c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

09 Agustus 2023

18:23 WIB

Karantina Pertanian Soetta Musnahkan Puluhan Ular Piton Dari AS

Selain ular phyton, Balai Besar Karantina Soekarno-Hatta juga memusnahkan komoditas hewan lainnya berupa 922 butir telur dan 8 ekor kadal varanus

Karantina Pertanian Soetta Musnahkan Puluhan Ular Piton Dari AS
Karantina Pertanian Soetta Musnahkan Puluhan Ular Piton Dari AS
Petugas Balai Besar Karantina Pertanian memusnahkan reptil impor ke mesin incenerator di Instalasi Karantina Hewan Bandara Soetta, Tangerang, Banten, Rabu (9/8/2023). Antara/A. Samsul Maarif

TANGERANG - Balai Besar (BB) Karantina Pertanian Soekarno-Hatta (Soetta) Tangerang, Provinsi Banten memusnahkan sebanyak 30 ekor ular phyton asal negara Amerika Serikat (AS). Puluhan ular tersebut dimusnahkan dengan cara dibakar menggunakan mesin incenerator di Instalasi Karantina Hewan Jalan Perimeter Selatan, Bandara Soetta, Tangerang, Rabu (9/8) 2023.

"Ular phyton berasal dari Amerika Serikat sebanyak 30 ekor. Kemarin dalam kondisi hidup, (sebelum dimusnahkan) dimatikan dulu," kata Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno-Hatta, Andi PM Yusmanto di Tangerang, Rabu.

Ia pun menyebutkan, alasan pihaknya memusnahkan reptil-reptil tersebut. Di antaranya adalah pengiriman barang impor yang dilakukan tidak sesuai ketentuan, sehingga harus dilakukan penahanan dan pemusnahan.

Pemasukan komoditas pertanian, baik hewan maupun tumbuhan, kata dia, harus dilengkapi dengan Sertifikat Kesehatan dari negara asal atau mendapat rekomendasi dari kementerian terkait. Apabila tidak memenuhi persyaratan, maka akan disita dan dimusnahkan.

"Umumnya tidak dilengkapi (Sertifikat Kesehatan), ada juga yang dilengkapi sebenarnya, tapi kan kita periksa ulang, cek dan ricek. Jadi kalau ada barang masuk kita periksa, karena bisa saja ada kontaminasi selama proses pengiriman dari negara asal ke Indonesia," tuturnya.
 
Selain ular phyton, lanjutnya, Balai Besar Karantina Soekarno-Hatta juga memusnahkan komoditas hewan lainnya berupa 922 butir telur dan 8 ekor kadal varanus. Termasuk 379,04 kilogram daging hewan yang terdiri dari daging ayam, daging sapi, daging babi, daging rusa, daging kanguru dan daging unta yang merupakan hasil penegahan selama periode Januari sampai Juli 2023.

Komoditas Pertanian
Sementara dari komoditas pertanian dan tumbuhan, sebanyak 212,118 kilogram benih sayuran asal Belanda turut dimusnahkan karena terinfeksi bakteri Pseudomonas syringae pv. Syringae yang merupakan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) kategori A1 (belum terdapat di Indonesia).
 
Ada pula bibit homalomena, bibit rhapidophora, bibit anggur, benih wortel, tanaman hias, kaktus, buah manga, buah alpukat, bunga ghysophilla serta ginseng yang berupa 582,644 kg, 2442 batang dan 40 kemasan.
 
"Media pembawa tersebut berasal dari berbagai negara seperti Belanda, Korea Selatan, Thailand, China, Jepang, Ekuador, dan Malaysia," ujarnya.
 
Ia menambahkan, untuk bakteri Pseudomonas syringae pv. syringae merupakan pathogen golongan bakteri Gram negatif yang memiliki kisaran inang yang sangat luas hingga mencapai 87 jenis tanaman. Bakteri ini dapat menyerang pada tanaman cabai, jeruk, padi, bawang-bawangan, mentimun dan tomat.
 
"Dapat dibayangkan jika bakteri ini berhasil masuk ke wilayah NKRI, maka jenis tanaman yang dapat menjadi inangnya ini menjadi terancam. Kami akan mengirimkan NNC (notification of non compliance) ke negara asal, agar ke depan tidak terjadi hal yang sama," ujar Yusmanto.

Impor Ekspor Reptil
Kembali ke perdagangan reptil, Indonesia ternyata menjadi salah satu negara pengimpor reptil. Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengimpor 18,2 ton reptil hidup termasuk ular dan penyu dari China sepanjang 2019 lalu. Nilai impor reptil hidup ini senilai US$216 ribu.

Angka impor ini meningkat dibanding impor reptil hidup asal China pada 2018 sebesar 11,6 ton dengan nilai US$120 ribu. Tak hanya itu, Indonesia mengimpor 1,2 ton mamalia hidup dari China, senilai US$98 ribu.

Tak hanya impor, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang Januari-November 2022 Indonesia mengekspor reptil ke puluhan negara dengan berat total 171,2 ton dan nilai ekspor US$2,61 juta. Selama periode tersebut Amerika Serikat (AS) menjadi pembeli reptil terbesar dari Indonesia, dengan nilai transaksi mencapai US$1,12 juta.

Selain AS, Indonesia mengirim reptil ke Jepang, Singapura, Korea Selatan, Ceko, Taiwan, Jerman, Hong Kong, Prancis, dan Uni Emirat Arab. Beberapa jenis reptil hidup yang banyak diekspor dari Indonesia adalah ular sendok (Naja sputatrix), ular sanca (Python reticulatus), ular sanca darah (Python curtus), dan biawak air (Varanus salvator).

 



KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar