15 Juni 2023
12:57 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan, puncak bonus demografi yang akan terjadi di 2030 harus jadi potensi dalam mendukung kemajuan bangsa.
Menilik negara lain, pemerintah tak ingin bonus demografi yang akan tercapai nantinya malah menjadi beban dan musibah menuju Indonesia Emas 2045.
Jokowi menggarisbawahi, Indonesia akan mengalami puncak bonus demografi di 2030 yang 68,3% total penduduk di antaranya merupakan usia produktif. Adapun, dirinya mewanti kejadian bonus demografi ini hanya akan terjadi satu kali dalam peradaban sebuah negara.
“Bonus demografi itu hanya terjadi satu kali dalam peradaban sebuah negara. Ini bisa menjadi peluang, tapi juga bisa menjadi sebuah bencana kalau kita tidak bisa mengelolanya,” tegasnya dalam agenda Indonesia Emas 2045: Negara Nusantara Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan, Kamis (15/6).
Secara eksplisit, lanjutnya, bonus demografi di beberapa negara cenderung ‘mubazir’ dengan kemampuan yang dimiliki.
Misalnya, lulusan S2 di sebuah negara yang seharusnya bisa menjadi guru malah berakhir kerja menjadi tukang sapu saja.
Lebih lanjut, sebuah negara di Afrika yang telah mengalami bonus demografi yang sudah terjadi di 2015 dan berakhir mengenaskan saat ini. Dalam tujuh tahun berselang, negara tersebut malah mengalami lonjakan pengangguran hingga menyentuh 33,6%.
“Saya tidak usah sebut negaranya di mana, tapi saya yakin Bapak-Ibu tahu,” ujarnya.
Dengan kenyataan ini, presiden mengingatkan, Indonesia harus merencanakan dan bekerja keras memanfaatkan peluang yang dinilai hanya terjadi sekali dalam peradaban sebuah negara. Perlu rencana, visi, hingga strategi yang taktis karena di waktu yang sama Indonesia berkompetisi dengan perkembangan negara lain.
Indonesia tak bisa lagi menggunakan istilah-istilah absurd dan tidak konkret terhadap pembangunan di lapangan.
“Harus to the point (strateginya), untuk bisa membawa kapal besar Indonesia emas 2045. (Butuh) rencana dan visi taktis, strategis.. kemudian berani mengeksesekusinya,” ungkapnya.
Sekali lagi, semua ini perlu diupayakan untuk bisa menggapai cita-cita Indonesia emas 2045 menjadi lima besar ekonomi dunia. Apalagi, peluang tersebut masih ada berdasarkan hitungan yang berasal dari institusi global maupun nasional, kendati tak lepas dari tantangan yang menghadang.
“Hitung-hitungannya (ekonomi besar dunia), sudah saya dengar dari Bappenas, McKinsey, IMF, World Bank, hitung-hitungannya hampir mirip-mirip, tapi tantangannya itu tidak mudah,” paparnya.
Pada kesempatan yang sama, Jokowi memperkirakan, pendapatan nasional bruto atau (PNB) Indonesia di 2023 akan menyentuh sebesar US$5.030/kapita. Jumlah ini diproyeksikan akan melonjak drastis berkisar US$23.000-30.300/kapita.
Kemudian, pemerintah berupaya untuk menekan rendah tingkat kemiskinan nasional yang sudah di level single digit 9,57%. Pemerintah menilai, capaian ini masih terbilang tinggi dibandingkan target 0,5-0,8% yang dipatok dapat tercapai di 2045
“Tapi (target ambisius ini) bukan hal yang mudah, bukan hal yang gampang,” sebutnya.