c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

11 Februari 2022

11:32 WIB

Kemendag Dukung Startup Ekspor Rajungan US$500 Ribu

Selain melepas ekspor rajungan, Wamendag juga meresmikan Aruna Zero Waste Hub. Yakni, pengolahan sampah cangkang rajungan menjadi tepung untuk pakan ikan.

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Fin Harini

Kemendag Dukung Startup Ekspor Rajungan US$500 Ribu
Kemendag Dukung Startup Ekspor Rajungan US$500 Ribu
Ilustrasi. Pekerja mengumpulkan rajungan hasil tangkapan nelayan di Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (9 /10/2020). ANTARAFOTO/Dedhez Anggara

JAKARTA – Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga melepas ekspor rajungan senilai US$500 ribu ke Kanada, sebagai bentuk dukungan kepada pelaku usaha. Khususnya, UKM serta perusahaan rintisan (startup), untuk terus mengembangkan produk dan meningkatkan ekspor ke pasar global. 

Pelepasan ekspor diinisiasi PT Aruna Jaya Nuswantara dilakukan di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (10/2). 

Kementerian Perdagangan mencatat, sektor perikanan laut dan produk perikanan menunjukkan kinerja ekspor yang menggembirakan selama pandemi covid-19.

“Berdasarkan data BPS dan ITC Trademap, nilai ekspor produk perikanan Indonesia pada 2021 mencapai US$4,06 miliar atau tumbuh positif 6,92% dibandingkan pada 2020. Diharapkan Aruna dapat terus memberi kontribusi bagi kinerja yang menggembirakan tersebut,” jelas Wamendag Jerry dalam keterangan yang diterima, Jakarta, Kamis (10/2).

Berbanding terbalik dengan Indonesia, tambahnya, sebagian besar negara eksportir utama produk perikanan dunia menurun cukup signifikan dibanding tahun sebelumnya. Seperti China yang menurun 11,33%; Norwegia 8,23%; Vietnam 6,90%; India 19,4%; dan Chile 14,08%.

Kemendag mencatat, udang beku masih menjadi komoditas unggulan dengan nilai ekspor mencapai US$1,53 miliar atau sebesar 37,72% pada 2021. Posisi ekspor terbanyak kedua adalah kelompok cumi, sotong, dan gurita dengan nilai US$492,64 juta atau sebesar 12,14%. Berikutnya, tuna senilai US$323,08 juta; rumput laut US$219, 1 juta; dan ikan beku US$194,13 juta. 

Adapun negara tujuan ekspor komoditas perikanan di antaranya Amerika Serikat yang membukukan transaksi sebesar US$1,49 miliar atau 36,61% dari total nilai ekspor produk perikanan Indonesia ke dunia. 

Disusul China sebesar US$878,87 juta (21,67%) dan Jepang US$440,14 juta (10,85%). Kemudian negara-negara ASEAN, seperti Vietnam US$149,98 juta (3,70%), Malaysia US$123,19 juta (3,04%), dan Singapura US$87,476 juta (2,16%).

Pengolahan Limbah
Dalam kesempatan yang sama, Wamendag turut meresmikan rumah pengeringan limbah cangkang rajungan Aruna Zero Waste Hub di salah satu Aruna Site yang berlokasi di Bangkalan, Jawa Timur. 

Melalui pendirian rumah pengering, Aruna mengolah sampah cangkang rajungan menjadi tepung untuk bahan utama olahan pakan ikan. 

Wamendag mengapresiasi kepada Aruna yang juga telah memberdayakan para nelayan kecil, sehingga dapat terhubung dengan rantai pasar domestik dan global. 

"Kami berharap komitmen program Aruna terkait manajemen limbah dapat memotivasi pelaku usaha lainnya, untuk tidak hanya meminimalkan limbah, tetapi juga mendiversifikasi produk,” kata Wamendag. 

Wamendag melanjutkan, dalam Sustainable Development Goals (SDG), program zero waste management ini merupakan Global Goal ke-11, yaitu Sustainable Cities and Communities

Tujuan difokuskan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, serta memberikan perhatian khusus terhadap kualitas udara dan manajemen limbah. Hal tersebut berkaitan erat dengan sustainability trade yang dapat mendukung peningkatan daya saing produk.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengapresiasi, dan mengungkapkan kesiapan bersama Kemendag untuk mendorong UKM dalam melakukan ekspor. 

Dengan pelepasan ini, ia harap, dapat meningkatkan semangat pelaku UKM di Jawa Timur untuk terus berkontribusi dalam pertumbuhan perekonomian melalui kegiatan ekspor. 

"Langkah awal yang harus dilakukan pelaku UKM adalah dengan memperkuat kapasitas pada sisi riset produk dan riset pasar. Untuk itu, pelaku UKM dapat memanfaatkan Export Center Surabaya dalam mengoptimalisasi pelayanan informasi dan fasilitasi ekspor,” kata Emil.

Adapun Chief Sustainability Officer Aruna Indonesia Utari Octavianti menyampaikan, selain menjadi komoditas ekspor utama di Indonesia, rajungan juga merupakan komoditas produksi primer Aruna.

Jumlah limbah rajungan yang dihasilkan pun tak kalah masif. Sehingga, dapat mengancam kelestarian lingkungan dan alam. 

Untuk itu, Aruna mengolah limbah cangkang rajungan menjadi produk pakan ikan yang memiliki nilai jual lebih.

Ia menjelaskan, sebagai one-stop-shop dan agregator perikanan yang meringkas rantai pasok dari nelayan Tanah Air ke pasar lokal dan global, bisnis Aruna diyakini hanya dapat bertahan jika Aruna peduli terhadap kehidupan para nelayan, keluarganya, dan kelestarian alam. 

"Aruna Zero Waste Hub didirikan dan diresmikan sebagai salah satu wujud nyata dari komitmen Aruna untuk menjaga keseimbangan ekologis dan kelestarian alam,” ungkap Utari.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar