03 Maret 2023
08:40 WIB
JAKARTA – Perusahaan jasa keuangan global JP Morgan memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mencapai level 7.500 pada akhir tahun 2023.
Senior Country Officer JP Morgan Indonesia Gioshia Ralie mengatakan, proyeksi tersebut datang ketika pasar saham lokal telah melihat aliran dana asing keluar (capital outflow) sejak awal tahun.
Menurut dia, capital outflow tersebut karena investor memindahkan dana ke China setelah ekonomi terbesar kedua di dunia itu membuka kembali perbatasan dan mencabut kebijakan zero tolerance covid-19 selama tiga tahun.
“Kami percaya bahwa aliran dana ekuitas yang keluar baru-baru ini sebagian besar didorong oleh adanya pembukaan kembali perdagangan dari China, dimana investor menggunakan Indonesia sebagai sumber pendanaan setelah kinerja pasar saham yang luar biasa tahun lalu,” ujar Ralie dalam keterangannya, Kamis (2/3).
Dia menjelaskan pada dasarnya konsumsi domestik tetap kuat dan pendapatan perusahaan bahkan tumbuh tinggi, dan pasar saham Indonesia akan tetap memiliki outlook positif tahun ini karena investor memutuskan untuk buy on weakness.
Selain itu, lanjut dia, nilai tukar rupiah Indonesia yang menguat dan naik sekitar 3% tahun ini terhadap dolar AS karena investor asing kembali ke pasar obligasi lokal, juga akan memberikan iklim investasi yang suportif terhadap pasar saham dalam waktu dekat.
“Rupiah yang lebih kuat tentu dapat menguntungkan pasar, di mana apresiasi rupiah sebesar 1% terhadap dolar AS dapat meningkatkan laba bersih per saham sebesar 1%, dengan asumsi hal lainnya tetap konstan,” ujar Ralie.
Ralie melanjutkan penguatan rupiah juga merupakan kabar baik bagi importir dengan menggunakan dolar AS, terutama perusahaan consumer goods yang mengimpor bahan baku, dan juga perusahaan dengan eksposur utang menggunakan dolar AS.
Baca Juga: Mirae Asset Sekuritas Prediksi IHSG Capai 7.880 Pada 2023
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) melaporkan aliran modal asing keluar bersih mencapai Rp640 miliar dari pasar keuangan domestik selama periode 20-23 Februari 2023.
"Berdasarkan data transaksi 20-23 Februari 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp0,64 triliun," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (24/2)
Aliran modal asing keluar tersebut berasal dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp860 miliar. Namun, terdapat aliran modal asing masuk bersih ke pasar saham sebesar Rp230 miliar.
Sejak 1 Januari hingga 23 Februari 2023, terdapat aliran modal asing masuk bersih di pasar SBN sebesar Rp43,88 triliun, dan modal asing keluar bersih di pasar saham sebesar Rp2,36 triliun.
Selain itu, Erwin mengatakan imbal hasil atau yield SBN Indonesia tenor 10 tahun stabil di level 6,77%. Level yield surat utang Indonesia tersebut lebih menarik dan jauh dari yield surat utang Amerika Serikat atau UST Treasury Note tenor 10 tahun yang naik ke level 3,877%.
Adapun, pada 23 Februari 2023, premi risiko investasi (credit default swap/CDS) Indonesia dengan tenor 5 tahun telah meningkat menjadi 93,89 basis poin (bps) dari sebelumnya 92,91 bps pada 17 Februari 2023.
Untuk nilai tukar rupiah melemah ke posisi Rp15.195 per dolar AS pada Jumat (24/2) pagi dibandingkan posisi pada perdagangan Kamis (23/2) sore Rp15.185 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) telah menguat ke level 104,60. Indeks Dolar AS merupakan suatu indeks yang mencerminkan pergerakan nilai tukar dolar AS terhadap enam mata uang utama lainnya, yaitu euro, yen Jepang, pound Inggris, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss.
Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.