c

Selamat

Senin, 20 Mei 2024

EKONOMI

15 Oktober 2022

08:47 WIB

Kadin Papua Tawarkan Potensi Perikanan Biak Ke G20

Kadin Papua memanfaatkan forum multilateral G20 untuk mencari investor asing dalam sektor perikanan.

Editor: Fin Harini

Kadin Papua Tawarkan Potensi Perikanan Biak Ke G20
Kadin Papua Tawarkan Potensi Perikanan Biak Ke G20
Ilustrasi. Nelayan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) di kampung Waharia Nabire. Antaranews/Dok

JAYAPURA - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Provinsi Papua akan menawarkan potensi sektor perikanan yang berada di Kabupaten Biak Numfor pada forum G20 di Bali pada November 2022.

Ketua Kadin Papua Ronald Antonio Bonai di Jayapura, dilansir dari Antara, Sabtu (15/10), mengatakan pihaknya akan memanfaatkan forum multilateral tersebut untuk mencari investor asing dalam sektor perikanan.

Sebelumnya Kadin Papua telah menemui salah satu perusahaan yang ada di Austria maupun Duta Besar Hungaria untuk Indonesia guna membahas potensi perikanan yang ada di Papua.

"Mereka juga sudah menawarkan beberapa investor kepada kami hanya saja kami diminta untuk dapat mempresentasikan langsung potensi-potensi Papua di negara mereka," katanya usai forum diskusi grup.

Setelah presentasi tersebut, menurut dia, terdapat beberapa perusahaan-perusahaan dari luar negeri yang tertarik untuk berinvestasi di Bumi Cenderawasih.

"Melalui G20 kami akan menawarkan potensi perikanan di Biak sehingga ada investor asing yang berinvestasi di wilayah itu," ujarnya.

Baca Juga: Paradoks Pembangunan Papua

Kabupaten Biak Numfor merupakan bagian dari Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia atau WPPNRI.

Beberapa komoditas perikanan yang selama ini dikirim ke luar daerah yakni lobster, ikan kerapu dan udang dengan tujuan Jakarta, Denpasar, Makassar dan Surabaya.

Berdasarkan Statistik Indonesia 2022, produksi perikanan tangkap Papua mencapai 237.997 ton dengan nilai Rp8,07 triliun. Capaian ini menempatkan Papua pada urutan 8 secara nilai produksi perikanan tangkap di Indonesia.

Adapun Sumatra Utara menempati urutan pertama dengan produksi 480.269 dan nilai Rp14,66 triliun. Diikuti oleh Maluku dan Kepulauan Riau, masing-masing memiliki produksi 1114.577 senilai Rp13,3 triliun dan 332.176 dengan nilai Rp10,57 triliun.

Potensi Besar
Sebelumnya, Kepala Dinas Perikanan Papua Iman Djuniawal mengungkapkan, potensi perikanan di Papua berkisar 6,4 juta ton. Potensi terbesar berada di perairan selatan yang diperkirakan mencapai 4 juta ton /tahun, sedangkan di bagian utara tercatat 2,4 juta ton/tahun.

“Peluang bagi investor untuk menanamkan modalnya di bidang perikanan masih terbuka luas,” kata Iman, Jumat (10/6/2022) di Jayapura.

 Saat ini, lanjutnya, terdapat dua wilayah pengolahan perikanan yang berlokasi di perairan Pasifik dan Perairan Arafura.

Namun, masih diperlukan sarana dan prasarana pendukung untuk menunjang industri perikanan, termasuk pelabuhan perikanan. Papu tercatat baru memiliki sembilan pelabuhan perikanan. Di utara dterdapat pelabuhan perikanan Waiya di Depapre, Hamadi di Kota Jayapura, Fandom di Biak dan Sarafambe di Seru. Lalu, di selatan terdapat lima pelabuhan perikanan yaitu Waharia di Nabire, Pomako di Timika, Komor di Asmat, Sumuraman di Mappi dan Kelapa Lima di Merauke.

Guna mendukung investasi, Pemerintah Provinsi Papua melakukan pemetaan ruang laut atau zonasi. Dengan demikian, para investor yang ingin menanamkan modalnya dapat mengetahui lokasi-lokasi mana saja yang bisa digunakan.  Selain untuk perikanan, laut juga sudah digunakan untuk menempatkan jaringan telekomunikasi misalnya kabel bawah laut, pengelolaan tambang lepas pantai hingga pariwisata.

“Dengan adanya tata ruang laut dapat menggali potensi dan sumber pendapatan daerah yang saat ini sudah mencapai tahap persetujuan teknis kementerian yang nantinya akan dipadukan tata ruang laut dan darat,” jelas Iman.

Diharapkan, dengan adanya penataan tata ruang maka diharapkan potensi kelautan yang dimiliki Papua dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin hingga memberikan kesejahteraan bagi nelayan dan masyarakat.

Baca Juga: KKP Diminta Berdayakan Nelayan Papua

Terkait nelayan Papua, Iman mengakui, hingga kini 90% nelayan asli Papua masih masuk kategori nelayan tradisional. Selain masih menggunakan peralatan sederhana dan tradisional, seperti menggunakan menggunakan pancing, saat melaut nelayan OAP hanya sebentar dibanding nelayan non OAP yang bisa beberapa jam bahkan melaut selama dua hingga tiga hari.

Karena itulah pihaknya berharap para nelayan OAP merubah kebiasaan tersebut sehingga hasil tangkapannya lebih banyak.

Selain perikanan tangkap, Papua juga memiliki ikan hias air tawar bernilai ekonomis tinggi seperti arowana (Scleropages jardinii) di Merauke dan udang cherax di Jayawijaya. Jenis ikan hias lainnya seperti ikan rainbow fish, bambit, iriatherina, kaca, banyak terdapat di perairan umum yang ada di kabupaten / kota di wilayah Provinsi Papua.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar