01 Maret 2023
16:47 WIB
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Menurut SEEK, perusahaan induk dari aplikasi pengembangan karier dan pencarian kerja ternama di Asia JobStreet dan JobsDB, pekerja di bidang IT merupakan talenta yang paling dicari di Indonesia, Hongkong, Malaysia, Filipina dan Singapura. Hal ini terungkap dari riset SEEK berjudul "Apa yang Diharapkan Pekerja Diketahui Oleh Perusahaan: Membuka Pintu Masa Depan Rekrutmen."
Dalam peluncuran riset ini dijelaskan, para pekerja di bidang ini kerap mendapatkan penawaran kerja setiap minggu dan bulan. Dalam laporan disebutkan penawaran pekerjaan yang paling dicari oleh perusahaan antara lain di bidang IT, public service, AI & data science dan sales & customer service.
Chief Executive Officer, Asia, SEEK, Peter Bithos mengatakan, meskipun ada gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh perusahaan teknologi di kawasan Asia Tenggara dan di seluruh dunia, kebutuhan tenaga kerja dengan ahli dalam bidang teknologi masih tetap tertinggi berdasarkan temuan di laporan.
"Ini sesuai dengan pengamatan SEEK tentang peningkatan iklan lowongan pekerjaan untuk peran teknologi sebesar 29% YoY (2021 dibandingkan dengan 2022) di Asia Tenggara, berdasarkan data dari platform JobStreet oleh Seek dan JobsDB kami," katanya, Rabu (1/3).
Baca Juga: Jobstreet Adakan Virtual Career Fair di Tengah Badai PHK
Dalam hal prioritas utama pencari kerja, sebagian besar responden (71%) dari survei di Asia Tenggara dan Hong Kong mengatakan bahwa yang mereka prioritaskan adalah pekerjaan yang stabil dengan work life balance yang baik. Preferensi ini dominan di seluruh bidang pekerjaan, negara, dan generasi.
Secara umum, pencari kerja di Indonesia lebih terbuka terhadap tawaran pekerjaan dan hanya ada sedikit responden memiliki isu terkait deal-breaker. Dalam memilih karier, mereka memprioritaskan cuti yang tetap digaji, asuransi dan tunjangan, tugas-tugas kerja yang rumit, dan mendapat peluang kepemimpinan dibandingkan dengan rata-rata responden dari global.
Selain itu, sebagian besar pekerja Indonesia menyukai sistem kerja hibrid, meskipun 38% terbuka untuk kembali bekerja di kantor full time. Dalam hal jadwal kerja, preferensi pencari kerja di Indonesia hampir sama dengan rata-rata responden global, dengan preferensi jadwal kerja standar lima hari seminggu.
Partner dan Associate Director di BCG, Sagar Goel berpendapat, harapan orang terhadap pekerjaan telah berubah secara radikal dalam beberapa tahun terakhir. Kebanyakan pencari kerja tidak ingin hidup untuk bekerja, tetapi bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup.
"Para pengusaha harus memahami bahwa meskipun gaji yang tinggi mungkin menjadi cara untuk menarik perhatian pencari kerja tetapi uang tidak cukup untuk mempertahankan mereka dalam jangka panjang. Budaya yang mendukung work life balance, memungkinkan fleksibilitas, dan menekankan hubungan kerja yang baik sama pentingnya," katanya.
Baca Juga: Korban Penipuan Lowongan Kerja Daring Didominasi Yang Berpendidikan
Senada, COO-Indonesia, JobStreet, Varun Mehta mengatakan, dalam survei ini, 42% dari para profesional Indonesia terbuka untuk tawaran kerja baru. Mengetahui tenaga kerja Indonesia sangat energik dan produktif, bagaimana cara perusahaan dapat memenangkan talent terbaik dan memenuhi kebutuhan mereka di tengah pasar yang sangat kompetitif merupakan hal penting.
"Setiap perusahaan harus mulai perekrutan dari sekarang, menekankan gairah daripada keahlian mereka, menyediakan pengalaman perekrutan end-to-end yang luar biasa, memanfaatkan manajer perekrutan sebagai ambassador, serta menawarkan manfaat keseluruhan kepada para kandidat," tekannya.
Berdasarkan data Pusat Badan Statistik (BPS) Jumlah angkatan kerja berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada Agustus 2022 sebanyak 143,72 juta orang, naik 3,57 juta orang dibanding Agustus 2021. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) naik sebesar 0,83 persen poin.
Lalu, penduduk yang bekerja sebanyak 135,30 juta orang, naik sebanyak 4,25 juta orang dari Agustus 2021. Lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan terbesar adalah Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (1,57 juta orang). Hanya Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang yang mengalami penurunan, yaitu sebesar 0,05 juta orang.
Selanjutnya, sebanyak 55,06 juta orang (40,69%) bekerja pada kegiatan formal, naik 0,14 persen poin dibanding Agustus 2021, dan persentase setengah pengangguran dan pekerja paruh waktu mengalami penurunan, masing-masing sebesar 2,39 persen poin dan 1,77 persen poin dibandingkan Agustus 2021.