08 November 2025
11:13 WIB
Kabur Lagi, Asing Jual Instrumen Investasi RI Rp4,58 T Pekan Ini
Keluarnya modal asing kembali mencatatkan tren negatif, setelah pekan lalu asing membeli instrumen investasi meski hanya Rp1 triliun.
Penulis: Siti Nur Arifa
Petugas keamanan melakukan penjagaan di kawasan Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (3/9/2025). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/rwa.
JAKARTA - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso melaporkan, investor asing terpantau menjual kepemilikan instrumen investasi di Indonesia sebesar Rp4,58 triliun pada perdagangan di pekan pertama November 2025.
Modal masuk ini kembali memutarbalik tren pekan sebelumnya, di mana asing sempat melakukan pembelian tipis instrumen investasi RI sebesar Rp1 triliun.
Adapun aliran modal keluar pekan ini disebabkan oleh penjualan lebih besar di pasar SBN dan SRBI dibandingkan pembelian yang dilakukan asing di pasar saham.
Baca Juga: Asing Beli Tipis Instrumen Investasi RI Rp1 T Pekan Ini
"Berdasarkan data transaksi 3-6 November 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp4,58 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp4,42 triliun di pasar SBN dan Rp2,69 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) serta beli neto sebesar Rp2,54 triliun di pasar saham," ungkap Ramdan dalam keterangan resmi, Jakarta, dikutip Sabtu (8/11).
Selain itu, BI mencatat, berdasarkan data setelmen sampai 6 November 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp39,13 triliun di pasar saham, Rp0,91 triliun di pasar SBN dan Rp137,71 triliun di SRBI.
"Premi CDS Indonesia 5 tahun per 6 November 2025 sebesar 75,49 bps, naik dibanding dengan 31 Oktober 2025 sebesar 73,03 bps," tambah Ramdan.
Sementara itu, imbal hasil atau yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun berada di level 6,15% pada Jumat (7/11) pagi, turun dibanding Kamis (6/11) yang sempat naik ke level 6,17%.
Per akhir Kamis (6/11), hasil pantauan BI, indeks dolar AS (DXY) terpantau melemah ke level 99,73 poin terhadap pergerakan enam mata uang negara utama lainnya, yakni euro Eropa, yen Jepang, poundsterling Britania Raya, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss.
Meski demikian, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga tetap melemah 5 poin jelang akhir pekan ini. Detailnya, rupiah berada pada level bid Rp16.690 per dolar AS pada akhir Kamis (6/11), dan melemah menjadi Rp16.695 pada pembukaan Jumat (7/11).
Baca Juga: Terjun Bebas! Asing Lepas Instrumen Investasi RI Rp16,61 T Minggu Ini
Selanjutnya, Ramdan juga menginformasikan, yield surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS (US Treasury Note/UST) dengan tenor 10 tahun terpantau naik per Kamis (6/11).
“Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun naik ke 4,083%," ungkapnya.
Dia menuturkan, bank sentral akan terus menjalin koordinasi dengan semua pemangku kepentingan untuk menjaga stabilitas makroekonomi Indonesia ke depan.
"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia," pungkas Ramdan.