30 November 2021
19:35 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Dian Kusumo Hapsari
JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan dua unit bendungan multifungsi di Jawa Timur, yakni Bendungan Tugu di Kabupaten Trenggalek dan Bendungan Gongseng di Kabupaten Bojonegoro secara bersamaan di Bendungan Tugu.
"Kita mendapat tambahan dua bendungan besar lagi di Provinsi Jawa Timur yang siap dimanfaatkan untuk mendukung ketahanan pangan," sebut Presiden Jokowi di Trenggalek, Selasa (30/11).
Ia berharap dengan kehadiran dua bendungan multifungsi tersebut, aktivitas pertanian masyarakat bisa semakin bergairah yang ditandai dengan seringnya kegiatan penanaman agar lebih produktif dan meningkatkan pendapatan mereka.
"Aktivitas pertanian masyarakat diharapkan semakin meningkat, petani semakin sering menanam dan lebih produktif, sehingga pendapatannya akan meningkat," kata Presiden.
Menambahkan keterangan Presiden Jokowi, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyebutkan bahwa untuk Kabupaten Trenggalek sendiri akan ada dua unit bendungan, yakni Tugu yang sudah diresmikan, serta Bendungan Bagong yang baru dimulai pembebasan lahan.
Basuki menyebutkan selain untuk medium irigasi, kehadiran bendungan akan berfungsi untuk pengendali banjir dan air baku. Saat ini, terdapat 241 unit bendungan yang dikosongkan sebagian tampungannya dalam rangka antisipasi badai La Nina.
"Misal di Bendungan Tugu, tiga hari yang lalu di sini terjadi hujan besar dan sebagian desa-desa yang ada di hilir Bendungan Tugu sudah tidak banjir lagi," paparnya.
Sebagai informasi, Bendungan Tugu ada dalam tanggung jawab Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas. Pembangunan bendungan berkapasitas tampung 12,1 juta m3 itu juga masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Kehadiran Bendungan Tugu akan memenuhi kebutuhan daerah irigasi (DI) seluas 1.250 hektare, penyediaan air baku 12 liter per detik, reduksi banjir 42,47 m3/detik, serta Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro 0,4 MW.
Pembangunan Bendungan Tugu digarap oleh kontraktor PT Wijaya Karya dan PT APTA (KSO), serta PT Nindya Karya dan PT Minarta sejak tahun 2014 hingga 2021 dengan alokasi sebesar Rp1,69 triliun yang bersumber dari APBN.
Sementara, untuk Bendungan Gongseng, pembangunannya ada dalam tanggung jawab Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo yang nantinya bendungan tersebut akan berfungsi memenuhi kebutuhan irigasi sawah seluas 6.191 hektare.
"Selain itu, ada juga fungsi penyediaan air baku 300 liter/detik, konservasi pariwisata, reduksi banjir hingga 133,3 m3/detik serta sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebesar 0,7 MW," imbuh Menteri Basuki.
Bendungan Gongseng sendiri dibangun sejak 2018 silam dengan kontraktor pelaksana PT Hutama Karya (Persero), dan konsultan supervisi PT Inakko Internasional Konsulindo KSO, PT Tuah Agung Anugrah-PT Hilmy Anugrah. Adapun nilai kontrak bendungan itu mencapai Rp578 miliar.