25 Juli 2023
12:58 WIB
Penulis: Fitriana Monica Sari
JAKARTA - Rumor kurang sedap kembali menerpa perbankan Tanah Air. Kali ini, menimpa salah satu bank swasta terbesar di Indonesia, yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA.
Seorang netizen mengunggah tangkapan layar yang berasal dari situs gelap. Dalam tangkapan layar tersebut, diduga ada 6 juta lebih data nasabah BCA yang dijual di situs gelap dan mulai dijual di dark web per 22 Juli 2023.
"Menurut aktivitas #Darkweb #Forum yang terdeteksi oleh #ThreatMon Threat Intelligence team, aktor ancaman di forum menerbitkan sebuah postingan. Dia mengumumkan bahwa dia menjual informasi kartu kredit pengguna milik #Bank #Central #Asia. Bank Central Asia (BCA) adalah #bank swasta terbesar di Indonesia. Bank Central Asia (BCA) menyediakan perbankan komersial dan lainnya #financial #services," tulis akun Twitter @MonThreat pada Senin (24/7).
Menanggapi viralnya rumor tersebut, manajemen BCA yang wakili oleh EVP Corporate Communication & Social Responsibility Hera F. Haryn pun membantah rumor tersebut. Hera mengatakan, kabar tersebut merupakan hoaks alias tidak benar.
Baca Juga: Kini Transfer BCA ke Blu Gratis Nol Rupiah
Pasalnya, setelah BCA melakukan pengecekan, data yang dijual di situs gelap tersebut berbeda dengan data nasabah yang dimiliki oleh BCA.
"Sehubungan dengan informasi yang beredar yang diklaim sebagai data kartu kredit dari BCA, dapat kami sampaikan bahwa kami telah melakukan pengecekan, dan data yang diklaim beredar tersebut berbeda dengan data yang dimiliki oleh BCA," kata Hera dalam keterangan resmi, Selasa (25/7).
Lebih lanjut, BCA mengklaim pihaknya terus memberikan layanan terbaik kepada nasabah, termasuk dalam hal pengamanan data.
"Perlu kami sampaikan bahwa dalam memberikan layanan kepada nasabah, BCA senantiasa melakukan pengamanan data dengan menerapkan strategi dan standar keamanan secara berlapis serta mitigasi risiko yang diperlukan untuk menjaga keamanan data dan transaksi digital nasabah," imbuhnya.
Hera menegaskan seluruh strategi dan penerapan standar keamanan tersebut selalu dievaluasi dan di-update dari waktu ke waktu dengan memperhatikan perkembangan keamanan siber dan transaksi digital.
"Hal ini merupakan bentuk komitmen BCA untuk senantiasa memberikan keamanan dan kenyamanan bagi nasabah BCA dalam memanfaatkan fasilitas perbankan BCA," pungkas Hera.
Pop Up Virus
Sebelumnya, media sosial juga sempat dihebohkan dengan unggahan berisi tangkapan layar yang menampilkan pop up virus dengan latar belakang tampilan awal aplikasi BCA Mobile.
Dalam unggahan itu, terlihat pop up Picsart bertuliskan "1 viruses found. Please remove them immediately".
Pop up itu menyebutkan adanya virus Trojan yang bisa menyebabkan perangkat dapat dikendalikan melalui aplikasi jarak jauh tanpa persetujuan pemilik. Sementara itu, nasabah hanya diberikan dua pilihan, yaitu "Quit App" dan "Delete".
BCA mengimbau nasabah untuk tidak mengklik notifikasi peringatan virus yang muncul saat membuka aplikasi mobile banking BCA.
Hera mengatakan bahwa nasabah perlu berhati-hati dengan notifikasi sejenis itu, terlebih bila notifikasi menggiring nasabah untuk mengklik sejumlah ikon lainnya.
“Yang dapat kami informasikan, mohon tidak mengklik apa pun di situ dan berhati-hati ketika akan men-download aplikasi tertentu,” kata Hera dalam konferensi pers yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin (24/7), dikutip dari Antara.
Baca Juga: BCA Bukukan Kenaikan Total Kredit 12% Di Kuartal I/2023
Hera juga meminta nasabah untuk segera menghubungi Halo BCA ketika menemukan aktivitas yang mencurigakan.
Pada sisi lain, nasabah juga diingatkan untuk tidak memberikan data yang bersifat rahasia kepada pihak mana pun termasuk kerabat, orang terdekat, seperti Personal Identification Number (PIN), One Time Password (OTP), Password, Response KeyBCA, serta Card Verification Code (CVC) atau Card Verification Value (CVV).
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, pihaknya belum menerima laporan adanya nasabah yang mengalami kerugian akibat notifikasi pop up tersebut.
Oleh karena itu, dia meyakini isu mengenai notifikasi peringatan virus di aplikasi mobile banking BCA merupakan sesuatu yang dibuat-buat dan disebarkan di media sosial.
“Saya pikir itu adalah kreasi di media sosial yang mengada-ada, menakut-nakuti nasabah, dan membuat gamang,” ujar Jahja.
Selain menjaga data pribadi, nasabah juga diingatkan untuk hanya mengakses informasi dari saluran resmi BCA, yaitu aplikasi Halo BCA, nomor resmi Halo BCA 1500888 (tanpa 021, +0621, atau tambahan lainnya), WhatsApp 08111500998 (ada centang hijau), Instagram @goodlifebca (sudah centang biru), dan website www.bca.co.id.