Selamat Malam

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

08 Oktober 2024

11:48 WIB

Jokowi Pede Indonesia Bakal Gabung India-China Jadi Superpower Asia

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut, Indonesia bersama India dan China akan menjadi mesin perekonomian alias superpower dunia pada masa depan.

Penulis: Khairul Kahfi

<p data-originalcomputedfontsize="13" data-originalfontsize="13px" id="isPasted">Jokowi Pede Indonesia Bakal Gabung India-China Jadi <em>Superpower</em> Asia</p>
<p data-originalcomputedfontsize="13" data-originalfontsize="13px" id="isPasted">Jokowi Pede Indonesia Bakal Gabung India-China Jadi <em>Superpower</em> Asia</p>

Presiden Joko Widodo saat meresmikan Smelter PT. Amman Mineral Internasional Tbk, di Sumbawa Barat, Senin (23/9/2024). Youtube/Setpres.

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan Indonesia bersama India dan China akan menjadi mesin perekonomian alias superpower dunia di masa depan. Hal ini lantaran tren pertumbuhan dunia yang dulunya terpusat di Negara Barat menuju ke Zona Asia, atau Jokowi sebut sebagai Abad Asia.

“Kita tahu sekarang telah masuk ke abad Asia, pergeseran dari barat menuju ke Asia, growth pertumbuhan ekonomi juga bergeser semuanya ke Asia. Diprediksi, diperkirakan di Asia nanti akan ada tiga kekuatan ekonomi baru, superpower ekonomi tiga negara yang diperkirakan, India, China, dan Indonesia,” katanya dalam BNI Investor Daily Summit 2024, Jakarta, Selasa (8/10).

Namun, dia menyadari, untuk mencapai titel negara superpower ekonomi saat ini tak akan mudah karena akan menghadapi banyak tantangan dan syarat yang harus dilalui. Karena itu, Indonesia perlu untuk terus menjaga sikap optimisme.

Sementara ini, tantangan yang akan ekonomi hadapi datang dari ekspektasi perlambatan ekonomi global yang rata-rata diperkirakan masih sebesar 2,7-2,8%. Selain itu, tensi geopolitik global juga kembali membara dan makin runyam belakangan.

“Peningkatan tensi geopolitik, perang Ukraina belum selesai, masuk perang Israel-Palestina, tambah lagi Israel-Lebanon, tambah lagi Iran dengan Israel, ketidakpastian ekonomi dunia semakin tidak jelas. Itulah yang tadi saya sampaikan, optimisme itu penting,” jelasnya.

Indonesia juga perlu mengantisipasi fenomena perubahan iklim ke depan yang tidak bisa dianggap remeh lagi. Di dalam negeri, kepala negara juga menyampaikan, masih ada sejumlah pekerjaan rumah untuk menaikkan tingkat produktivitas serta memperbaiki tingginya level ICOR saat ini.

“Semuanya menjadi PR besar bagi pemerintahan yang akan datang,” katanya. 

Kendati di tengah semua tantangan yang ada, presiden bersyukur perekonomian Indonesia masih bisa bertumbuh 5%-an. Jadi kondisi yang ada masih bisa menjadi modal besar perekonomian tanah air.

“Kita memiliki modal besar, pertumbuhan ekonomi yang tetap terjaga di atas 5%. Kuartal II/2024 kita masih tumbuh 5,08%. Inflasi yang terus bisa kita kendalikan di angka 2-3%, ini juga merupakan modal yang sangat baik,” tuturnya.

Modal perekonomian positif juga ditunjukkan dari level keyakinan konsumen yang berada di level optimis 124,4 poin. Kemudian, tren indeks pengeluaran yang meningkat secara tahunan, dari 145,8 poin pada kuartal III/2023 menjadi 234,8 poin pada kuartal III/2024, “Artinya secara year-on-year naik sangat tinggi sekali (indeks pengeluaran),” ucapnya.

Dia juga menyampaikan, PDB per kapita Indonesia yang sudah mencapai US$5.060. Jokowi berharap, PDB per kapita RI bisa berada di atas US$7.000 dalam lima tahun ke depan, dan terus naik ke atas US$9.000 dalam 10 tahun ke depan. Untuk itu, perkembangan perekonomian Indonesia saat ini perlu dijaga optimismenya.

“Asal pertumbuhan ekonomi kita bisa di atas 5% atau sesuai yang sering disampaikan oleh Pak Prabowo bisa mencapai target 8%, itulah yang akan mempercepat negara kita, Indonesia, bisa masuk menjadi negara maju,” paparnya.

Mulus, Presiden Baru Bisa Langsung Kerja
Pada kesempatan sama, Jokowi mengingatkan, Indonesia akan segera melantik Presiden Terpilih Prabowo Subianto sebagai presiden RI ke-8. Tidak kurang dari 12 hari lagi Indonesia akan punya pemimpin baru.

“(Dalam) 12 hari lagi, transisi kepemimpinan nasional akan terjadi. Tanggal 20 Oktober yang akan datang, Bapak Jendral TNI Purnawirawan Prabowo Subianto akan dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia,” ucapnya. 

Dirinya pun mengapresiasi, pergerakan birokrasi Prabowo selaku presiden terpilih betul-betul mempersiapkan rencana kerja hingga program unggulan menuju hari pelantikan secara baik. Presiden pun menilai, proses transisi antar pemerintahan hari ini berjalan dengan baik.

Buktinya, sebut Jokowi, Prabowo selalu hadir di setiap Rapat Paripurna dan Rapat Terbatas, dari sebelumnya hanya untuk urusan pertahanan saja.

“Sehingga rencana-rencana untuk program unggulan yang akan dilaksanakan oleh Presiden Prabowo itu betul-betul disiapkan dengan baik, (berkoordinasi) dengan Menteri-Menteri yang sekarang,” ucapnya. 

Apalagi, perkembangan koordinasi tersebut utamanya untuk RAPBN 2025 yang begitu intensif. Dia juga berharap, upaya ini bisa memuluskan proses pemerintahan 2024-2029 di bawah komando Presiden Terpilih Prabowo.

“Saya enggak tahu berapa kali pertemuan Pak Prabowo dengan Menteri berjalan dengan lancar insyaAllah, mulus. Sehingga setelah dilantik, Presiden dan seluruh Kabinet langsung bisa bekerja dengan cepat melaksanakan program-program yang ada, tanpa ada jeda,” ungkapnya.

Jokowi menilai, kondisi ini begitu manis lantaran dirinya tidak bisa mendapat kemewahan ini di 2014 silam ketika menjabat sebagai presiden pertama kali. Jokowi bersama kabinetnya membutuhkan waktu 1-1,5 tahun hanya untuk mengonsolidasi pemerintahan baru.

“Artinya, 1-1,5 tahun waktu kita hilang. Karena itu saya sangat senang sekali proses transisi kepemerintahan ini. Kita harapkan, yang tinggal 12 hari, berjalan dengan baik dan berjalan dengan mulus,” jelasnya.

Dia menekankan, transisi pemerintahan yang berjalan dengan baik dan mulus penting untuk menjaga optimisme semua pihak secara stabil, baik secara politis maupun ekonomi. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar