27 Maret 2024
09:13 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
JAKARTA - PT Indra Karya (Persero) menargetkan kontrak baru sepanjang tahun 2024 ini bakal tembus hingga Rp800 miliar.
Dengan begitu, perusahaan pelat merah yang bergerak di bidang jasa konsultasi rekayasa tersebut bakal mencatat kenaikan nilai kontrak dari tahun 2023 yang sebesar Rp600 miliar.
"Untuk 2024, kami akan mencoba mencatatkan kontrak kurang lebih Rp800 miliar," tutur Direktur Indra Karya Eko Budiono dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (26/3).
Tak hanya dari sisi nilai kontrak, Eko menegaskan pihaknya juga punya target peningkatan pendapatan sekitar 20% dari Rp210 miliar pada 2023 menjadi Rp250 miliar tahun 2024 ini.
"Dari sisi laba juga kita akan mendorong lagi dari Rp13 miliar kurang lebih menjadi Rp16 miliar," tambahnya.
Sekadar informasi, kontrak-kontrak yang biasanya digarap oleh Indra Karya ialah pada bidang kajian proyek infrastruktur baik oleh pemerintah maupun swasta.
Baca Juga: Progres Sentuh 16%, Bendungan Mbay Ditargetkan Rampung Akhir 2024
Selain kajian, Indra Karya juga menggarap feasibility study, desain secara detail, hingga menentukan spesifikasi infrastruktur. Dari situ, Eko meyakini pekerjaan yang digarap Indra Karya punya peran krusial terhadap keberhasilan proyek infrastruktur.
"Tanpa adanya konsultan tadi, saya katakan ya konstruksi ini mungkin akan liar nantinya. Peran konsultan ini relatif tidak kelihatan, tapi sebelum tahap konstruksi, konsultan sangat berperan dari kajian, studi, lingkungan, hingga desain," kata dia.
Lebih lanjut, dia menjelaskan kontrak-kontrak baru yang diincar Indra Karya masih di lingkup pengembangan sumber daya air (SDA). Sejauh ini, Eko mengatakan sektor itu menjadi tulang punggung bisnis Perseroan.
"Itu menjadi tantangan kami untuk bisa menjaga SDA tetap menjadi penyeimbang atau menjadi pondasi ketahanan pangan kita," tutur Eko.
Di sisi lain, Indra Karya tak tutup mata terhadap potensi pengembangan usaha di luar SDA. Apalagi, sumber pendanaan yang bisa diakses Perseroan kini sudah semakin terbuka baik dari BUMN, swasta, maupun pinjaman.
"Sebaran kami ini BUMN sudah ada, swasta lebih kuat, loan juga semakin besar. Tinggal nanti sejauh mana 2024 akan kita dorong," pungkas Eko Budiono.
Powered by Froala Editor