09 Juli 2024
20:39 WIB
KAI Bukukan Laba Bersih Rp1,8 Triliun Sepanjang 2023
Tumbuhnya laba bersih KAI tak lepas dari meningkatnya pendapatan pada 2023 dibanding 2022
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
Suasana di dalam gerbong kereta api tujuan luar kota di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Jumat (24/2/2023). ValidNewsID/Fikhri Fathoni
JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (KAI) perlahan tapi pasti mampu bangkit dari keterpurukan semasa pandemi covid-19 yang membatasi pergerakan masyarakat.
Teranyar, PT KAI mampu membukukan tren laba bersih di angka Rp1,8 triliun pada tahun 2023 atau meningkat dibanding capaian tahun sebelumnya yang hanya sekitar Rp1,68 triliun.
Padahal, perusahaan pelat merah penyedia transportasi kereta api itu tercatat merugi sebesar Rp425 miliar pada 2021 dan rugi Rp1,7 triliun pada 2020.
"Ini kerugian terbesar sepanjang sejarah KAI, kita loss sampai Rp1,7 triliun," ucap Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT KAI Salusra Wijaya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR di Gedung Parlemen, Selasa (9/7).
Salusra menerangkan, capaian laba bersih yang diraih pada 2022 dan 2023 itu mencerminkan keberhasilan Perseroan dalam melancarkan langkah-langkah efisiensi di berbagai bidang.
"Termasuk juga restrukturisasi utang, restrukturisasi perpajakan, kita bisa menekan dari Rp1,7 triliun minus menjadi Rp425 miliar minus. Alhamdulillah 2022 positif hampir Rp1,7 triliun dan 2023 itu Rp1,8 triliun," jelasnya.
Capaian laba bersih sebesar Rp1,8 triliun itu berasal dari total pendapatan yang dibukukan perusahaan sebesar Rp27,76 triliun yang merupakan sumbangsih dari angkutan penumpang sebesar Rp9,94 triliun, angkutan barang Rp11,64 triliun, kompensasi pemerintah Rp3,5 triliun, dan lainnya Rp2,65 triliun.
Angka tersebut diketahui mengalami peningkatan 21% dari pendapatan tahun 2022 yang hanya Rp22,9 triliun, terdiri dari angkutan penumpang Rp6,9 triliun, angkutan barang Rp9,8 triliun, kompensasi pemerintah Rp3,88 triliun, dan lainnya Rp2,28 triliun.
"Alhamdulillah volume pendapatan bisa Rp22,9 triliun tahun 2022 dan Rp22,76 triliun di 2023, mengalami peningkatan 21%, itu equals dengan kenaikan laba," kata Salusra.
Sementara khusus untuk tiga bulan pertama tahun 2024 ini, pendapatan PT KAI dari angkutan penumpang mencapai Rp2,45 triliun, angkutan barang Rp3,03 triliun, kompensasi pemerintah Rp1,25 triliun, dan lainnya sebesar Rp517 miliar.
Dengan demikian, Salusra mengatakan pendapatan PT KAI sepanjang triwulan pertama tahun ini mencapai Rp7,25 triliun dengan laba bersih sebesar Rp391 miliar.
"Jadi diharapkan pada akhir 2024 kita bisa at least mempertahankan (laba bersih) di atas Rp1 triliun, sejalan dengan penugasan kereta PSO, LRT, dan angkutan bandara," tegas dia.
Lebih lanjut, Salusra juga menyebut total aset perusahaan sepanjang tahun lalu mencapai kisaran Rp81 triliun. Angka itu meroket Rp10 triliun dari tahun sebelumnya yang hanya Rp71 triliun yang tak lepas dari pengaruh operasional LRT Jabodebek pada Oktober 2023.
"Tentu saja diikuti kenaikan liability dari Rp42 triliun tahun 2022 menjadi Rp50 triliun tahun 2023," tambahnya.
Di lain sisi, PT KAI juga berhasil menjaga Debt to Equity Ratio di angka 1x sejak 2022 hingga 2023. Untuk tahun 2023, total utang perusahaan mencapai Rp30,8 triliun dengan ekuitas yang berada di angka Rp30,9 triliun.
"Ini (aset dan liabilitas) tentu mengakibatkan efek di Debt to Equity Ratio kita tumbuh di kuartal 1 2024 ini bisa 1,3x dari hanya 1x pada akhir 2023," tutur Salusra Wijaya.