c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

21 Maret 2022

19:11 WIB

Insomnia Berbuah Ceruk Usaha

Berawal dari pengalaman diri, Audrei dan Adama merintis Sukha. Disrupsi gaya hidup karena pandemi membuat usaha aromaterapi kian moncer.

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Dian Kusumo Hapsari

Insomnia Berbuah Ceruk Usaha
Insomnia Berbuah Ceruk Usaha
Produk aromaterapi SUKHA. Instagram/@Shuka.inc

JAKARTA – Apakah Anda termasuk orang yang memiliki pola tidur teratur? Jika belum, mulai berhati-hatilah dan upayakan agar bisa tidur teratur. Pasalnya, beberapa penelitian menunjukkan, pola tidur tidak teratur bisa jadi penyebab penyakit jantung dan gangguan kesehatan lainnya. 

Sejumlah orang mungkin beranggapan, tidur nyenyak selama minimal tujuh jam sudah lebih dari cukup untuk menjaga kesehatan. Padahal, pola tidur juga perlu teratur agar kesehatan tetap prima.

Orang yang dikatakan memiliki pola tidur tidak teratur apabila jadwal berangkat dan bangun tidurnya berubah-ubah setiap hari. 

Hal itu biasanya dialami pekerja sif, orang yang ‘doyan’ begadang, mengalami jet lag, atau baru bepergian dari daerah dengan zona waktu yang berbeda.

Banyak orang yang lantas memilih jalur cepat dengan menggunakan bantuan obat-obatan, bahkan obat bius yang menimbulkan efek samping dan justru menyebabkan ketergantungan.

Berangkat dari masalah umum inilah, Audrie Gabriella Vincenthio bersama rekannya, Adama Renardi, membuat produk aromaterapi. Berada di bawah bendera Sukha, mereka menawarkan beberapa produk yang diklaim dapat menenangkan dan membantu tidur lebih pulas. Yakni, sleep aromatherapy spray dan oil, bath salt, serta handsanitizer.

"Awalnya, kita sempat lihat apa yang masyarakat lagi butuhkan saat itu, dan yang kita butuhkan juga. Jadi dari awal, kita berpikir bagaimana caranya kasih value ke masyarakat dan coba cari masalah yang bisa kita kasih solusinya," kata Audrie sapaan akrabnya, saat berbincang dengan Validnews melalui sambungan telepon, Selasa (15/3).

Wanita kelahiran tahun 1997 ini menuturkan, banyak kelebihan yang ditawarkan dari produk buatannya. Bahan-bahan yang digunakan alami, adalah di antara kelebihannya. 

Kemudian, produk Sukha dapat digunakan alias aman bagi anak-anak dan ibu hamil. Produk ini juga mengantongi izin edar dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan).

"Kenapa kita buat aromaterapi yang di-spray dan oil diffuser? Karena, dihirup saja, jadi aromanya membuat menenangkan. Sehingga, aman juga untuk anak-anak dan ibu hamil, bukan yang dikonsumsi," jelasnya.

Meski menciptakan produk untuk dapat tidur pulas, Audrie menegaskan bahwa produk Sukha ini hanya dapat membantu insomnia ringan, bukan insomnia sedang hingga berat. 

“Insomnia sedang sampai berat itu tidak bisa semata-mata langsung pakai Sukha bisa tidur, karena ini (bahan) natural. Kalau mereka memang kondisinya berat dan perlu obat dokter, ya harus disesuaikan. Karena (bahan) alami tidak langsung (bekerja) instan, tidak seperti bius,” terang wanita yang kini berusia 24 tahun itu.

Kini, Audrie tak lagi hanya berdua dengan rekannya dalam mengelola Sukha. Namun telah berhasil mempekerjakan total sebanyak lima orang. Lima orang itu mengisi posisi yang berbeda. Diantaranya, admin, dan urusan kemasan distribusi, dan marketing.

Menariknya, produk Sukha pernah dipilih oleh TikTok sebagai gift untuk kampanye #MoveForMentalHealth dan dikirimkan kepada para influencer. Sukha juga berkolaborasi dengan Organisasi Psikologi untuk mental health.

Bermula Dari Pengalaman
Produk yang pertama kali dibuat Audrie tak langsung sleep aromatherapy spray maupun oil, melainkan dalam bentuk bath salt. Kala itu, ia sering mendapati mamanya yang suka merendam kaki dengan air hangat selepas bekerja. 

Maklum, Mama Audrie adalah ‘working mom’ yang bekerja di bank dan mengharuskan mengenakan sepatu high heels seharian penuh.

Dari situ, Audrie berinisiatif melakukan percobaan dengan membuat bath salt rumahan. Hasilnya sesuai keinginan, mampu membantu meringankan otot dan juga menenangkan sang mama. 

Dia pun tertarik untuk mempelajarinya lebih jauh.  

Kemudian, pada 2020, Audrie tamat dari bangku perkuliahan Binus Business School lewat dual degree program (master track). Dia menempuh jenjang S1 dan S2 dalam waktu singkat. Usai lulus, ia sempat mencicip kerja kantoran di Sampoerna.

Selama berkarier di sana, Audrie bersama rekannya Adam, ingin mengembangkan sebuah produk baru bersama, selain bath salt. Saat itu, awal tahun 2020, virus covid-19 sedang maraknya di Tanah Air. Audrie ingin menciptakan sebuah produk yang dibutuhkan masyarakat. Jadi, tercetuslah untuk membuat handsanitizer yang kala itu memang marak.

Sayangnya, dagangan Audrie tidak terlalu dilirik. Ia kembali memutar otak, berpikir untuk menciptakan sebuah produk baru lainnya.

Produk Baru Lain
Selama awal corona, banyak terjadi perubahan pada gaya hidup. Tak hanya sering mencuci tangan atau menggunakan handsanitizer dan masker, tetapi juga berpengaruh terhadap pola tidur. 

Audrie salah satu yang merasakannya. Dia merasa sulit tidur karena adanya aktivitas-aktivitas baru. Dari sanalah, Audrie akhirnya melihat peluang baru.

Ia bersama Adam lantas mengumpulkan modal sebesar Rp16 juta dan mulai mengeksekusi ide. Mereka membeli berbagai alat dan bahan, melakukan uji coba, riset dan penelitian dalam kurun waktu lebih dari enam bulan, hingga meracik banyak formula sampai menemukan yang pas.

"Kita racik banyak formula dari berbagai penelitian yang paling tepat dan optimal seperti apa, kita coba sendiri dan kasih keluarga. Sampai akhirnya muncullah Pulas. Dulu namanya Pulas, Pulas sleep aromatherapy spray," ujarnya.

Sedari awal mulai bisnis, Audrie memfokuskan pemasaran produk secara online. Dia mengandalkan marketplace, seperti Tokopedia dan Shopee untuk menarik banyak konsumen. Ia juga melakukan promosi melalui media sosial Instagram.

"Jadi kita memberikan informasi, edukasi tentang produk kita via Instagram, kemudian dilanjutkan ke website. Instagram istilahnya perkenalan untuk ke profile kita seperti apa, lalu nanti masyarakat atau pelanggan bisa ke website kita. Itu ada informasi yang lebih lengkap dan ada tombol langsung ke marketplace," tutur Audrie.

Usahanya berbuah manis. Bisnis Audrie mulai dilirik banyak orang, bahkan mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Baru dua bulan berjalan, Audrie dan Adam sudah bisa balik modal. Pasalnya, banyak orang tertarik dengan produk Sukha yang memberikan iming-iming dapat tidur pulas.

Memilih Keluar
Saking besarnya pesanan yang diterima, membuat keduanya kewalahan. Apalagi, saat itu, Audrie masih berstatus sebagai pekerja kantoran. Tak bisa menjalankan keduanya secara seimbang, dia memilih untuk melepas salah satu. 

“Setelah aku resign, kita mulai reframe, jadi sekarang Pulas ini sudah benar-benar branding jadi Sukha aja, Sukha sleep aromatherapy spray. Itu sebenarnya yang kita mau jadikan jiwanya dari Sukha, untuk membantu masyarakat Indonesia agar bisa mencapai tidur yang lebih baik," ucapnya.

Dalam sebulan, Sukha bisa menerima rata-rata pesanan sebanyak 300 hingga 400 buah. Tak hanya bisa diberikan kepada personal, produk Sukha juga dapat dipesan dalam partai besar.

"Kita memang adain juga khusus untuk hampers dan gift. Untuk yang satuannya, kita bisa juga misal mau kasih ini ke keluarga, teman, orang tua, kita kasih complimentary kaya gift pita sama untuk notes kita sediain. Tapi kalau untuk acara, hampers, atau dalam jumlah banyak, kita juga sediakan," ungkap Audrie.


Berdasarkan rata-rata ulasan pengguna Sukha, mereka biasa menyemprotkan tiga kali untuk format spray

Sementara untuk sleep aromatherapy oil, bisa diteteskan sebanyak lima kali dan menggunakan diffuser selama 30 menit hingga aromanya keluar.

Untuk traveling, Audrie lebih menyarankan membawa sleep aromatherapy spray karena bisa dibawa kemana-mana, praktis, dan lebih memudahkan. Belakangan, produksi mereka sampai ribuan buah per bulannya.

Kejadian suka duka sering kali dan bahkan pasti terjadi dalam menjalankan sebuah bisnis. Tak terkecuali dengan Audrie. Dalam merintis bisnis Sukha, dirinya mengaku mengalami beberapa rintangan dan kesulitan.

Saat awal memutuskan mau membuat produk apa, misalnya. Audrie dan Adam tak ingin membuat produk asal. Ujungnya, keduanya harus mengeluarkan kocek yang cukup besar dan butuh waktu berbulan-bulan hingga menemukan formula yang dirasa pas.

Tak sampai disitu, di kala ia memutuskan resign dari perusahaan ternama dan ingin fokus mengembangkan bisnis, keputusan besar ini menuai pro dan kontra dari keluarga. 

Sukha yang sudah mulai diterima oleh masyarakat dan banjir orderan, ternyata menimbulkan masalah baru. Yakni, sering kali hampir kehabisan stok. Menghadapi kondisi seperti itu, Audrie suka dilanda panik. Cara mengakalinya, tiap hampir kehabisan stok, ia coba komunikasi lagi ke supplier dan mengkaji langkah mitigasi.

Berkat ketekunannya itu, Sukha kini telah mengantongi rata-rata omzet lebih dari Rp100 juta tiap bulan. Sukha telah dipasarkan hampir ke seluruh Indonesia dengan pasar terbesarnya di Jabodetabek. Bahkan, produk ini juga sempat dibawa ke negeri tetangga, Singapura.

"Sukha sendiri ini artinya ‘kebahagiaan’. Sukha dari bahasa Sanskerta yang artinya 'bahagia'. Kenapa aku dan partner akhirnya bangun Sukha? Karena kita ingin share kebahagiaan dan membuat orang bahagia. Angle yang kita ambil dari membantu tidur mereka," ungkap Audrie.

Untuk jangka panjang, mereka ingin memecahkan solusi-solusi lain. Saat ini, tim Sukha tengah kembali melakukan riset untuk membuat produk baru yang juga bisa membantu warga di Tanah Air.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar