25 Februari 2025
10:01 WIB
Jelang Ramadan, Pemerintah Serentak Gelar Operasi Pasar Di 4.000 Titik
Untuk memastikan semua harga bahan pangan itu tetap berada di batas harga eceran tertinggi (HET), Lodewijk memastikan pihaknya akan terus melakukan operasi pasar secara rutin di seluruh daerah
Ilustrasi. Warga membeli bahan kebutuhan pokok saat digelar pasar murah di Kelurahan Karet Kuningan, Jakarta, Selasa (7/1/2025). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
JAKARTA - Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Lodewijk F Paulus mengatakan, per Senin (24/2), pihaknya telah menggelar operasi pasar di 4.000 titik menjelang Ramadhan 1446 Hijriah.
"Operasi pasar hari ini mulai dan Insyaallah akan menyentuh pada 4.000 titik dan kebutuhan pokok yang memang diperlukan masyarakat atau katakan yang bisa mengakibatkan inflasi," kata Lodewijk usai menggelar rapat koordinasi persiapan Ramadhan di kantor Kemenko Polkam, Jakarta Pusat, Senin.
Mantan Danjen Kopassus ini menjelaskan, operasi pasar itu dilakukan agar harga pangan pada bulan Suci Ramadan tetap stabil. Dia menambahkan operasi pasar itu juga bertujuan untuk memberantas praktik penimbunan bahan pangan yang kerap terjadi di lapangan.
Lodewijk pun menyoroti beberapa bahan pangan yang rawan mengalami kenaikan harga seperti daging sapi, daging ayam, cabai hingga minyak goreng. Untuk memastikan semua harga bahan pangan itu tetap berada di batas harga eceran tertinggi (HET), Lodewijk memastikan pihaknya akan terus melakukan operasi pasar secara rutin di seluruh daerah.
"Titik mana yang akan didatangi dan seperti apa bahan-bahan apa yang akan disampaikan Itu sudah direncanakan," jelas Lodewijk.
Sebelumnya, Menko Polkam Budi Gunawan sudah mengatakan pihaknya telah melakukan beragam antisipasi menjelang Ramadan, salah satunya memastikan harga pangan stabil. Budi Gunawan menjelaskan, pengendalian harga pangan itu dilakukan dengan cara memantau harga pangan agar tetap sesuai dengan HET.
Menurut pria yang akrab disapa BG ini, Pemerintah telah menetapkan HET untuk beberapa bahan pangan seperti Minyakita sebesar Rp15.700,00 per liter. Meski demikian, hingga saat ini angka realisasinya melebihi HET, yakni mencapai Rp17.500,00.
Jika kondisi ini terus berlanjut, kata dia, masyarakat akan kesulitan membeli kebutuhan pangan pada bulan puasa dan Lebaran. Oleh karena itu, BG dan seluruh jajaran pemerintahan yang lain mewanti-wanti para pengusaha agar tidak nakal dalam menentukan harga pangan saat Lebaran.
"Kami tidak menoleransi pengusaha yang melanggar sehingga dapat merugikan masyarakat, apalagi pada bulan puasa," kata BG.
Tidak Diperjualbelikan
Adapun Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menekankan, bahan pokok yang dijual di operasi pasar hanya untuk konsumsi masyarakat dan tidak diperjualbelikan kembali.
"Operasi pasar dilaksanakan untuk mengakomodasi bahan pokok dengan harga terjangkau. Jadi, masyarakat membeli untuk kebutuhannya sendiri, tidak untuk dijual kembali,” kata Mentan di sela peluncuran Operasi Pasar Pangan Murah bersama Wakil Menteri Pertanian Sudaryono dan pimpinan kementerian/lembaga di Kantor Pos Flora Jakarta, Senin.
Dia menyampaikan, pemerintah telah menggelar Operasi Pasar Pangan Murah untuk menstabilkan harga bahan pokok menjelang Ramadan dan Idulfitri 2025. Mentan menyampaikan, operasi pasar pangan murah akan dilakukan di seluruh Indonesia dengan melibatkan 4.500 gerai PT Pos Indonesia. Kemudian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pangan akan terlibat dalam menyuplai operasi pasar tersebut.
Mentan menegaskan, operasi pasar pangan murah itu sangat penting untuk menjaga stabilitas, dan masyarakat mendapatkan harga pangan yang terjangkau sesuai perintah langsung dari Presiden Prabowo Subianto.
Sementara itu, Vice President Account Management and Corporate Marketing PT Pos Indonesia Jaka Sunara mengatakan, sejumlah mekanisme telah disiapkan agar operasi pasar berjalan lancar dan tepat sasaran.
Salah satunya dengan menerapkan pembelian menggunakan nomor identitas (KTP) yang dimasukkan ke dalam sistem. Hal ini dilakukan untuk membatasi pembelian secara berulang kali dan dalam skala besar.
“Kami melakukan filternya berdasarkan KTP. Setiap pembelian harus masuk ke dalam sistem dengan menginput nomor KTP yang bersangkutan. Jadi, warga hanya dapat melakukan pembelian satu kali per harinya,” jelasnya.
Jaka menjelaskan, dengan sistem tersebut maka pembeli akan terdeteksi jika melakukan pembelian lebih dari satu kali. Dengan demikian, operasi pasar diharapkan dapat diserap secara merata.
“Sistem yang kami bangun agar bisa memastikan bahwa penyerapannya tersebar ke seluruh masyarakat, tidak terkumpul pada satu orang. Intinya, penjualannya ini nggak boleh ke pedagang,” ungkapnya.
Selain itu, pembatasan juga diberlakukan pada jumlah bahan pokok yang dibeli di operasi pasar. Jaka menyebutkan sesuai dengan petunjuk teknis Badan Pangan Nasional (Bapanas) terdapat batasan untuk setiap pembelian berbagai komoditas.
Untuk Minyakita maksimal dibeli 2 liter per konsumen. Sedagkan bawang putih maksimal 1 kilogram, daging kerbau maksimal 2 kilogram, gula konsumsi maksimal 2 kilogram, dan beras SPHP maksimal 2 pak (10 kilogram).Operasi Pasar Pangan Murah mulai berlangsung 24 Februari 2025 hingga 29 Maret 2025. Saat ini, operasi pasar dilaksanakan di 215 kantor pos di Pulau Jawa, 110 kantor pos di luar Pulau Jawa, dan akan dimasifkan hingga 4.500 gerai kantor pos di seluruh Indonesia. Selain itu, jaringan BUMN Pangan dan 88 Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pertanian akan dimanfaatkan sebagai lokasi operasi pasar.
Operasi Pasar ini melibatkan Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Kementerian Pertanian, Kementerian BUMN, Kementerian Perdagangan, Kementerian Dalam Negeri, Badan Pangan Nasional, dan Satgas Pangan.
Adapun pasokan pangan disediakan oleh sejumlah jaringan asosiasi petani dan pengusaha komoditas, serta BUMN pangan seperti Perum Bulog, PT Rajawali Nusantara Indonesia (PT RNI), PT Perkebunan Nusantara (PTPN), PT Berdikari, dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) dengan harga yang lebih rendah dibandingkan HET.