c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

12 Oktober 2024

11:48 WIB

Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8% Perlu Investasi Berorientasi Ekspor Dan Berkelanjutan

Pemerintah berwacana mengarahkan investasi ke industri berkelanjutan, sesuai dengan permintaan global, dan berorientasi ekspor.

Penulis: Aurora K M Simanjuntak

<p>Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8% Perlu Investasi Berorientasi Ekspor Dan Berkelanjutan</p>
<p>Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8% Perlu Investasi Berorientasi Ekspor Dan Berkelanjutan</p>

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani dalam Melaju Menuju Indonesia Emas Kompas 100, Jumat (11/10). Dok. Kementerian Investasi/BKPM

JAKARTA - Pemerintah era Presiden Joko Widodo menilai, kunci untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% yang dicanangkan presiden terpilih Prabowo Subianto, adalah peningkatan investasi yang berorientasi ekspor dan berkelanjutan.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengatakan, konsumsi domestik dan investasi saat ini berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk mencapai pertumbuhan yang lebih tinggi, porsi investasinya harus ditingkatkan.

"Menuju 8%, kalau kita lihat struktur economic growth kita, paling besar itu dari our strong domestic consumption. Konsumsi dalam negeri kita yang kuat kurang lebih 53-54%. Kedua datangnya dari mana? Dari investasi," ujarnya dalam Melaju Menuju Indonesia Emas Kompas 100, Jumat (11/10).

Rosan menyebutkan, porsi investasi terhadap pertumbuhan ekonomi RI hanya sebesar 24-25%, padahal dulu bisa lebih dari 30%. Kemudian belanja pemerintah kontribusinya sekitar 8%, baru didorong oleh ekspor, impor dan lainnya.

Sejalan dengan itu, menurutnya, investasi menjadi instrumen yang perlu digenjot. Utamanya, investasi yang berorientasi ekspor, dilakukan secara sustainable atau berkelanjutan, sesuai permintaan global.

"Yang kita inginkan adalah investasi yang berorientasi ekspor, yang dilakukan secara sustainable berkelanjutan, dan berkesinambungan. Itu tema yang kita akan usung ke depannya, karena demand-nya memang seperti itu," ucap Rosan.

Lebih lanjut, Menteri Investasi menekankan perlunya pembangunan kawasan industri yang menggunakan energi bersih. Tuntutan pasar mengarah pada industri hijau untuk menarik minat investasi internasional, terutama dari sektor-sektor yang berfokus pada dekarbonisasi.

"Kalau kita bicara menarik investasi di sektor EV manufacturing, EV car, EV battery, mereka juga menuntut sumber energi yang digunakan berasal dari energi bersih. Kenapa? Supaya sesuai dengan visi mereka," tuturnya.

Kepala BKPM menambahkan, pemerintah berencana mempercepat pembangunan kawasan industri berbasis energi bersih di Indonesia. Menurutnya, investasi di sektor tersebut sudah umum dilakukan oleh investor dari negara maju.

Ia mencontohkan Singapura. Negeri Singa Putih itu menanamkan modalnya di Vietnam untuk membangun kawasan industri hijau. Menurutnya, hal serupa perlu juga terjadi di Indonesia.

"Saya baru dari Singapura, bertemu dengan perusahaan Sembcorp. Mereka telah berinvestasi di 13 kawasan industri hijau di Vietnam, dan akhir tahun ini akan bertambah menjadi 18," kata Rosan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar