09 November 2023
19:25 WIB
Penulis: Al Farizi Ahmad
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini, melambungnya harga pangan berupa beras dan cabai hanya terjadi sementara alias musiman. Hal itu disampaikan Jokowi di sela-sela kunjungannya ke SMK Negeri 1 Purwakarta, Jawa Barat.
"Yang beras kan memang sudah agak lama (harga tinggi). Kalau yang naik tinggi memang cabai, tapi ini kan musiman, kalau musimnya seperti ini pasti, tadi sudah mencapai Rp100 ribu/kg," kata Jokowi, Kamis (9/11).
Mengutip Informasi Pangan Jakarta, di wilayah DKI Jakarta, Kamis (9/11), harga beragam cabai jenis cabai masih tinggi. Harga cabai merah keriting misalnya, dibanderol Rp83.093 per kg. Kemudian harga cabai merah besar naik menjadi Rp73.902 per kg, dan cabai rawit hijau melonjak Rp1.534 ke Rp69.883 per kg.
Sedangkan harga cabai rawit merah masih berada di kisaran Rp90.720 per kg. Harga cabai rawit merah tertinggi berada di Pasar Mayestik dengan banderol Rp120.000 per kg
Meski begitu, Jokowi menuturkan, secara umum harga komoditas pangan lain masih terjangkau seperti bawang merah, bawang putih, hingga telur. "Semuanya kondisi stabil. Pasti adalah segitu banyaknya komoditas kemudian ada satu dua yang naik," tuturnya.
Jokowi menegaskan pihaknya akan terus mencarikan solusi terkait melambungnya harga beras yang hingga kini masih terjadi.
"tapi yang paling penting kita akan berusaha keras di beras karna itu makanan pokok kita, sampai saat ini belum bisa turun secara drastis tapi palimg tidak sudah tidak naik," jelasnya.
Saat disinggung terkait masih melambungnya harga beras karna bansos, Jokowi menampikknya. Menurutnya, bansos yang disalurkan itu seperti operasi pasar.
"Sehingga dengan diberikan bansos itu permintaan masyarakat jadi turun, kalau permintaan turun suplyernya tetep harganya bisa turun, teorinya seperti itu tapi emang belum," imbuhnya.
Bibit Cabai
Terkait dengan harga cabai, Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan bibit cabai untuk disalurkan kepada masyarakat. Hal ini menjadi bagian dari program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) sekaligus respon terhadap kenaikan harga cabai di pasaran.
"Kami harapkan ada pembagian bibit, Pak Dirjen Hortikultura KRPL galakkan tanam cabai 5-10 pot di rumah bisa mencukupi keluarga," kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Selasa.
Amran menambahkan, bibit cabai yang disalurkan berasal dari persediaan milik Kementerian Pertanian. Bibit cabai tersebut dapat diperoleh warga untuk ditanam di rumah masing-masing guna memenuhi kebutuhan.
"Bagi yang butuh bibit, saya katakan, anggarkan tahun depan mungkin ya. Tapi bisa mulai sekarang kalau ada (anggarannya)," ujar Amran.
Sebelumnya, Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) terus mengupayakan stabilisasi pasokan dan harga cabai rawit merah dengan memobilisasi pasokan dari daerah surplus ke daerah defisit.
“Kami mendorong pemerintah daerah untuk saling membangun kerja sama antardaerah (KAD), sehingga cabai di daerah yang masih produksi dan harganya stabil dapat mendistribusikan cabai ke daerah defisit atau daerah dengan harga cabai yang tinggi,” kata Kepala NFA Arief Prasetyo Adi, di Jakarta, Rabu (1/11).
Selain itu, guna menopang stabilitas pasokan dan harga cabai di Pasar Induk, NFA juga melakukan Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) dari daerah surplus ke daerah defisit melalui kerja sama antardaerah (KAD) dengan mengoptimalkan pemanfaatan dana APBD dan BTT (Belanja Tidak Terduga).