c

Selamat

Sabtu, 27 April 2024

EKONOMI

21 September 2021

12:45 WIB

Jokowi Harap Pabrik Hot Strip Mil 2 Bantu Hemat Devisa Rp 29 Triliun

Pabrik ini memiliki kapasitas produksi hot rolled coil (HRC) sebesar 1,5 juta ton per tahun, merupakan pabrik pertama di Indonesia yang mampu menghasilkan HRC kualitas premium.

Penulis: Rheza Alfian

Editor: Dian Kusumo Hapsari

Jokowi Harap Pabrik Hot Strip Mil 2 Bantu Hemat Devisa Rp 29 Triliun
Jokowi Harap Pabrik Hot Strip Mil 2 Bantu Hemat Devisa Rp 29 Triliun
Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik hot strip mill 2 PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di Cilegon, Banten, Selasa (21/9/2021). ANTARA/Desca Lidya Natalia

JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengharapkan beroperasinya pabrik baja PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dapat menekan angka impor baja Indonesia yang saat ini berada pada peringkat kedua komoditas impor Indonesia. 

“Sehingga kita harapkan nanti bisa menghemat devisa Rp29 triliun per tahun, ini angka yang sangat besar sekali,” katanya dalam Peresmian Pabrik Industri Baja PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk, di Kota Cilegon, Provinsi Banten, Selasa (21/9).

Hari ini, Jokowi meresmikan Hot Strip Mill #2 dari PT Krakatau Steel yang menggunakan teknologi modern dan terbaru di industri baja dan hanya ada dua di dunia, pertama di Amerika Serikat dan yang kedua di Indonesia, yaitu di Krakatau Steel.

Ia mengatakan telah melihat ke dalam proses produksinya dan mengakui bahwa pengoperasian pabrik menggunakan teknologi tinggi.

Pabrik ini memiliki kapasitas produksi hot rolled coil (HRC) sebesar 1,5 juta ton per tahun, merupakan pabrik pertama di Indonesia yang mampu menghasilkan HRC kualitas premium. Produksinya akan terus ditingkatkan hingga nanti mencapai 4 juta ton per tahun.

Dengan beroperasinya pabrik ini, Jokowi berharap akan dapat memenuhi kebutuhan baja dalam negeri sehingga tidak perlu lagi ada impor dilakukan untuk industri tanah air.

“Saya pesan, agar kualitas produk yang dihasilkan tidak kalah dengan produk impor, bisa memenuhi kebutuhan dunia industri kita, di negara kita,” katanya.

Lebih lanjut, ia juga meyakini, nantinya baja dan besi akan menjadi komoditas yang mampu bersaing di pasar regional dan pasar global.

Untuk itu, ia berpesan kepada para menteri untuk terus mendukung para pelaku industri baja dan besi dan mendukung Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar menjadi profesional.

“Dan terus menguntungkan untuk mewujudkan klaster 10 juta ton industri baja di Cilegon, yang ditargetkan akan terealisasi di tahun 2025,” imbuhnya.

Seperti diketahui, pada kuartal I/2021, tercatat impor baja mencapai 1,3 juta ton dengan nilai impor US$1 miliar. Angka itu meningkat sebesar 19% dibandingkan realisasi impor pada periode kuartal IV/ 2020 sebesar 1,1 juta ton dengan nilai  US$764 juta.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2020 impor besi dan baja masih menempati posisi 3 besar komoditas impor dengan nilai impor US$6,9 miliar, dibandingkan posisi yang sama pada tahun 2019 dengan nilai impor mencapai US$10,4 miliar.

Meskipun mengalami penurunan impor pada 2020, hal tersebut dinilai lebih disebabkan karena penurunan permintaan baja akibat covid-19 serta adanya kendala dalam supply chain.

Tetap Lakukan Transformasi
Selain itu, Jokowi juga menyampaikan bahwa walaupun di masa pandemi, proses transformasi BUMN tetap harus dilakukan.

“Tadi sudah disampaikan oleh Menteri BUMN Bapak Erick Thohir, pembentukan holding dan subholding sampai dengan pembentukan klaster-klaster industri strategis,” ujarnya.

Ia menambahkan, transformasi BUMN menjadi keharusan agar BUMN-BUMN menjadi BUMN yang kelas dunia, yang semakin profesional, yang semakin kompetitif, dan yang semakin menguntungkan, untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.

Selain itu, untuk membuka semakin banyak lapangan pekerjaan di negara kita, serta berkontribusi lebih besar pada pendapatan negara.

Saat ini, menurutnya, PT Krakatau Steel juga telah melakukan transformasi dan terus melakukan restrukturisasi.

“Pak Menteri BUMN tadi menyampaikan Krakatau Steel saat ini sudah semakin sehat, karena memang sebelumnya kurang sehat. Produksinya juga semakin lancar,” kata Jokowi.

Ia juga bilang, industri baja juga sangat strategis, oleh sebab itu, ia mengaku memberikan perhatian besar pada industri baja ini.

Sebab, produk yang dihasilkan sangat dibutuhkan dan dimanfaatkan oleh industri-industri lain. Artinya, nanti akan mengurangi semakin banyak impor dari negara-negara lain dan merupakan salah satu pilar penting untuk memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia, karena konsumsi baja yang sangat besar.

Untuk itu, ia meminta jika konsumsi baja sangat besar untuk tidak dibiarkan industri dimasuki produk-produk dari luar.

Industri baja, sambungnya, juga terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, bukan hanya karena pembangunan infrastruktur, tetapi juga pembangunan industri yang lainnya, yang nanti juga membutuhkan baja, utamanya industri otomotif.

“Dan selama lima tahun terakhir, kebutuhan baja kita meningkat hingga 40%. Tadi sudah disampaikan oleh Pak Dirut. Hal ini dipacu oleh pembangunan infrastruktur yang kita lakukan,” ucap Jokowi.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar