c

Selamat

Senin, 10 November 2025

EKONOMI

25 September 2024

13:57 WIB

Indonesia-Kanada Targetkan ICA-CEPA Rampung Desember 2024

Indonesia dan Kanada berkomitmen akan segera menuntaskan perundingan perjanjian kemitraan berdagang ICA-CEPA pada Desember 2024.  

Penulis: Erlinda Puspita

<p>Indonesia-Kanada Targetkan ICA-CEPA Rampung Desember 2024</p>
<p>Indonesia-Kanada Targetkan ICA-CEPA Rampung Desember 2024</p>

Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (23/8/2024). Antara Foto/Fauzan

TORONTO, KANADA - Indonesia dan Kanada berkomitmen untuk segera merampungkan Perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara kedua negara, atau disebut Indonesia-Canada Comorehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA) pada akhir 2024. 

Menurut Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI, Djatmiko Bris Witjaksono, Perundingan ICA-CEPA yang memasuki putaran ke-9 ini semakin terlihat serius dari kedua negara agar bisa segera tuntas. 

"Kedua pihak memiliki semangat dan aspirasi yang sama untuk bersikap pragmatis dan fleksibel agar dapat segera menyelesaikan perundingan ICA-CEPA pada akhir tahun ini," ujar Djatmiko dalam keterangan tertulis, Rabu (25/9). 

Perundingan putaran ke-9 ICA-CEPA saat ini sedang berlangsung sejak 23 September 2024 hingga 27 September 2024, di Toronto Kanada. Pada putaran ini, Djatmiko menjelaskan, terdapat 16 isu runding yang dibahas dan akan melanjutkan diskusi mengenai mineral kritis yang diusung Indonesia. 

Direktur Perundingan Bilateral Kemendag sekaligus Deputy Chief Negotiator Perundingan ICA-CEPA, Johni Martha berharap, pada putaran ke-9 ini kedua negara dapat mencapai keberhasilan untuk sejumlah isu runding. 

"Kami harap perundingan putaran ke-9 ini akan menyelesaikan pembahasan mengenai pengadaan pemerintah, kerja sama ekonomi dan teknis, sanitasi dan fitosanitasi, serta prosedur asal barang sesuai dengan Rencana Kerja yang disepakati kedua pihak," kata Johni.

Johni menambahkan, terkait akses pasar barang, jasa, maupun investasi, kedua negara sepakat untuk mempertimbangkan kepentingan ekonomi dan sensivitas sektoral kedua belah pihak. Hal ini menjadi upaya meningkatkan manfaat ekonomi dan kinerja perdagangan bilateral. 

"Kami menyambut baik perkembangan dari pembahasan isu akses pasar, baik barang, jasa, maupun investasi. Fleksibilitas kedua belah pihak sangat diperlukan, karena ini menjadi indikasi keseriusan kedua negara dalam mendukung percepatan penyelesaian perundingan," ungkapnya. 

Johni menuturkan, penandatanganan ICA-CEPA yang ditargetkan rampung pada Desember 2024 ini akan menjadi tonggak sejarah, sebagai perundingan perdagangan komprehensif pertama Indonesia di kawasan Amerika Utara. 

Perlu diingat, putaran ke-8 perundingan ICA-CEPA pada 24-28 Juni 2024 lalu telah merampungkan enam isu pembahasan, yaitu kebijakan persaingan usaha, praktik regulasi yang baik, transparansi dan antikorupsi, telekomunikasi, prosedur kepabeanan dan fasilitasi perdagangan, serta perpindahan manusia sementara. 

Sebagai informasi, dari data Kemendag, total perdagangan Indonesia-Kanada periode Januari-Juli 2024 mencapai US$2,08 miliar. Pada periode tersebut, ekspor Indonesia ke Kanada tercatat sebesar US$811,50 juta, sedangkan impor Indonesia dari Kanada sebesar US$1,27 miliar. Ini artinya neraca perdagangan Indonesia-Kanada masih defisit bagi Indonesia. 

Sementara itu, pada 2023, total perdagangan kedua negara mencapai US$3,44 miliar. Komoditas ekspor andalan Indonesia ke Kanada adalah perlengkapan telepon, hasil produksi atau limbah karet alam, aksesori, dan koper. Sedangkan, komoditas impor utama Indonesia dari Kanada yaitu gandum, pupuk, kedelai, dan serbuk kayu.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar