05 April 2023
21:00 WIB
Penulis: Aldiansyah Nurrahman
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Negara-negara di ASEAN sepakat untuk mengupayakan penguatan stabilitas keuangan kawasan. Salah satu caranya adalah melalui penggunaan mata uang negara-negara ASEAN.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, mata uang lokal didorong untuk digunakan dalam transaksi perdagangan dan konektivitas mekanisme pembayaran di kawasan ASEAN.
Hal itu merujuk pada hasil pertemuan antara Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur Bank Sentral dari sembilan negara ASEAN.
“Dalam pertemuan Menkeu dan Bank Sentral ASEAN disepakati komitmen negara ASEAN untuk menggunakan mata uang lokal dan perluasan konektivitas mekanisme pembayaran atau regional payment connectivity guna memperkuat stabilitas keuangan di kawasan,” jelasnya, di Kantor Kemenlu RI, di Jakarta, Rabu (5/3).
Indonesia sebagai ketua ASEAN tahun ini telah mengusulkan pengembangan regional payment connectivity guna mendukung pembayaran lintas batas.
Lima bank sentral di Asia Tenggara yaitu Bank Indonesia (BI), Bank Negara Malaysia (BNM), Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), Monetary Authority of Singapore (MAS), dan Bank of Thailand (BOT), juga telah sepakat untuk meningkatkan kerja sama konektivitas pembayaran di kawasan.
Kerja sama ditujukan untuk mewujudkan dan mendukung pembayaran lintas batas yang lebih cepat, murah, transparan, dan inklusif dengan mengintegrasikan infrastruktur pembayaran digital masing-masing, termasuk QR lintas negara dan fast payment.
Indonesia saat ini telah memiliki sejumlah teknologi pembayaran berbasis digital, seperti Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) dan BI Fast. Kedua teknologi itu memungkinkan masyarakat untuk melakukan transaksi hanya melalui scan QR di lima negara tersebut.
Namun, sejak regional payment connectivity disepakati pada November 2022, QRIS lintas negara saat ini baru bisa digunakan di Thailand.
Alih-alih menanti terciptanya mata uang bersama yang rumit, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Doni Primanto Joewono beberapa waktu lalu mengatakan kerja sama mata uang lokal melalui Local Currency Settlement (LCS) secara luas, telah mendorong peningkatan volume perdagangan dan investasi antarnegara ASEAN, termasuk Indonesia.
Ekonomi Digital
Ekonomi memang menjadi sektor yang diperhatikan ASEAN di bawah kepemimpinan Indonesia. Retno menyebutkan digitalisasi ekonomi dan sektor pariwisata juga akan terus diarusutamakan di bawah keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini.
“Dalam pertemuan Mendag ASEAN misalnya, seluruh negara anggota ASEAN mendorong adanya kesepakatan Digital Economic Framework di ASEAN dan melanjutkan perundingan upgrading kesepakatan trade on goods agreement di ASEAN untuk memfasilitasi perdagangan intra negara ASEAN,” tambahnya.
Kemudian untuk sektor pariwisata, digital tourism juga menjadi salah satu kesepakatan penting dalam pertemuan Menteri Pariwisata ASEAN yang diselenggarakan Februari yang lalu.
Negara ASEAN juga sepakat melakukan penguatan ketahanan energi. Caranya dengan melalui pembangunan ekosistem kendaraan listrik.
“Di dalam pertemuan High Level Task Force on Economic Integration, negara ASEAN sepakat untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di ASEAN dan akan disahkan pada KTT ke-42, Mei mendatang,” ujar dia.
Kemudian, negara ASEAN komitmen untuk penguatan ketahanan pangan kawasan melalui ketersediaan pangan regional di masa krisis.