para investor, jangan tunggu tanggal 20 juli 2023. Jangan-jangan nanti awal Juli, minggu pertama sudah abis kuotanya," imbuhnya.
Lebih lanjut, Deni menuturkan, berdasarkan strategi pembiayaan melalui SBN dilelang yang tiap minggu, di triwulan I, target lelang sekitar Rp23 triliun hingga Rp25 triliun per kali lelang.
Kemudian, di triwulan II diturunkan menjadi Rp15 triliun hingga Rp17 triliun. Lalu, di triwulan III, sebesar Rp14 triliun. Artinya, kuota semakin menurun.
Baca Juga: Mana Lebih Menarik, EBA Syariah BSI atau ST010?
"Jadi jangan ekspektasi bisa nambah kuota karena kemungkinan dengan semakin membaiknya ekonomi kita, semakin bagus ABPN kita, maka kebutuhan pemerintah untuk penerbitan SBN semakin berkurang," jelas Deni.
Sementara itu, jika berkaca dari penerbitan Sukuk Tabungan Seri ST010, alokasi cukup besar, yaitu sekitar Rp15 triliun. Akan tetapi, Rp10 triliun di minggu pertama sudah habis. Padahal, animo masyarakat masih besar.
Oleh karena itu, sambung Deni, ST010 dibagi kuota harian, bahkan jam-jam. Dengan begitu, menimbulkan war untuk bisa mendapatkan Sukuk Tabungan.
Di satu sisi, memang tujuannya sampai akhir masa penawaran, barang masih ada. Dari sisi lain juga menimbulkan publicity karena para netizen berkomentar di media sosial, hingga gaung dari Sukuk Tabungan menjadi semakin besar.
"Ternyata benar ini mengulangi kejadian di Sukuk Tabungan akhir tahun lalu. Sehingga, muncul yang kemudian di-quote Ibu Sri Mulyani 'Ternyata mendapatkan sukuk tabungan sama susah dengan mendapatkan tiket Blackpink'. Kalau sekarang dengan tiket Coldplay, bersamaan dengan masa penawaran," ucap dia.
Bisa Jadi Dana Darurat
Dalam kesempatan yang sama, Financial Planner Olivia Louise mengatakan, minat masyarakat yang semakin tinggi terhadap investasi lewat Surat Berharga, menunjukkan bahwa literasi keuangan sudah semakin tinggi, terutama di 2020.
"Dulu aku lihat sebelum era 2020 even banyak masyarakat belum aware sama dana darurat. Ketika 2020, orang jadi makin sadar ternyata dana darurat sepenting itu. Karena apa? Pekerjaan, oke yang masih kerja mungkin enggak di-PHK, tapi tiba-tiba gaji dikurangi kan karena kerja dari rumah, tapi bayar sekolah diskon enggak besar juga, terus belum pengeluaran lainnya yang tetep keluar," ujarnya.
Dari sana, kata Olivia, banyak orang yang akhirnya berpikir dana darurat penting. Dari dana darurat sudah shifting ke investasi penting karena kehadiran media, influencer, dan lain-lain.
"Tapi tetap harus hati-hati karena semua yang tampil di media sosial belum tentu semuanya 100% tujuannya baik, jadi dari kita harus hati-hati," tegas dia mengingatkan.
Baca Juga: Milenial Dominasi Pembelian Sukuk Ritel Via Online
Menurut Olivia, dana darurat juga tidak melulu soal cash. Biasanya, financial expert atau advanced akan menyarankan untuk sebagian taruh di rekening terpisah dari pokok. Sebagian ditaruh di reksadana pasar uang, dengan komposisi obligasi yang jatuh tempo di bawah satu tahun.
"ORI karena tradable (bisa diperdagangkan sebelum jatuh tempo.red) jadi oke. Tapi harus diperhatiin akan ada faktor-faktor kalau misalkan suku bunga tiba-tiba naik, harga obligasinya bisa turun, bukan yield-nya," pungkas Olivia.
Sekadar informasi, ORI023 sendiri memiliki dua tenor. Pertama, ORI023-T3 dengan tenor tiga tahun. Kedua, ORI023-T6 dengan tenor enam tahun.
Keduanya ditetapkan memiliki kupon fixed 5,90% dan 6,10% per tahun. Ini artinya di atas rata-rata bunga deposito perbankan.
Masyarakat dapat membeli ORI023-T3 dan ORI023-T6 dengan modal minimum Rp1 juta dan kelipatan Rp1 juta. Maksimum pemesanan Rp5 miliar untuk ORI023-T3 dan Rp10 miliar untuk ORI023-T6.
Adapun jadwal penerbitan adalah, penetapan kupon 26 Juni 2023; launching pada 30 Juni 2023; kemudian masa penawaran dibuka mulai 30 Juni 2023 pukul 09.00 WIB hingga 20 Juli 2023 pukul 10.00 WIB. Sementara, penetapan hasil penjualan 24 Juli 2023, dan tanggal setelmen atau penerbitan 26 Juli 2023.
Untuk jatuh tempo ORI023-T3, yakni 15 Juli 2026. Sedangkan, ORI023-T6 jatuh tempo 15 Juli 2029. Keduanya dikenai PPh final 10%. Pembayaran kupon dilakukan tanggal 15 setiap bulannya. Kupon pertama akan cair pada 15 September 2023.
Masyarakat dapat membeli atau memesan ORI023 di mitra distribusi atau agen penjual yang sudah ditunjuk pemerintah.