c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

18 April 2024

21:00 WIB

Ini Alasan Bitcoin Anjlok Jelang Halving

Menjelang momen halving yang diperkirakan terjadi pada 20 April mendatang, harga Bitcoin terpantau turun pada Kamis (18/4).  

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

<p>Ini Alasan Bitcoin Anjlok Jelang <em>Halving</em></p>
<p>Ini Alasan Bitcoin Anjlok Jelang <em>Halving</em></p>

Ilustrasi Bitcoin. Shutterstock/Creativan

JAKARTA - Menjelang momen halving yang diperkirakan terjadi pada 20 April mendatang, harga Bitcoin terpantau turun pada Kamis (18/4). Penurunan terjadi lebih dari 3,84% menjadi US$61.309. Aset kripto terbesar di dunia ini telah anjlok lebih dari 13,05% dalam tujuh hari terakhir dan lebih dari 10,31% dalam satu bulan terakhir.  

"Penurunan Bitcoin ini terjadi bukan tanpa sebab. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi, utamanya meningkatnya ketegangan konflik Iran-Israel dan keyakinan The Fed yang tidak mungkin menurunkan suku bunga secara terburu-buru pada tahun ini," kata Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur dalam pernyataan resmi, Kamis (18/4).

Selain itu, menurutnya investor di pasar kripto tengah menantikan halving. Secara tren, halving ini akan meningkatkan harga, namun dengan harga Bitcoin yang baru-baru ini mencapai titik tertinggi dalam sejarah, keraguan muncul. 

"Halving diperkirakan akan meningkatkan harga BTC dalam jangka panjang, tapi jelang itu Bitcoin akan semakin berfluktuasi dan kemungkinan akan terus mengalami penurunan," kata Fyqieh.

Baca Juga: Jelang Halving Day, BTC Masih Fluktuatif

Fyqieh menjelaskan secara tren harga Bitcoin menjelang halving. Jika sejarah terulang kembali, BTC mungkin akan mengalami penurunan harga sebelum mendapatkan momentum untuk bull run. Tren penurunan ini bukan hal yang tidak terduga, karena BTC yang mengikuti tren historis menjelang halving mendatang.

Bitcoin perlahan-lahan beralih dari fase “Pre-Halving Rally” ke fase “Pre-Halving Retrace” yang cenderung terjadi 28 hingga 14 hari sebelum peristiwa halving. Fase ini mengakibatkan penurunan harga masing-masing sebesar 38% dan 20% pada tahun 2016 dan 2020. Sejarah Bitcoin menunjukkan penurunan besar-besaran sebelum berkurang separuhnya yang diikuti oleh reli besar-besaran.

"Jika memang ingin akumulasi aset seperti Bitcoin, mungkin bisa mulai DCA (Dollar Cost Averaging) untuk mengurangi volatilitas bitcoin di masa dekat dekat ini. Mengadopsi strategi DCA dapat membantu investor membeli BTC secara konsisten dan mengurangi risiko harga yang terlalu tinggi atau rendah. Investor juga dapat memperhatikan tren historis dan analisis teknis untuk menentukan titik masuk dan keluar yang tepat," saran Fyqieh.

Baca Juga: Luno: Halving Bitcoin Tahun Ini Berbeda Dari Sebelumnya

Meskipun harga BTC mungkin akan mengalami koreksi harga lagi, dalam jangka panjang tampak bullish. Khususnya, setelah fase Pre-Halving Retrace, BTC akan memasuki fase akumulasi ulang. Fase akumulasi mungkin akan berlangsung selama hampir 5 bulan. Rentang akumulasi ulang ini yang dapat meningkatkan harga Bitcoin mencapai ATH Baru.

“Banyak investor yang terguncang pada tahap ini karena kebosanan, ketidaksabaran, dan kekecewaan terhadap kurangnya hasil besar dalam investasi BTC mereka setelah halving. Setelah Bitcoin keluar dari area akumulasi ulang, terobosan ke tren naik. Selama fase inilah Bitcoin mengalami percepatan pertumbuhan menuju titik tertinggi baru sepanjang masa,” ujar Fyqieh.

Analisis Harga
Fyqieh menerangkan, reli yang berkepanjangan selalu terjadi setelah peristiwa halving, yang berlangsung selama 6-18 bulan. Pergerakan harga pada halving sebelumnya mendukung pandangan ini: Bitcoin naik rata-rata 61% dalam enam bulan menjelang halving sebelumnya, dan naik rata-rata 348% dalam enam bulan setelah halving.

Selain itu adanya ETF BTC spot kemungkinan dapat mempercepat tren kenaikan harga BTC dan menciptakan kondisi pasar yang belum pernah terjadi sebelumnya. 

"Namun, jika gagal menguji support tersebut dan berada di bawahnya, maka kemungkinan BTC mencapai US$58.000. Namun, pada sisi positifnya, jika harga BTC naik, maka akan menemukan resistensi di level US$73.662 dan US$77.080, yang mungkin menghambat harga untuk naik lebih lanjut," tandasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar