c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

10 Februari 2023

12:11 WIB

Kasus Suspek LSD Pada Ternak Di Boyolali Meluas Ke-19 Kecamatan

Kasus LSD di Boyolali bermula dari temuan empor ekor sapi yang dinyatakan positif pada 28 Oktober 2022. Hingga kini, sebanyak 1.208 ekor sapi suspek LSD.

Editor: Fin Harini

Kasus Suspek LSD Pada Ternak Di Boyolali Meluas Ke-19 Kecamatan
Kasus Suspek LSD Pada Ternak Di Boyolali Meluas Ke-19 Kecamatan
Ilustrasi. Petugas DKPP Kota Bogor memeriksa kesehatan mulut sapi di salah satu pusat penjualan hewan kurban, Cilendek Barat, Kota Bogor, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah

BOYOLALI - Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menyebutkan, kasus suspek penyakit Lumpsy Skin Disease (LSD) yang menyerang hewan ternak sapi meluas di 19 kecamatan di daerah itu.

Kasus suspek LSD sudah menyebar ke 19 kecamatan dari 22 kecamatan di Boyolali. Dengan demikian, sebut Kepala Disnakkan Kabupaten Boyolali Lusia Dyah Suciati di Boyolali, Jumat (10/2), hanya tiga wilayah yang masih bebas kasus LSD yakni Selo, Sawit, dan Banyudono.

Menurut dia, kasus LSD di Boyolali bermula dari temuan impor ekor sapi yang dinyatakan positif pada 28 Oktober 2022.Hingga sekarang bertambah  mencapai 1.208 ekor suspek LSD. Dari jumlah tersebut ada 32 yang positif dengan dibuktikan uji laboratorium. Ternak sembuh dari LSD sebanyak 27 ekor dan tersisa 1.181 ekor.

"Kasus LSD yang menyebabkan banyak benjolan pada hewan ternak sapi tersebut ternyata sebagian besar muncul di Boyolali bagian utara, yakni daerah Kecamatan Wonosamodro, Kemusu, dan Juwangi," kata Lusia.

Baca Juga: Disnakkan Boyolali Sosialisasi Ke Peternak Cegah Sapi Terserang LSD

Disnakkan Boyolali sudah melakukan penanganan dengan cara pengobatan ternak berdasarkan laporan karena pihaknya memiliki saluran siaga laporan baik untuk penyakit mulut dan kuku (PMK) maupun LSD.

"Kami juga melakukan sosialisasi ke daerah kecamatan yang memang banyak sekali laporan LSD, atau masuk zona merah LSD, seperti di Kecamatan Juwangi, Wonosamodro, Andong, Simo, Cepogo, Boyolali kota, dan Mojosongo," katanya.

Menurut dia, langkah-langkah biosekuriti harus dilakukan untuk mencegah perluasan sebaran penyakit. Pertama, dengan membersihkan kandang dan penyemprotan disinfektan. Kebersihan kandang sangat diperlukan untuk mencegah penyebaran yang masif. Langkah selanjutnya adalah penanganan ternak sakit, dan vaksinasi untuk penuntasan penanganan.

Disnakkan Boyolali selain melakukan sosialisasi LSD kepada kepala desa, peternak, dan perwakilan pedagang di Kecamatan Juwangi, dengan memberikan bantuan 100 liter disinfektan untuk gerakan kebersihan wilayah itu. Dengan, cara penyemprotan di seluruh kandang ternak dapat mencegah penularan ternak. Satu dua tutup jeriken disinfektan dapat dicampurkan air satu tangki untuk penyemprotan kandang itu.

"Kami juga minta bantuan kepala desa untuk mengerahkan peternak agar hewan ternak siap untuk divaksin semua. Memang dengan divaksin untuk dapat menyelesaikan kasus LSD," katanya.

Menurut dia, upaya-upaya lain yang dilakukan oleh dokter hewan, selain pengobatan langsung kepada ternak, juga untuk percepatan kesembuhan sapi yang sakit dengan diberikan pakan yang benar.

"Kami  mendapat bantuan vaksin dari Pemerintah Pusat sebanyak 3.900 dosis dan ditambah 400 dosis. Jadi total 4.300 dosis itu, dan 3.900 dosis vaksin di antaranya  sudah habis disuntikkan. Disnakkan.

Baca Juga: Kemenko Ekonomi: Belum Semua Daerah Punya Satgas Penanganan PMK

Boyolali telah mengajukan vaksin sebanyak 15.000 dosis. Untuk menyelesaikan kasus LSD hewan ternak harus vaksinasi semua," katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Disnakkan Boyolali dokter hewan Afiany Rifdania menjelaskan penanganan hewan ternak yang terserang LSD dilakukan pengobatan karena penyebab LSD virus dan membutuhkan daya tahan tubuh ternak yang baik. Jadi perlu bantuan masyarakat peternak dari sisi manajemen pakan dan kebersihan kandang.

Untuk pakan ternak pihaknya selalu memberikan masukan kepada peternak agar memberikan pakan yang baik atau hijauan yang sudah dilayukan terlebih dahulu. 

Menurutnya terdapat peternak yang sudah melakukan cara manajemen pakan itu, dan hasilnya sangat signifikan. Daya tahan tubuh ternak menjadi lebih baik, sehingga pengobatan sangat efektif dan lebih cepat sembuh dari LSD.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar