c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

25 Agustus 2023

08:39 WIB

Ini Strategi Inalum Capai Pertumbuhan CAGR 41% Hingga 2028

Inalum berharap ada pertimbangan alokasi kuota impor aluminium bersifat barang setengah jadi apabila terjadi peningkatan kapasitas industri smelter dalam negeri.

Penulis: Yoseph Krishna

Ini Strategi Inalum Capai Pertumbuhan CAGR 41% Hingga 2028
Ini Strategi Inalum Capai Pertumbuhan CAGR 41% Hingga 2028
Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR bersama jajaran Dewan Direksi PT INALUM, Kamis (24/8). Validnews/Yoseph Krishna

JAKARTA - Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Danny Praditya dengan optimis mematok target pertumbuhan CAGR hingga 41% dalam waktu lima tahun ke depan atau tahun 2028.

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR, dia mengatakan target agresif itu dikarenakan ada gap pemenuhan kebutuhan aluminium domestik yang saat ini masih dipenuhi oleh impor berpotensi besar diisi oleh Inalum.

"Ke depan kami harap ada kebijakan yang mendukung industri nasional sehingga apabila nanti terjadi peningkatan kapasitas industri smelter aluminium di dalam negeri, kiranya bisa dipertimbangkan alokasi atau kuota impor aluminium yang sifatnya barang setengah jadi," papar Danny, Kamis (24/8).

Untuk tahun ini, Danny menyebut pihaknya punya proyek strategis secondary aluminium fase 1 untuk PT Indonesia Aluminium Alloy yang sudah berjalan dengan kapasitas 30 ribu ton aluminium billet per tahun. Proyek tersebut rencananya diikuti Cooperation CTP Project yang akan dijalankan pada tahun 2024 dengan kapasitas 24 ribu ton per tahun.

"Tahun 2024 diharapkan juga pot upgrading selesai dilaksanakan dan dilakukan start up. Kebetulan, ada 170 pot yang dilakukan upgrading dan akan menambah 25 ribu ton per tahun," kata dia.

Baca Juga: Bos Inalum Beberkan Peluang Dan Tantangan Smelter Aluminium

Kemudian rencana tahun 2025 ialah operasional Smelting Grid Alumina Refinery (SGAR) Mempawah Phase 1 secara optimum sebagai feedstock smelter aluminium Inalum di Kuala Tanjung, Sumatera Utara.

"Ini merupakan feedstock untuk aluminium smelter kita di Kuala Tanjung yang kapasitasnya mencapai 1 juta ton per annum dan ini cukup sampai 500 ribu ton aluminium dari smelter," ucapnya.

Tak sampai situ, Inalum pada tahun 2025 juga membidik secondary alumunium fase 2 untuk PT IAA bisa beroperasi dan ramp up dari kapasitas fase 1 30 ribu ton per tahun menjadi 50 ribu ton per tahun.

Kemudian tahun 2026, Danny menerangkan pihaknya akan fokus memfinalisasikan fine tuning soal FID proyek Calcined Petroleum Coke (CPC) Plant dengan estimasi harga di tahun 2023.

"Karena FID-nya menggunakan harga 2021, diharapkan finalisasi untuk fine tuning dengan harga 2023. Ini harapannya bisa dieksekusi akhir 2023 dan tahun 2026 CPC Plant bisa beroperasi dengan kapasitas 100 ribu ton per annum," jabar dia.

Baca Juga: Inalum Ungkap Nilai Tambah Hilirisasi Bauksit

Selain itu, Inalum pada tahun 2026 juga merencanakan rampungngnya proyek pot optimization dengan teknologi EGA dari Emirates. Proyek itu ditargetkan memberi tambahan kapasitas produksi sebesar 25 ribu ton per tahun.

"Jadi sebelum Brownfield, kita tingkatkan kapasitas melalui pot upgrade dan pot optimization, ini akan menambah total 50 ribu ton per tahun produksi alumunium," jelas Danny.

Selanjutnya pada 2027, Inalum membidik ekspansi Smelter Kuala Tanjung (Brownfield 1) berkapasitas 600 ribu ton aluminium primer per tahun, SGAR Mempawah Phase 2 berkapasitas 1 juta-2 juta ton alumina per tahun, serta Secondary Alumunium Phase 3 Kuala Tanjung berkapasitas 100 ribu ton aluminium sekunder per tahun.

"Terakhir pada 2028-2030 yang diharapkan bisa terealisasi adalah smelter expansion di Kalimantan Barat (Greenfield) untuk tambahan 600 ribu ton aluminium per tahun. Apabila market-nya tervalidasi, kita pertimbangkan untuk menambah lagi 600 ribu ton aluminium untuk smelter Kuala Tanjung," tandas Danny Praditya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar