c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

24 Oktober 2023

19:17 WIB

Jokowi: Pembangunan Transportasi Umum Bukan Untuk Cari Untung

Pembangunan transportasi umum merupakan keputusan politik, bukan keputusan ekonomi yang sekadar mencari keuntungan

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

Jokowi: Pembangunan Transportasi Umum Bukan Untuk Cari Untung
Jokowi: Pembangunan Transportasi Umum Bukan Untuk Cari Untung
Petugas menunjukan rute perjalanan kereta LRT saat uji coba terbatas di Stasiun LRT Harjamukti, Depo k, Jumat (14/7/2023). ValidNewsID/Fikhri Fathoni

JAKARTA - Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa pembangunan transportasi umum yang dilakukan pemerintah merupakan bentuk pelayanan kepada masyarakat. Artinya, fasilitas transportasi umum tak perlu memperhitungkan untung dan rugi. 

Bila dikalkukasi secara keuntungan dan kerugian, dia menyebutkan pembangunan transportasi umum sudah dipastikan rugi.

Kepala Negara mengambil contoh MRT Jakarta yang perencanaannya sudah sejak 26 tahun silam, namun baru terwujud pada 2013 semasa ia menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

"Contohnya pembangunan MRT, rencana sudah ada 26 tahun lalu tapi tidak dieksekusi. Memang ada problemnya, dikalkulasi dan dihitung selalu merugi, hitung lagi kesimpulannya rugi," sebut Jokowi di Jakarta, Selasa (24/10).

Baca Juga: Pengembangan Transportasi Massal Energi Terbarukan Bantu Cegah Polusi

Presiden juga menggarisbawahi bahwa pembangunan transportasi umum merupakan keputusan politik, bukan keputusan ekonomi layaknya perusahaan yang mencari laba.

"Tidak ada salahnya hitung untung-rugi. Tapi kalau selalu rugi, apakah tidak akan kita bangun yang namanya MRT?" katanya.

Sama halnya dengan MRT, pembangunan LRT Jakarta pun merupakan keputusan politik. Dalam hal ini, pemerintah berupaya mencari celah untuk menutup kerugian dari pembangunan kereta tanpa masinis itu.

"Harus dicari dan akhirnya ketemu, ditutup dari Electronic Road Pricing (ERP). Sudah diputuskan dan itu keputusan politik untuk menyuntik Rp800 miliar dari APBN, itu kewajiban karena pelayanan dan bukan perusahaan yang mencari untung dan rugi," tegas RI 1.

Sekadar informasi, rencana pembangunan MRT di Jakarta sejatinya sudah dicetuskan pada 1985 silam, namun belum dinyatakan sebagai proyek nasional. 

Barulah pada 2005, pemerintah menetapkan proyek MRT Jakarta sebagai proyek nasional.

Proyek itu sendiri mulai digarap pada Oktober 2013, yakni ketika Joko Widodo menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Pembangunannya dimulai dengan fase I yang membentang lebih kurang sepanjang 16 km dari Terminal Lebak Bulus hingga Bundaran HI dengan 13 stasiun dan satu depo.

Baca Juga: Pengamat Kritik Kesenjangan Pembangunan Infrastruktur Di Indonesia

Sebelumnya, Pj. Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menargetkan pembangunan MRT Fase 2A CP201 yang tengah berjalan dapat rampung dan beroperasi pada 2027 mendatang secara bertahap.

"Nanti kalau sudah selesai sampai Harmoni, bisa langsung beroperasi dari HI menuju Harmoni, sambil berjalan pembangunan Harmoni-Kota," imbuhnya lewat keterangan tertulis beberapa waktu lalu.

Sementara itu, Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Tuhiyat menyebut progres pembangunan MRT Jakarta Fase 2A CP201 per 25 September 2023 telah mencapai 62,81%. 

Nantinya, Fase 2A MRT Jakarta akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Kota sepanjang 5,8 km dan terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah, yakni Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota.

"Saat ini, pembangunan Stasiun Monas tengah memasuki tahap pekerjaan seperti pengecoran lantai peron stasiun, pengecoran tangga akses, pemasangan sistem elektrikal dan pemadaman kebakaran, pipa suplai air, dan lain-lain," tandas Tuhiyat.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar