c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

27 Februari 2025

21:00 WIB

Investasi Energi Terbarukan Masih Jadi PR Indonesia

Meski menjadi tantangan, pemerintah bakal tetap menggenjot investasi energi terbarukan.

Penulis: Yoseph Krishna

<p>Investasi Energi Terbarukan Masih Jadi PR Indonesia</p>
<p>Investasi Energi Terbarukan Masih Jadi PR Indonesia</p>

Petugas melakukan perawatan terhadap panel surya di atap gedung Hotel Claro, Makassar, Sulawesi Sela tan, Rabu (2/8/2023). Antara Foto/Arnas Padda

JAKARTA - Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM Todotua Pasaribu mengakui investasi untuk proyek energi terbarukan masih menjadi tantangan dan pekerjaan rumah untuk pemerintah.

Meski Indonesia punya potensi energi terbarukan sebesar 3.700 GW, tetapi realisasinya masih terbilang sangat rendah. Wajar saja, energi terbarukan disebut Todotua menjadi investasi dengan risiko tinggi karena butuh teknologi dan capex yang sangat besar.

"Saya setuju bahwa butuh teknologi dan investment capex yang sangat besar dengan risiko yang tinggi untuk energi terbarukan," ujar dia dalam sebuah sesi diskusi di Jakarta, Kamis (27/2).

Tetapi mau tidak mau, Indonesia harus tetap menjalankan proyek-proyek berbau transisi energi tersebut. Presiden Prabowo Subianto pun ia sebut telah memberi instruksi agar investasi energi terbarukan harus dimaksimalkan.

Baca Juga: Pengamat: EBT di Indonesia Belum Siap, Mustahil Pensiunkan PLTU Batu Bara

Investasi energi terbarukan, sambungnya, terutama dilakukan pada sektor panas bumi atau geothermal. Pasalnya, Indonesia digadang-gadang menjadi negara dengan cadangan panas bumi terbesar nomor dua di dunia.

"Khususnya di bidang panas bumi, Indonesia memiiliki cadangan terbesar kedua di dunia. Kita meyakini karena hampir sebagian besar wilayah Indonesia dilalui garis gunung berapi," terang Todotua.

Todotua menyebut dari 3.700 GW potensi energi terbarukan di Indonesia, baru sekitar 0,39%  atau sekitar 14,4 GW yang sudah termanfaatkan saat ini. Karena itu, investasi energi terbarukan harus segera digenjot guna mengoptimalkan potensi yang besar itu.

"Ini memang adalah suatu tantangan atau potensi yang sangat besar untuk kita masuk serius mengelolanya ke depan," katanya.

Baca Juga: Sebanyak 79% Pembangkit Listrik RI Bakal Berbasis EBT Pada Tahun 2060

Dengan proyek-proyek listrik bersih, Todotua optimis bauran energi terbarukan bisa terakselerasi. Diproyeksikan, bauran EBT pada tahun 2034 mencapai 34,6% atau 2,5 kali lipat lebih besar dari persentase tahun 2024.

Di samping mendongkrak investasi energi terbarukan, dia juga menekankan pemerintah bakal memperbesar demand listrik bersih dalam rangka adjusting harga listrik yang bersumber dari energi terbarukan.

"Serapannya maupun daya jual yang diberikan oleh PLN kepada publik maupun market industri itu angkanya masih sangat kecil. Ke depan kita akan memperbesar serapan demand, maka ini mungkin bisa menjadi solusi untuk meng-adjust pricing dari energi terbarukan. Sehingga, dalam hal ini PLN bisa juga tetap stabil," tandas Todotua Pasaribu.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar