30 Desember 2023
17:45 WIB
Penulis: Fitriana Monica Sari
JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI (BBRI) menyampaikan, sepanjang Januari hingga November 2023, BRI telah menyalurkan KUR sebesar Rp143 triliun kepada lebih dari 3 juta debitur.
Corporate Secretary BRI A. Hendy Bernadi menjelaskan bahwa terdapat penyesuaian atau perubahan alokasi kuota KUR BRI tahun 2023 oleh Pemerintah dari sebelumnya Rp270 triliun menjadi Rp194,4 triliun.
Dengan demikian, sampai dengan akhir Oktober 2023, BRI telah menyalurkan 73% dari target.
"Angka penyaluran KUR 2023 tersebut lebih rendah apabila dibandingkan dengan penyaluran KUR periode yang sama tahun lalu, yaitu Januari hingga November 2022 yang sebesar Rp230,08 triliun," kata Hendy kepada Validnews, Jumat (29/12).
Menurutnya, angka penyaluran KUR 2023 yang lebih rendah ini tak lepas dari faktor perangkat kebijakan KUR yang baru terbit pada awal September 2023.
Baca Juga: Pemerintah Telah Salurkan KUR 2023 Sebesar Rp255,8 T
Adapun, salah satu strategi utama perseroan dalam meningkatkan penyaluran KUR, yakni BRI masuk ke segmen yang lebih kecil (ultra mikro) dan menangkap potensi segmen ultra mikro melalui sinergi secara harmonis dengan penguasaan ultra mikro Pegadaian dan PMN.
Nantinya, sinergi ini dimanfaatkan secara optimal bagi Perseroan untuk menciptakan sumber-sumber baru pendapatan (new sources of income) sebagai penggerak baru bagi pertumbuhan bisnis Perseroan (new growth engine).
"Riset internal BRI menemukan bahwa perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan kredit, mengingat suku bunga kredit bukan satu-satunya variabel untuk meningkatkan pertumbuhan kredit nasional," ujarnya.
Berdasarkan perhitungan model ekonometrika, variabel paling sensitif atau elastisitasnya paling tinggi terhadap pertumbuhan kredit adalah konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat.
Realisasi KUR BCA
Di sisi lain, EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan, dalam rangka turut mendorong pemulihan perekonomian nasional, BCA senantiasa berkomitmen untuk turut serta dalam penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Saat ini, target penyaluran KUR BCA direvisi menjadi Rp720 miliar di tahun 2023, seiring dengan target nasional yang mengalami penurunan per Agustus 2023.
"Hingga November 2023, realisasi KUR BCA tercatat bertumbuh sebesar 21,1% secara tahunan (year on year/YoY) dengan sebagian besar KUR BCA disalurkan untuk sektor perdagangan serta mayoritas di provinsi Jawa Tengah yang juga merupakan lumbung UMKM," ungkap Hera kepada Validnews, Rabu (20/12).
Ke depan, pihaknya berkomitmen untuk mengoptimalkan channel penyaluran di Bank, digitalisasi, serta optimalisasi rantai pasok buyer atau mitra.
BCA terus mengembangkan infrastruktur penyaluran KUR dengan adanya webform pengajuan KUR, end to end pengolahan KUR Tanpa Agunan via platform digital, serta otomasi beberapa laporan serta data untuk internal dan eksternal.
Baca Juga: Penyaluran KUR Masih Bermasalah, Bank Penyalur Akan Ditegur
Sebelumnya, Pemerintah telah menyalurkan KUR tahun ini sebesar Rp255,8 triliun kepada 4,57 juta debitur, hingga 26 Desember 2023.
Penyaluran ini bersanding dengan tingkat kredit macet (Non-Performing Loan/NPL) terjaga pada level 2,03%, atau di bawah rata-rata NPL gross nasional sebesar 2,42%.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, pemerintah terus mendorong akselerasi penyaluran KUR sebagai salah satu strategi dalam menjaga pertumbuhan ekonomi. Saat ini, program KUR bertransformasi menjadi pintu masuk UMKM ke ekosistem keuangan formal.
Sejalan dengan komitmen memperluas akses pembiayaan formal UMKM, kualitas penyaluran KUR juga diklaim meningkat.
“Tecermin, per 31 Agustus 2023, porsi debitur KUR baru (pertama kali akses KUR) meningkat menjadi 70% dari total debitur KUR 2023, dan sebanyak 53% debitur KUR 2023 merupakan debitur yang naik kelas pembiayaan (debitur graduasi),” katanya saat memimpin Rakor Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi UMKM, Jakarta, Kamis (28/12).