31 Desember 2022
10:35 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
JAKARTA – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid menyambut baik pencabutan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), yang telah dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 30 Desember 2022.
Pencabutan status PPKM disebut berdasarkan kasus covid-19 di Indonesia sudah memasuki status terkendali. Setelah dalam delapan bulan terakhir parameter penilaian covid-19 sudah berada dibawah standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
“Kadin Indonesia melihat rencana ini sudah tepat. Dengan syarat kekebalan serta imunitas dari masyarakat tetap harus ditingkatkan melalui vaksinasi booster, yang saat ini masih hampir mencapai 30% per 29 Desember,” jelas Arsjad lewat keterangannya, Jakarta, Jumat (30/12).
Pencabutan PPKM juga akan menjadi peluang bagi para pelaku usaha untuk menata kembali usahanya. Terutama bagi para pelaku usaha yang sempat lesu akibat dampak dari pandemi covid-19.
Baca Juga: Pencabutan PPKM: Mobilitas Meningkat, Ekonomi Terdongkrak
Secara umum, pelaku usaha sangat menyambut baik rencana ini. Dengan pencabutan PPKM, maka mobilitas masyarakat akan terus meningkat, sehingga berpotensi meningkatkan konsumsi masyarakat sembari juga mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Lebih lanjut, Arsjad menyatakan, pencabutan PPKM akan membuat sektor pariwisata dan retail kembali menggeliat. Seperti diketahui, pada 2020, sektor pariwisata sangat terpukul namun akhirnya perlahan bangkit.
“Jika dilihat dari PDB sektor akomodasi pertumbuhannya sudah normal sepanjang tahun 2022. Retail juga sama, sudah pulih kembali. Investasi juga sudah sesuai target,” ucapnya.
Ia menambahkan, industri ritel selama 2022 perlahan-lahan tumbuh. Memang selama Maret 2020 hingga Maret 2021 lebih dari 1.500 gerai ritel gulung tikar.
Namun, kini sektor perdagangan domestik tumbuh dengan baik. Badan Analisa Informasi dan Kebijakan (Baik) Kadin memproyeksi, sektor ini akan tumbuh sebesar 4,4-4,8% di 2023.
Baca Juga: Mendagri Ingatkan PPKM Bisa Berlaku Kembali
Pariwisata juga terlihat berada di jalur positif. Wisatawan mancanegara dan domestik telah bebas bepergian ke Indonesia, hal ini mendorong peningkatan sektor akomodasi, makanan, dan minuman. Baik Kadin memproyeksikan pertumbuhan sektor pariwisata bisa mencapai 4,2% di 2023.
“Pandemi covid-19 telah memberikan peringatan bagi negara-negara di dunia termasuk Indonesia akan pentingnya penguatan ketahanan di bidang kesehatan,” terangnya.
Sektor kesehatan masih memiliki potensi untuk terus berkembang dengan penekanan lebih besar pada tindakan pencegahan. Seperti vaksin, perawatan jarak jauh (telemedicine), dan penggunaan teknologi untuk deteksi dini penyakit.
Karena itu, industri farmasi dan alat kesehatan juga diprediksi terus berkembang di 2023. Kesadaran masyarakat akan kesehatan jauh lebih meningkat dari sebelum pandemi dan mereka cenderung lebih mandiri dalam mendeteksi gejala covid-19 menggunakan PCR ataupun antigen dan mencari pengobatan.
“Meskipun PPKM sudah ditiadakan, mindset masyarakat sudah banyak berubah,” ucap Arsjad.
Bakal Perkuat UMKM
Ketum KADIN Indonesia juga berharap kebijakan pencabutan PPKM dapat menjadi momentum bagi Indonesia untuk memperkuat perekonomian. Peluang dunia usaha sangat terbuka lebar untuk mulai beroperasi secara normal.
Pemulihan kinerja UMKM menjadi salah satu daya dorong utama saat ini, mengingat kontribusi sektor ini begitu besar pada PDB dan penyerapan lapangan kerja. Dicabutnya PPKM juga merupakan sebuah gerbang menuju peluang bisnis yang luas bagi para pelaku usaha.
“Asal, masyarakat tetap waspada dan perlindungan masyarakat melalui vaksin booster harus tetap ditingkatkan untuk memperkuat kekebalan komunitas,” ujar Arsjad.
Arsjad juga berharap, melalui kebijakan selesainya PPKM ini dapat memacu pelaku usaha di Indonesia, terutama UMKM. Untuk selalu berinovasi sehingga dapat meningkatkan konsumsi domestik.