c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

07 Juni 2023

15:37 WIB

Jokowi Jabarkan Beragam Insentif Untuk Investor Di IKN

RI juga manifestasikan ekonomi hijau dengan menetapkan pembangunan pertama di IKN untnuk pembibitan dan botani di Mentawir, Kalimantan Timur.

Editor: Rikando Somba

Jokowi Jabarkan Beragam Insentif Untuk Investor Di IKN
Jokowi Jabarkan Beragam Insentif Untuk Investor Di IKN
Presiden Joko Widodo berbincang dengan Dubes Singapura untuk RI Kwok Fook Seng setelah tiba di Singapura, Rabu (7/6/2023). BPMI Setpres/Laily Rachev

SINGAPURA- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menjanjikan akan memfasilitasi sebaik mungkin penawaran investasi khususnya terkait ekonomi dan industri hijau di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.  

Jokowi juga menjelaskan kepada calon investor agar tidak khawatir dengan insentif yang akan diberikan pemerintah untuk pembangunan IKN.

Pemerintah Indonesia sudah menyiapkan berbagai skema insentif fiskal, seperti tax holiday, non-collected Pajak Pertambahan Nilai (PPn), super deduction tax, ataupun bea impor.

“Itu (insentif) mudah, mudah-lah. Saya juga sebelumnya pebisnis, jadi jangan khawatir kami telah menyiapkan insentif,” kata Presiden Jokowi dalam agenda Ecosperity Week 2023 di Singapura, Rabu, sebagaimana dipantau dari Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (7/6).

Dia juga menekankan komitmen RI terhadap ekonomi hijau. Ini dimanifestasikan dengan  menetapkan pembangunan pertama di IKN yakni untuk membangun pusat pembibitan dan botani di Mentawir, Kalimantan Timur, dengan kapasitas produksi 15 juta bibit per tahun.

“Kami telah melakukan segalanya, khususnya terkait energi hijau dan industri hijau, kami akan memfasilitasinya sebaik yang kami mampu, karena kami percaya kesuksesan ekonomi dan keberlanjutan harus dikerjakan bersama-sama,” 

“Itu mengapa hal pertama yang kami bangun adalah pusat botanical, pusat pembibitan dengan kapasitas 16 juta bibit per tahun di Rumpin dan 15 juta bibit per tahun di Mentawir,” ujar Jokowi lagi.

Dari sumber energi hijau di Kalimantan itu, kata Presiden, pemerintah akan memprioritaskan pembangunan hilirisasi, industri panel surya, industri baterai kendaraan listrik, dan industri kendaraan listrik.


Proyek Dekarbonisasi
Pada kesempatan sama, Jokowi menekankan komitmen serius Indonesia dalam pengembangan transisi energi. Potensi energi baru dan terbarukan (EBT) yang dimiliki Indonesia mencapai 434 gigawatt yang berasal dari tenaga panas bumi (geothermal), angin, sinar matahari, biofuel, dan hidro (air).

“Izinkan saya memberikan contoh dari potensi PLTA, kami punya 4.400 sungai yang bisa jadi potensi PLTA, 128 dari itu (4.400 sungai) adalah sungai besar. Contohnya Sungai Kayan di Kalimantan. Itu sumber energi hijau untuk kawasan industri hijau di Kalimantan Utara,” ujar dia.

Soal pendanaan IKN, Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) di kesempatan berbeda juga menguraikan tengah menjajaki peluang pendanaan iklim melalui Nusantara Forest Carbon Project sebagai upaya penurunan emisi sektor kehutanan.

Dalam mewujudkan Nusantara sebagai Kota Hutan, ada tiga fokus pembangunan, yakni iklim (climate), komunitas (community), dan keanekaragaman hayati (biodiversity).

“OIKN memastikan akan membalikkan tren deforestasi yang ada saat ini dan membuka peluang dalam perdagangan karbon lewat pendekatan yurisdiksi dengan melibatkan masyarakat," ujar Direktur Pengembangan Pemanfaatan Kehutanan dan Sumber Daya Air (PPKSDA) OIKN Pungky Widiaryanto di Jakarta, Rabu.

Dikutip dari Antara, Pungky mengatakan bahwa perdagangan karbon pada wilayah perairan di IKN juga dimungkinkan dengan adanya potensi area mangrove serta pesisir yang sangat besar. 

Sementara itu, Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam OIKN Myrna A. Safitri mengatakan, IKN akan melakukan transformasi model ekonomi yang tidak berfokus pada ekstraksi sumber daya alam. Ini dilakukan juga dengan jasa lingkungan melalui pengembangan klaster industri.

"“Kami di jajaran pimpinan IKN sangat berkomitmen melakukan pembangunan rendah karbon, tidak hanya di sektor lingkungan hidup, tetapi di semua sektor,” ujar Myrna A. Safitri.

Dalam bisnis perdagangan karbon, Kalimantan Timur telah berhasil menurunkan emisi sekitar 31,9 juta ton pada tahun 2019 hingga 2020, melebihi target penurunan emisi nasional sebesar 22 juta ton.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar