c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

06 Desember 2022

20:16 WIB

Isu Iklim Mulai Jadi Pertimbangan, Investor Mulai Dilirik ESG

ESG sendiri adalah standar perusahaan dalam praktik investasi yang terdiri dari tiga kriteria.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

Editor: Fin Harini

Isu Iklim Mulai Jadi Pertimbangan, Investor Mulai Dilirik ESG
Isu Iklim Mulai Jadi Pertimbangan, Investor Mulai Dilirik ESG
Ilustrasi investasi berbasis ESG. Shutterstock/dok

JAKARTA - Investasi berbasis Environment, Social, Governance (ESG) sedang menjadi tren belakangan ini. ESG sendiri adalah standar perusahaan dalam praktik investasi yang terdiri dari tiga kriteria. Pertama, environment atau lingkungan, artinya perusahaan harus mempertimbangkan dampak operasional bisnis terhadap lingkungan.

Social (Sosial), yaitu perusahaan harus mempertimbangkan hubungan dan reputasi perusahaan terhadap pemangku kepentingan internal dan eksternal. Terakhir, Governance (Tata Kelola Perusahaan) yang mengharuskan perusahaan untuk menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik.

Atas penjabaran ketiga kriteria tersebut, ESG telah menjadi salah satu pertimbangan utama yang diakui secara global dalam membuat portofolio dan pedoman berinvestasi. Secara tren pasar, tema-tema yang menjadi perhatian pada matriks ESG adalah tema iklim dan keanekaragaman hayati. 

Chief Investment Officer PT Insight Investments Management (INSIGHT), Camar Remoa mengatakan Jika berkaca dari nilai matriks ESG pada tema iklim dan keanekaragaman hayati, Indonesia masih memiliki nilai ESG yang paling rendah.

Dalam matriks tersebut menurutnya terlihat bahwa Indonesia masih memiliki ketergantungan tinggi pada batu bara, isu kenaikan suhu yang tergolong tinggi, serta isu penyalahgunaan lahan untuk hutan atau pertanian yang tinggi.

"Ini artinya masih ada banyak ruang untuk perbaikan. Untuk mencapai perbaikan tersebut, pemerintah telah mendorong para pelaku bisnis guna mengembangkan dan memanfaatkan sumber Energi Baru dan Terbarukan (EBT) dan kebijakan Pembangunan Rendah Karbon (PRK) sehingga mendorong ketertarikan investor untuk berinvestasi pada produk-produk investasi bertema ESG," katanya.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), tercatat adanya pertumbuhan signifikan pada total nilai dana kelolaan dan jumlah produk Reksa Dana berprinsip ESG sejak tahun 2017. Motivasi Investor menurutnya juga menjadi faktor pendukung dari maraknya investasi yang berbasis ESG. 

Selain itu menurut data CFA Institute, lebih dari 60% Investor Institutional memiliki motivasi untuk mendapatkan higher risk adjusted returns ketika melakukan investasi dengan tema ESG dan lebih dari 45% Investor ritel memiliki motivasi untuk mengekspresikan personal value pada perusahaan-perusahaan yang memiliki impak sosial dan lingkungan positif saat melakukan investasi berbasis ESG.

Tren Isu Lingkungan Menarik Perhatian Investor
Camar menyebut bahwa peningkatan tren investasi ESG tidak terlepas dari meningkatnya kepekaan publik terhadap isu-isu sosial dan lingkungan yang terus mengemuka. Perubahan iklim, polusi udara, atau bahkan penggunaan plastik, menurut Camar adalah beberapa contoh tren isu yang menarik perhatian, terutama para investor ritel untuk berinvestasi di instrumen berbasis ESG.

“Meningkatnya animo masyarakat pada investasi berkelanjutan telah memberikan gambaran bahwa saat ini investasi tidak hanya sebatas aktivitas yang berfokus pada keuntungan saja, namun juga sudah seharusnya punya sisi kepedulian pada aspek sosial kemasyarakatan, lingkungan, dan tata kelola perusahaan yang baik,” ungkap Camar.

Camar menjelaskan bahwa PT Insight Investments Management (INSIGHT) selaku Manajer Investasi juga turut mengambil peran dalam membangun semangat ESG Investing di Indonesia. Sejalan dengan tagline Insight yaitu Transforming Investments Into Social Impact, INSIGHT telah memiliki dua produk reksadana yang sejalan dengan prinsip ESG, terutama berfokus pada kepedulian terhadap lingkungan.

“Untuk para investor yang mengincar produk Reksa Dana berbasis ESG, INSIGHT merekomendasikan produk Reksa Dana Indeks Insight SRI-Kehati Likuid dengan kinerja historikal yang outperformed terhadap Indeks acuannya," sebutnya.

Ia menjelaskan produk Reksa Dana Indeks Saham ini berfokus pada saham-saham yang sifatnya likuid dan memberikan kesempatan kepada para Investor Reksa Dana untuk berkontribusi dalam berbagai program pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia, bekerja sama dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati (Kehati).

Sebagai informasi, Indeks SRI-Kehati merupakan Indeks yang berbasis Sustainable and Responsible Investing (SRI) dan ESG. Indeks ini beranggotakan saham- saham dengan hasil penilaian kinerja SRI dan ESG yang baik, tercermin pada bobot sektoral dari indeks SRI-Kehati overweight di sektor finansial dan infra, dimana kedua sektor tersebut memiliki fundamental yang relatif lebih baik jika dibandingkan dengan sektor- sektor lainnya dan underweight di sektor teknologi.

Selain itu, Camar menambahkan bahwa Insight melalukan screening tambahan terhadap Indeks SRI-Kehati berdasarkan likuiditas saham-saham anggotanya dengan menambah maksimal 20% porsi saham-saham SRI-Kehati yang lebih likuid dan mengurangi porsi saham- saham SRI-Kehati yang kurang likuid. 

"Alhasil, potensi performa dari Reksa Dana Insight SRI- Kehati Likuid dapat lebih optimal jika dibandingkan dengan Indeks SRI-Kehati itu sendiri," ujarnya.

Kegiatan CSR yang telah didukung oleh Reksa Dana Indeks Insight SRI-Kehati Likuid adalah mendukung program pengembangan sorgum di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur dan mendukung pengembangan Taman Kehati, yang berlokasi di 8 provinsi seluruh Indonesia (Sumatra Barat, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Utara).

Selain Insight Sri-Kehati Likuid, INSIGHT juga mengelola produk Reksa Dana Pendapatan Tetap Insight Renewable Energy Fund yang juga berfokus pada isu lingkungan. ESG investing dalam produk ini diwujudkan melalui penyisihan sebagian dari management fee untuk berbagai kegiatan CSR yang mempromosikan dan melaksanakan advokasi penggunaan Energi Baru dan Terbarukan (EBT).

"Secara kinerja, imbal hasil historikal dari Reksa Dana Insight Renewable Energy Fund juga mampu outperformed atas benchmark. Selain itu reksa dana ini juga memiliki fitur pembagian dividen per bulan, sehingga bisa memberikan potensi imbal hasil yang lebih baik,’’ tutup Camar.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar