c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

14 September 2023

16:25 WIB

Jokowi Ingin Industri Mebel RI Saingi Vietnam Dan Malaysia

Industri mebel Indonesia sempat merajai pasar dunia di periode 1990-an. Tapi, kini, Indonesia berada di peringkat 17, kalah bersaing dengan Malaysia diperingkat 12 dan Vietnam di peringkat 2

Penulis: Al Farizi Ahmad

Jokowi Ingin Industri Mebel RI Saingi Vietnam Dan Malaysia
Jokowi Ingin Industri Mebel RI Saingi Vietnam Dan Malaysia
Presiden Joko Widodo secara resmi membuka IFFINA Indonesia Meubel & Design Expo 2023 yang digelar di Nusantara Hall, ICE BSD, Tangerang. Kamis (14/09/2023). BPMI Setpres/Rusman

JAKARTA – Buat Presiden Jokowi, datang ke pameran furniture atau mebel jadi kesenangan tersendiri. Dia mengaku seperti pulang kampung.

Perasan tersebut disampaikan Jokowi saat membuka acara Indonesian Furniture Industry And Handicraft Association (IFFINA) 2023 di BSD, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (14/9).

"Saya itu kalau diundang untuk acara-acara yang berkaitan dengan furniture itu paling semangat. Biasanya saya tidur di Bogor, Istana Bogor, tapi tadi malam saya tidur di Istana Jakarta supaya lebih dekat dengan acara di sini," kata Jokowi.

Bahkan, Jokowi mengaku rela meninggalkan Ibu Negara Iriana hanya untuk menghadiri acara ini. "Ibu Jokowi di Bogor, saya di Jakarta demi Asmindo. Karena terasa terasa pulang kampung, kalau sudah masuk ke acara-acara Asmindo," ujarnya.

Jokowi pun menuturkan, sudah selayaknya para pemain di industri mebel bersyukur karena Indonesia memiliki keunggulan baik dari sisi bahan baku, sumber daya manusia dan juga kekayaan seni budaya. 

"Inilah modalitas utama kita di bidang industri mebel sehingga saya yakin jika digarap secara serius industri ini akan menjadi unggulan kita," tuturnya.

Namun, Jokowi yang juga mantan pengusaha mebel tersebut, sangat menyayangkan, saat ini industri mebel atau furniture Indonesia masih kalah bersaing dengan Vietnam dan Malaysia. Padahal, dia mengingat, furniture Indonesia sempat merajai pasar dunia kisaran tahun 1990.

Menurutnya, potensi pasar mebel di dunia sebesar tercatat USS766 miliar, sementara Indonesia hanya mampu berkontribusi US$2,8 miliar pada tahun 2022. 

Dari sisi peringkat, produk mebel Indonesia di pasar dunia ‘hanya’ berada di urutan 17, kalah dibandingkan Vietnam dan Malaysia.

"Indonesia ini ranking 17, di bawah Vietnam yang ranking ke 2, di bawah Malaysia yang ranking 12. Padahal kita sumber dayanya, bahan baku, SDM kita sebetulnya sangat siap. Saya ingat di tahun-tahun 90-an, kalau kita pameran di luar tadi Jerman, Italia maupun Prancis kita itu keliatan merajai gitu. Sekarang, kok, bisa nomor 17?," kata Jokowi.

Pasar Domestik
Terlepas dari penguasaan pasar ekspor, untuk pasar domestik sendiri, Jokowi menginginkan agar belanja mebel pemerintah didominasi produk furnitur dari dalam negeri. Karena itu, Presiden meminta pelaku industri mebel domestik segera memasukkan produk-produknya ke e-katalog belanja pemerintah.
 
Gede banget (belanja pemerintah untuk produk mebel), dan banyak diisi oleh furnitur impor. Oleh sebab itu segera masukkan semua produksi mebel kita ke e-katalog agar memudahkan,” kata Jokowi.

Presiden menyampaikan, belanja mebel memiliki porsi yang cukup besar dari keseluruhan belanja APBN, APBD maupun BUMN pada 2023 yang mencapai sebesar Rp1.236 triliun. 

Karena itu, Jokowi mengharapkan industri mebel dalam negeri, dapat menguasai pasar mebel di Tanah Air karena potensi industri domestik yang besar.

“Pemerintah terus mendorong agar pasar dalam negeri tidak di kuasai oleh produk mebel dari luar,” kata dia.

Untuk menguasai pasar di dalam negeri, kata Jokowi, tindak lanjut ada di pelaku industri. Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah mencari mitra industri mebel dari luar negeri untuk bekerja sama. “Menurut saya, karena kita tidak mau berpartner. Sementara negara lain saling berpartner,” kata Jokowi.

Gaet Partnership
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (MenKopUKM) Teten Masduki meyakini, industri mebel domestik bisa kompetitif di pasar. Ini karena Indonesia mempunyai potensi yang cukup besar dari bahan baku hingga kemampuan SDM.
 
"Dua hal yang saya tangkap dari sisi produksi ada transfer model bisnisnya, teknologinya. Termasuk juga market-nya karena kalau kita masuk ke market Amerika, Eropa kan kita harus tahu juga market, demand-nya, seleranya, dan lain sebagainya. Sehingga model itu yang tadi saya kira dipesankan oleh Pak Presiden untuk diadopsi oleh para pelaku furniture di Tanah Air," kata Teten.
 
Menurut dia, model kerja sama di industri mebel juga dilakukan oleh negara lain, apalagi jika ingin masuk ke pasar global.
 
"Vietnam juga sama, Jerman, Eropa semuanya juga sama jadi sekarang itu modelnya adalah partnership. Ini yang harus didorong, jadi tidak bisa lagi kita bikin produk sendiri-sendiri apalagi kalau mau masuk ke pasar global harus partnership," tuturnya.
 
Pada 2023 ini, Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) kembali menggelar IFFINA Indonesia Mebel and Design Expo 2023 setelah sebelumnya sempat vakum selama 6 tahun. Penyelenggaraan IFFINA 2023 merupakan ke-10 kalinya sejak pertama kali digelar pada 2008.
 
IFFINA 2023 juga didukung oleh empat kementerian terkait, yakni Kementerian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
 
Dengan mengusung tema The New Sourcing Circle in Asia, IFFINA 2023 juga didukung dari berbagai asosiasi terkait. Di antaranya ASEAN Furniture Industry Council (AFIC), Council of Asia Furniture Association (CAFA), Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia (ADPII), Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII), Himpunan Desainer Mebel Indonesia (HDMI), Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), dan lain-lain .
 
Pameran yang berlangsung pada 14-17 September 2023 tersebut akan menjadi showcase bagi para peserta pameran yang melingkupi industri terkait, yaitu furniture, craft, project design, homeware, home fabric dan serta decorative and gift.
 

Adapun jumlah pengunjung yang ditargetkan akan hadir ke pameran itu, yakni sekitar 10.000 orang dengan jumlah peserta pameran mencapai 300 perusahaan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar