24 Februari 2025
15:57 WIB
Kemendag: 21 Ribu Ton Bawang Putih Impor Masuk Maret 2025
Kemendag telah mengumpulkan importir yang telah memiliki perizinan impor (PI) serta mengimbau agar mempercepat realisasi importasi bawang putih
Ilustrasi. Pedagang mengecek tumpukan karung yang berisi bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Ming gu (18/6/2023). ValidNewsID/Fikhri Fathoni
JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebut pada Maret 2025 akan masuk impor bawang putih sebesar 21 ribu ton. Disusul April 2025 sebesar 14.600 ton.
"Rencananya pada Maret ini akan masuk 21 ribu ton dan bulan April 14.600 ton. Ini berdasarkan informasi dari direktorat terkait (Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri), terkait dengan PI yang dimiliki pengusaha," ujar Staf Ahli Bidang Iklim Usaha dan Pengamanan Pasar Tommy Andana dalam Rapat Inflasi Daerah secara daring di Jakarta, Senin (24/2).
Tommy mengatakan, Kemendag telah mengumpulkan importir yang telah memiliki perizinan impor (PI) serta mengimbau agar mempercepat realisasi importasi bawang putih. Lebih lanjut, kata Tommy, sebagian importir telah melakukan realisasi impor. Ia mengimbau, agar para importir tersebut dapat segera melakukan pendistribusian.
"Bawang putih juga sudah ada realisasi dan mudah-mudahan segera untuk pendistribusiannya. Kami dengan direktorat terkait sudah mengimbau agar PI yang dimiliki untuk segera direalisasikan dan didistribusikan," imbuhnya.
Tommy berharap, Kemendag bersama pemerintah daerah dapat terus berkoordinasi untuk menangani masalah kenaikan harga barang kebutuhan pokok, khususnya menjelang Ramadan.
"Harapan kami, kita bisa bersama-sama dengan pemerintah daerah apabila komoditi-komoditi itu terjadi kelangkaan dan harganya tinggi untuk segera dikomunikasikan," ujar Tommy.
Berdasarkan data Panel Harga Pangan, harga bawang putih di Pulau Jawa sudah menyentuh Rp40.017 per kilogram, sedangkan harga untuk wilayah Indonesia timur dan 3TP (tertinggal, terluar, terdepan dan perbatasan) mencapai Rp52.333 per kilogram. Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebut, stok bawang putih aman, kecuali untuk wilayah Indonesia timur dan 3TP masih memerlukan intervensi.
Kemendag belakangan memang gencar mendorong importir pemilik persetujuan impor (PI) bawang putih untuk segera merealisasikan kuota importasi guna menekan kenaikan harga.
"PI-nya sudah diterbitkan, memang sampai saat ini untuk realisasi belum ada juga," ujar Tommy, Senin (17/2) lalu.
Tommy mengatakan, pihaknya sudah menerbitkan PI untuk bawang putih, namun hingga saat ini belum ada realisasi importasi untuk komoditas tersebut. Lebih lanjut, kata Tommy, hal yang sama juga terjadi pada impor gula pasir. Menurut dia, kenaikan harga bawang putih dan gula pasir yang tinggi, salah satunya disebabkan oleh belum terealisasinya importasi tersebut.
"Nanti kami ingatkan kepada pelaku impor yang sudah mendapatkan persetujuan, PI-nya (sudah) diterbitkan, itu akan kita ingatkan mereka untuk segera merealisasikan," kata Tommy.
Di sisi lain, kenaikan harga disinyalir akibat produksi bawang putih yang menurun di negara-negara produsen bawang putih seperti China, India, Spanyol dan Mesir. Harga bawang putih di negara asal pada Januari 2025 berada di kisaran 12,26 yuan Tiongkok per kilogram atau setara US$1,68 per kilogram.
Harga tersebut lebih tinggi dibandingkan periode Maret 2024 sebesar 11,96 yuan Tiongkok per kilogram (tertinggi selama 5 tahun terakhir). Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga rata-rata bawang putih pada minggu kedua Februari 2025 masih berada di atas rentang harga acuan penjualan (HAP), yakni Rp43.645 per kilogram. Namun, harga ini turun 0,32% dibandingkan dengan Januari 2025.
Harga rata-rata bawang putih di wilayah Jawa Rp40.047 per kilogram, Sumatera Rp40.535 per kilogram dan di luar Jawa-Sumatera sebesar Rp47.491 per kilogram. Harga tertinggi berada di Kabupaten Puncak dan Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, sebesar Rp100 ribu per kilogram, sedangkan yang terendah berada di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan sebesar Rp25 ribu.
Operasi Pasar
Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah mulai menggelar operasi pasar pangan murah guna menjaga stabilitas dan keterjangkauan harga kebutuhan pokok masyarakat dalam rangka menyambut Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) puasa Ramadan hingga Idulfitri 2025.
"Hari ini, kita melakukan operasi pasar (pangan) perdana. Pertama, untuk menghadapi bulan suci Ramadan atas arahan Bapak Presiden Republik Indonesia," kata Mentan di sela peluncuran operasi pasar pangan tersebut.
Mentan menyampaikan, operasi pasar pangan murah akan dilakukan di seluruh Indonesia dengan melibatkan 4.500 gerai PT Pos Indonesia. Kemudian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pangan akan terlibat dalam menyuplai operasi pasar tersebut.
"Dan kita menyuplai bahan pangan setiap hari selama bulan Ramadan. Teman-teman dari Bulog, ID Food, Berdikari, PPI (PT Perusahaan Perdagangan Indonesia), PTPN (PT Perkebunan Nusantara), semua teman-teman BUMN terlibat untuk membantu operasi pasar besar-besaran," ujarnya pula.
Mentan menegaskan, operasi pasar pangan murah itu sangat penting untuk menjaga stabilitas, dan masyarakat mendapatkan harga pangan yang terjangkau sesuai perintah langsung dari Presiden Prabowo Subianto.
Operasi pasar pangan murah berlangsung mulai Senin, 24 Februari 2025 hingga 29 Maret 2025. Lima komoditas utama yang akan dijual di Kantor Pos, yaitu minyak goreng (Minyakita) dengan harga RpRp14.700 per liter, bawang putih Rp32.000 per kilogram (kg), gula konsumsi Rp15.000 per kg, daging kerbau beku Rp75.000 per kg, dan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Rp12.000 per kg.