04 April 2024
11:47 WIB
Kembangkan Ekspor Buah Indonesia, Kemendag Bentuk Program NEXT
Kementerian Perdagangan (Kemendag) bersama organisasi nonprofit yaitu Business and Export Development Organization (BEDO) luncurkan program pembinaan bagi eksportir buah perkebunan yang disebut NEXT.
Penulis: Erlinda Puspita
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag, Didi Sumedi, dalam acara Peluncuran program NEXT, di Kantor Kemendag, Rabu (3/4). Validnews/Erlinda PW
JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) bekerja sama dengan organisasi nonprofit yakni Business and Export Development Organization (BEDO) meluncurkan program baru yang disebut New Export Breakthrough (NEXT) pada hari ini, Rabu (3/4) di Jakarta.
Menurut Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag Didi Sumedi, program ini menjadi upaya kolaboratif pemerintah dan pemangku kepentingan untuk meningkatkan ekspor perkebunan.
Didi menyampaikan, banyak jenis buah eksotik asli Indonesia yang memiliki daya jual dan permintaan tinggi di pasar global, salah satunya China. Buah yang banyak diminati antara lain seperti pisang, nanas, manggis, dan saat ini yang makin bertambah permintaannya adalah buah durian.
Tingginya permintaan durian kata Didi terlihat dari nilai penjualan yang dicatatkan dari permintaan China pada tahun lalu mencapai US$8 miliar setahun.
“Kita menyampaikan kepada petani atau pekebun bahwa ada permintaan yang cukup besar untuk diisi, bahkan permintaan China bisa mencapai US$8 miliar untuk durian saja. Jadi luar biasa besarnya bisa menyaingi produk-produk lainnya seperti tekstil atau garmen,” jelas Didi dalam acara Peluncuran program NEXT, di Kantor Kemendag, Rabu (3/4).
Adanya peluang pasar tersebut, Kemendag bekerja sama dengan BEDO yang menurut Didi menjadi fasilitator bagi pelaku usaha produk perkebunan Indonesia agar dapat masuk ke pasar ekspor melalui pembinaan intensif.
“Kami berharap para peserta dapat memperoleh wawasan untuk mengatasi tantangan perdagangan global, sehingga rencana bisnis mereka dapat beradaptasi dengan kondisi yang ada,” kata Didi.
Di sisi lain, Ketua Yayasan BEDO, Jeff Kristianto menyampaikan, kerja sama yang dijalin pemerintah, pihak swasta, dana lembaga swadaya dapat mempercepat target ekspor dan memaksimalkan pencapaian produk-produk perkebunan Indonesia di pasar global.
“Kerja sama pemerintah, perusahaan swasta, dan lembaga swadaya seperti ini akan mempercepat target ekspor Indonesia dan memastikan pencapaian yang lebih maksimal. Produk perkebunan Indonesia memiliki peluang yang sangat besar di pasar dunia dan perlu dimaksimalkan,” tutur Jeff.
Sebagai informasi, NEXT terdiri atas rangkaian kegiatan pendampingan ekspor yang dilakukan secara daring dan tatap muka selama setahun dengan melibatkan 30 perusahaan terpilih di sektor perkebunan. 30 perusahaan terpilih tersebut selama setahun akan mendapatkan pendampingan dari praktisi ekspor, peluang mengikuti pameran di dalam dan luar negeri, serta akses untuk bergabung dalam situs web InaExport Kemendag.
Program ini menitikberatkan pada fase persiapan ekspor. Fase ini meliputi, antara lain, penguatan internal organisasi usaha kecil dan menengah (UKM) untuk persiapan ekspor, pendampingan penyusunan strategi dan rencana ekspor, serta praktik bisnis dan negosiasi.
Program NEXT telah disosialisasikan sejak Maret 2024, ditandai dengan penyebaran informasi kepada para kepala dinas yang membidangi perdagangan di seluruh Indonesia dan asosiasi-asosiasi di bidang perkebunan agar dapat mengajak pelaku binaan mereka mengikuti program ini.
Hasilnya, Kemendag dan BEDO telah mendata 400 calon peserta NEXT yang akan dikurasi hingga menjadi 30 pelaku usaha terpilih.
“Melalui NEXT, kami harap pelaku usaha perkebunan Indonesia dapat memperoleh pengetahuan untuk dapat mengekspor produk mereka ke pasar internasional dari para tenaga ahli yang terlibat. Sehingga, para pelaku usaha dapat meningkatkan omzet perusahaan mereka setelah mengikuti program ini,” pungkas Direktur Pengembangan Ekspor Produk Primer Kemendag, Miftah Farid.